Markplus Tourism Dorong Upaya Pelaku Industri Wisata Bangkitkan Sustainable Destination
Pasardana.id - MarkPlus Tourism menggelar diskusi strategis secara virtual mengenai berbagai upaya pelaku industri wisata bangkitkan sustainable destination, dengan partisipasi praktisi mulai dari Kemenparekraf, Pemerintah Daerah, dan juga para pelaku industri pariwisata kreatif.
Deputy Chairman MarkPlus, Inc, Taufik, melihat adanya urgensi untuk membangun pariwisata di Indonesia yang tak hanya melibatkan aktivitas satu arah, namun juga dua arah dari segi turis yang datang.
Ia menilai aktivasi dari kehadiran turis pada destinasi wisata tak hanya jadi daya tarik, sekaligus menimbulkan self expression mulai dari learning hingga engage dengan komunitas lokal melalui berbagai aktivitas.
Hal tersebut direspon baik oleh Wakil Gubernur Bali, yang kerap disapa Cok Ace.
"Bisa saja nanti ada kegiatan memetik anggur yang kemudian diolah menjadi wine, kira-kira bagaimana cara memanen dan mengangkut-nya bisa melibatkan para turis yang hadir," ujar Cok Ace, seperti dilansir dari siaran pers, Kamis (10/3/2022).
Menurutnya, hal itu jadi gagasan creative tourism yang dapat diterapkan dan dianggap menarik, selain aktivitas-aktivitas turis lainnya yang kerap ditemui di destinasi wisata lainnya di Indonesia seperti mengumpulkan kerang, melepas kura-kura kecil ke lautan, hingga diolah menjadi atraksi.
Lain halnya dengan Jakarta Experience Board yang menjadi benchmark bagi kebangkitan creative tourism di Ibukota dengan adanya program-program, seperti; Jxlive, Jxtaste, Jxplore, Jxtore, Jxspace, Jxstay, dan Hospitality in Crisis.
Program tersebut termasuk dalam strategi JXB yang kembali bangkit di tahun 2019 setelah 4 tahun berturut-turut merugi dengan strategi melibatkan wisatawan yang hadir melalui berbagai aktivitas yang dapat dinikmati di Ibukota.
MarkPlus Tourism juga menghadirkan Maulidan Isbar selaku perwakilan PUTRI (Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia) yang menyampaikan bagaimana Desa Wisata Jatisura mem-branding desa dengan makna unik, filosofis, melibatkan
aktivitas masyarakat kepada turis, dan masih banyak lagi.
Meski tidak dikelilingi gunung, pantai, atau tempat bersantai lainnya, namun masyarakat Jatisura mengajarkan wisatawan mengenai nilai-nilai dalam masyarakatnya, seperti budaya dan aktivitas harian.
Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif, Muhammad Neil El Himam, mengungkapkan bahwa dampak pandemi terhadap PDB Ekraf, yang mengalami peningkatan hanya aplikasi game developer, televisi, dan radio.
Sementara 14 subsektor ekonomi kreatif lainnya tidak mengalami peningkatan.
Bagaimanapun, angka ekspor ekonomi kreatif secara signifikan meroket pada tahun 2021 yang mencapai USD24,15 miliar atau tumbuh 27,31% dibandingkan dengan tahun 2020 yang hanya mencapai USD18,97 miliar.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno mengungkapkan, peningkatan tersebut sepatutnya dipertahankan dengan tetap mengindahkan faktor sustainability.
“Sustainability menjadi dasar pariwisata masa kini dan masa depan yang terus akan kita kembangkan. Quality, sustainability, dan juga ekonomi kreatif menjadi kunci pengembangan masyarakat," beber Sandiaga.
Direktur Kebijakan Strategis Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf, Wawan Rusiawan menambahkan, salah satu arah baru dalam pengembangan pariwisata kreatif saat ini adalah sustainability yang quality oriented.
Makna sustainable tourism tak terlepas dari tiga aspek, diantaranya People (Social Performance), Planet (Environmental Performance) dan Profit (Economic Performance).
Tugas para pelaku industri untuk bisa mempromosikan destinasi wisata yang tak hanya menarik, tapi juga kreatif, dan sustainable.
Hal inilah yang kemudian dipertegas oleh Hermawan Kartajaya, selaku Founder & Executive Chairman MarkPlus, Inc. guru marketing yang kerap disapa HK ini menilai, pelaku tourism harus menyadari pentingnya entrepreneurship dan digitalisasi untuk memasarkan destinasi wisata.
Dengan konsep 3A’s Frame of Tourism Product yang terdiri dari Accessibility, Attraction, dan Amenities, Hermawan percaya pariwisata Indonesia mampu terus berkembang, Attractions adalah segala ciri khas pada tujuan wisata yang menjadi daya tarik bagi wisatawan.
Amenities adalah layanan dan fasilitas yang diperlukan untuk membuat wisatawan merasa nyaman saat berwisata, dan Access yaitu kemudahan yang didapatkan wisatawan termasuk mobilitas, layanan, informasi serta dimensi lainnya yang menjadi daya tarik wisatawan.
Direktur Utama Badan Otorita Danau Toba, Jimmy B. Panjaitan, mengungkap beragam strategi pemasaran yang dilakukannya untuk mempromosikan Danau Toba.
Di era digital, KOL (Key Opinion Leader) memainkan peranan signifikan bagi peningkatan angka wisatawan di Danau Toba.
Mulai dari tokoh terkenal hingga influencer didatangkannya untuk meningkatkan awareness publik.
“Sejak Jokowi hadir, kami buat Jokowi Point. Di titik itulah pengunjung mulai banyak yang tertarik untuk datang, selanjutnya kami sering undang Influencer," jelas Jimmy.
Jimmy juga menyadari pentingnya diferensiasi destinasi.
Baginya, kreativitas konten dan kontekstual jadi modal utama untuk membentuk komunitas digital.
Melalui berbagai media promosi, tiap destinasi harus memiliki karakteristik yang unik dan menarik.
Oleh karenanya, peranan kaum muda termasuk Gen Z sangat diperlukan.
“Anak muda saya rasa kurang panggung, padahal kreativitas dan jiwa kompetitifnya sangat diperlukan," terangnya.
Lebih lanjut, Taufik, selaku Deputy Chairman MarkPlus, Inc menilai untuk menarik wisatawan atraksi yang ditawarkan destinasi bisa lebih dari pemandangan,
“Diantaranya termasuk aktivitas yang memungkinkan wisatawan untuk belajar, ini yang nantinya akan mengembangkan masyarakat lokal. Seperti di Desa Jatiwangi, menarik karena masyarakat lokalnya kreatif," ujarnya
“Peran lain yang juga penting yaitu dari teknologi untuk creative tourism, seperti pembuatan film. Ini yang membuat atraksi menjadi semakin kuat. Selain itu, akses juga penting meski atraksi bagus tapi aksesnya sangat terbatas akan sulit juga mendatangkan banyak orang," jelas Taufik.
Walaupun dengan infrastruktur dan anggaran yang terbatas, pariwisata kreatif hadir untuk dapat mengemas potensi wisata menjadi autentik.
Hal itu dapat dilakukan dengan melibatkan wisatawan untuk merasakan secara langsung kehidupan komunitas lokal melalui interpretasi yang menarik, bahkan wisatawan diberikan kesempatan untuk turut serta merancang aktivitas berwisatanya.
Melalui acara tersebut pula dapat disimpulkan bahwa potensi yang dimiliki oleh banyaknya destinasi wisata di Indonesia harus dapat diidentifikasi, apa yang membuat satu destinasi berbeda dengan destinasi lainnya, apa yang membuat kulinernya berbeda, apa yang membuat aktivitas dan experience-nya berbeda.
Lebih jauh, semakin suatu wilayah bisa mengidentifikasi keunikan yang dimiliki maka semakin mudah menarik wisatawan untuk datang berkunjung, diseimbangkan dengan pemanfaatan teknologi dan nilai sustainability.

