ANALIS MARKET (02/12/2024) :  Ada Potensi Peningkatan Demand SBN Berdenominasi Rupiah

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) mengalami penguatan pada sesi perdagangan terakhir di pekan lalu. 

Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0101) turun sebesar 6 basis poin ke level 6,71%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0100) turun sebesar 6 basis poin ke level 6,82%. 

Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) turun sebesar 5 basis poin menjadi 6,87%. 

Sedangkan Volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp23,0 triliun hari Jumat lalu, lebih tinggi dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp11,1 triliun. 

FR0103 dan FR0104 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp5,8 triliun dan Rp3,5 triliun. 

Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp2,2 triliun.

Sementara itu, Laporan Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah oleh Bank Indonesia (BI) menunjukkan jual neto oleh investor asing sebesar Rp1,78 triliun berdasarkan data transaksi tanggal 25 – 28 November 2024. 

Jual neto tersebut terdiri dari beli neto sebesar Rp1,89 triliun di pasar SBN, jual neto sebesar Rp2,01 triliun di pasar saham, dan jual neto sebesar Rp1,66 triliun di pasar Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). 

Laporan tersebut juga menunjukkan berdasarkan data setelmen year-to-date per 28 November 2024, nonresiden telah mencatatkan beli neto Rp29,17 triliun di pasar SBN, beli neto Rp24,65 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp184,85 triliun di SRBI.

Di sisi lain, data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat 0,15%, bergerak dari level Rp15.872/US$ di hari Kamis menjadi Rp15.848/US$.

Dari eksternal, per posisi Jumat (29/11), indikator global menunjukkan sentimen yang cenderung positif bagi pasar obligasi, tercermin dari penurunan yield US Treasury (UST) dan Credit Default Swap (CDS) Indonesia. 

Yield curve UST 5-tahun turun sebesar 6bp menjadi 4,05%, dan yield curve UST 10-tahun turun sebesar 7bp menjadi 4,18%.

Sementara CDS 5-tahun Indonesia turun sebesar 1bp menjadi 74bp.

Secara week-over-week, yield curve UST 10-tahun turun sebesar 23bp, CDS 5-tahun Indonesia tidak berubah, dan nilai tukar Rupiah terhadap US$ menguat sebesar 0,17%. 

Sejalan dengan indikator-indikator tersebut, yield curve SUN 10-tahun mencatatkan penurunan mingguan sebesar 6bp mennjadi 6,87%. 

“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang didiskusikan di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi peningkatan demand terhadap instrumen SBN berdenominasi Rupiah. Untuk periode 2-7 Desember 2024, BNI Sekuritas memperkirakan yield curve SUN 10-tahun akan berada di kisaran 6,70-6,97%. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0086, FR0090, FR0101, FR0082, FR0073, FR0054, FR0091,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Senin (02/12).