ANALIS MARKET (11/11/2022) : IHSG Berpotensi Menguat

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Samuel Sekuritas menyebutkan, Bursa AS semalam ditutup menguat: DJIA +3.70%, S&P500 +5.54%, dan Nasdaq +7.35%, setelah pengumuman data inflasi bulan Oktober yang lebih rendah dari ekspektasi: Inflasi 7.7%YoY (vs. Cons: 8%YoY; Prev. 8.2%YoY) dan Inflasi Inti 6.3%YoY (vs. Cons: 6.5%; Prev. 6.6%YoY). Stock futures juga terpantau agak naik. Pengumuman rilis data ekonomi AS yang dijadwalkan malam ini: Sentimen Konsumer (Indeks Ekspektasi Consumer) preliminary bulan November (Prev: 59.9; Cons: 59.5). Yield UST 10 tahun terpantau turun (-8.2%) menjadi 3.81%, dan USD Index flat -0.1% ke level 108.06.

Pasar komoditas terpantau bergerak bervariasi tapi cenderung menguat: nikel naik +5.95%, emas +2.74%, Brent naik +0.62% menjadi USD93.23/bbl, sementara itu, CPO turun -0.48% ke level RM4,178/ton, begitu juga batu bara turun -1.52% ke level USD325/ton.

EIDO ditutup naik +1.97% ke level 23.77. Pada akhir perdagangan kemarin, IHSG ditutup turun -1.46% ke level 6,966.8. Top leading movers emiten BANK, INTP, MYOR, sementara top lagging movers emiten GOTO, BBRI, UNTR. Investor asing kemarin mencatatkan keseluruhan net sell sebesar IDR 897.7 miliar. Pasar reguler asing mencatatkan net sell sebesar IDR 869.2 miliar, dan pada pasar negosiasi tercatat net sell sebesar IDR 28.5 miliar. Net sell asing tertinggi di pasar reguler dicetak oleh BBRI (IDR 442.4 miliar), BBCA (IDR 108.4 miliar), dan TLKM (IDR 105.6 miliar). Net buy asing tertinggi di pasar reguler dicatatkan oleh ADRO (IDR 144.7 miliar), TCPI (IDR 47.6 miliar), dan MDKA (IDR 40.6 miliar).

Penambahan kasus baru COVID-19 kemarin sebanyak 6,294 kasus, dengan positivity rate sebesar 21.35% (total kasus aktif: 45,831; recovery rate: 96.9%).

Data ekonomi indonesia yang dijadwalkan rilis hari ini: Survei harga properti residensial 3Q22 (Prev: 1.72%YoY).

“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, IHSG kami perkirakan bergerak menguat hari ini seiring adanya sentimen positif dari bursa global (optimisme saat ini atas spekulasi the Fed berpotensi memperlambat kenaikan suku bunga), begitu juga pasar komoditas,” sebut analis Samuel Sekuritas dalam riset yang dirilis Jumat (11/11/2022).