ANALIS MARKET (28/8/2024) : Ada Potensi Peningkatan Volatilitas Harga dan Yield SBN Berdenominasi Rupiah

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan kemarin (27/8), harga Surat Utang Negara (SUN) tercatat mengalami pelemahan.

Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0101) naik sebesar 5 basis poin ke level 6,52%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0100) naik sebesar 5 basis poin ke level 6,63%.

Sementara data Bloomberg menunjukkan, level yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) naik sebesar 1 basis poin menjadi 6,63%.

“Level yield curve SUN 10-tahun saat ini masih in line dengan estimated range kami untuk minggu ini, yaitu di kisaran 6,49-6,76%,” sebut analis BNI Sekuritas dalam riset Rabu (28/8).

Adapun volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp16,6 triliun kemarin, lebih tinggi dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp15,1 triliun.

FR0087 dan FR0100 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp2,6 triliun dan Rp2,1 triliun.

Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp1,7 triliun.

Sedangkan data DJPPR menunjukkan, total incoming bid pada lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) kemarin mencapai Rp23,9 triliun, lebih tinggi dibandingkan dengan lelang SBSN sebelumnya pada 13 Agustus 2024 yang mencapai Rp17,97 triliun.

Dari ketujuh seri yang ditawarkan, total amount awarded oleh Pemerintah sebesar Rp8 triliun, sesuai dengan target indikatif.

Di sisi lain, Pemerintah Indonesia telah melakukan penerbitan SUN Seri FR0105 melalui mekanisme private placement dengan nilai total sebesar Rp3 triliun yang transaksinya telah dilaksanakan pada tanggal 22 Agustus 2024.

Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah sebesar 0,37%, bergerak dari level Rp15.439/US$ di hari Senin menjadi Rp15.495/US$.

Dari eksternal, Indikator global menunjukkan sentimen yang stabil dengan sedikit kecenderungan negatif untuk pasar obligasi.

Yield curve US Treasury (UST) 5-tahun bertahan di 3,66%, dan yield curve UST 10-tahun meningkat sebesar 1bp menjadi 3,83%.

Sementara Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia bertahan di level 67bp.

“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang didiskusikan di atas, kami melihat adanya potensi peningkatan volatilitas harga dan yield instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Berdasarkan valuasi yield curve, kami memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0081, FR0040, FR0084, FR0056, FR0101, FR0082, FR0087, FR0085, FR0054, FR0065,” sebut analis BNI Sekuritas dalam riset Rabu (28/8).