Mendag Zulhas Optimis Tren Kenaikan Harga Mie Instan Tidak terjadi

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Kenaikkan harga mie instan yang diakibatkan mahalnya harga gandum diharapkan tidak terjadi.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan (Zulhas) usai membuka ajang pameran Trade Expo Indonesia ke-37 di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (10/8/2022).

Dalam kesempatan itu, Zulhas menyebutkan, bahwa suplai gandum dari beberapa negara akan membanjiri Indonesia, sehingga berpengaruh pada harga produknya.

Menurut Zulhas, dengan adanya panen dari sejumlah negara penghasil gandum akan berpengaruh pada harga gandum kedepannya.

"Dulu kan gagal panennya di Australia, Kanada gagal, Amerika (gagal). Sekarang panennya sukses, apalagi sekarang Ukraina sudah mulai jual juga,” kata Zulhas.

Karena itu, dirinya optimis, tren kenaikan harga gandum akan menurun.

"Mungkin September trennya akan turun," ujarnya.

Sebelumnya, kekhawatiran terjadinya kenaikan harga mi instan muncul akibat perang Rusia-Ukraina.

Kedua negara yang merupakan produsen gandum terbesar dunia ini, dikhawatirkan tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan gandum dunia.

Terlebih, dikabarkan beberapa negara, seperti; India, Kazakhstan, Serbia, serta Ukraina menutup keran ekspor gandum.

Hal tersebut untuk mengamankan pasokan pangan dalam negerinya.

Akibatnya, pasokan gandum di pasar global, semakin terbatas.

Selain itu, memicu lonjakan harga gandum.

Sementara itu, Indonesia merupakan salah satu negara yang harus melakukan impor gandum guna mencukupi kebutuhan gandum domestik.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor gandum Indonesia terbesar berasal dari Australia, yakni mencapai 1,57 juta ton dengan nilai USD585,6 juta dalam 5 bulan pertama tahun ini.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan, bakal ada dampak besar dari perang antara Rusia dan Ukraina.

Salah satunya adalah kenaikan harga mi instan.

"Belum selesai dengan climate change, kita dihadapkan Perang Ukraina-Rusia, dimana ada 180 juta ton gandum ngga bisa keluar. Jadi hati-hati, yang makan mi banyak dari gandum, besok harganya (naik) 3x lipat," katanya dalam webinar Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Senin (8/8/22) lalu.

"Saya bicara ekstrem aja, ada gandum tapi harganya mahal banget. Sementara kita impor terus," sambungnya.

Sebelumnya, isu mengenai kenaikan harga mie instan hingga tiga kali lipat santer terdengar di Indonesia.

Namun, sampai hari ini kebijakan tersebut belum juga terealisasi.

Sebenarnya kapan harga mie instan naik?

Jika dicermati, harga mie instan memang sebenarnya sudah naik meskipun belum sampai tiga kali lipat.

Sebagai contoh, Indomie kuah rasa ayam bawang satu dus berisi 40 pcs mie instan sudah mencapai Rp96.000 atau jika dihitung ecer berarti Rp2.500 per pcs. Namun kini harganya melonjak menjadi Rp3.000 per pcs.

Kemudian, Indomie goreng yang satu dusnya semula dibanderol Rp105.000 pada Juli 2022 naik menjadi Rp112.000 pada Agustus 2022.