Emiten Teknologi Dengan Ekosistem Digital Lengkap Akan Jadi Pilihan

Pasardana.id - Saham-saham berbasis teknologi masih akan mendapatkan apresiasi dari pelaku pasar, setelah mengalami penghentian sementara (Suspend) perdagangan.
Menurut Direktur Ekuator Swarna Investama, Hans Kwee bahwa UMA dan Suspend yang disandang saham-saham teknologi bukan tanda emiten tersebut melanggar aturan pasar modal.
“UMA dan dilanjutkan suspend agar investor tahu ada pergerakan harga di luar kewajaran. Selain itu suspend memberi waktu kepada investor untuk berpikir ulang tentang saham tersebut,” jelas dia kepada media, Kamis ( 26/8/2021).
Sementara itu, pengamat Pasar Modal, Lucky Bayu Purnomo mengatakan, Suspend dan UMA ini menjadi hal yang wajar karena BEI bukan semata-mata men-suspend tapi melakukan tinjauan.
“Tujuan apakah kenaikan (harga) saham-saham sesuai dengan fundamental, kedua, kinerja fundamental sesuai dengan kinerja hariannya. Jadi harga harus mewakili kinerja fundamentalnya. Nah, itu tidak boleh menyimpang lebih jauh, jika terlalu jauh, maka kondisi perusahaan itu dalam kondisi sahamnya sedang over valued, nilainya sangat mahal dibanding harga wajarnya,” papar dia.
Namun, dia meminta Bursa agar tidak lama-lama melakukan suspend saham-saham teknologi terutama dalam menghadapi fenomena windows dressing pada akhir tahun dan Januari Effect.
“Jadi harus segera disimpulkan jangan sampai pasar punya preseden yang kurang sesuai. Bukan karena sahamnya tidak wajar tapi suspend itu menimbulkan persepsi negatif,” papar dia.
Ia menjelaskan, sepanjang tahun ini, indeks saham teknologi atau IDXTECHNO telah naik 843%, jauh meningggalkan sektor-sektor lainnya yang naik hanya belasan persen.
“Saham saham teknologi masih akan menguat. Apresiasi yang sudah terjadi memang itu sebagai bukti melihat teknologi merupakan industri yang sangat volatile,” ulas dia.
Ia beralasan, industri sektor konvensional juga tengah dan sedang berlomba-lomba melengkapi dirinya dengan teknologi untuk menjalankan bisnisnya. Misalnya, seperti bank konvensional tengah beralih menjadi bank digital atau menambah layanan digital.
“Nah, keterkaitan dengan bisnis konvesional dan digital itu akan menjadi ekosistem digital sehingga akan berpengaruh positif pada saham-saham teknologi,” papar dia.
Sementara itu, Hans Kwee menyarankan, pelaku pasar perlu mencermati lebih dalam saham-saham yang akan dikoleksinya.
Dia menilai, saham-saham teknologi yang akan layak dicermati yakni saham-saham tekonologi yang dapat membangun ekosistem digital.
Ia memberi contoh, belasan bank tengah berlomba-lomba menjadi bank digital dalam bentuk ekosistem digital. Ekosistem itu tersambung dengan wahana perdagangan daring, sistem pembayaran, dan operator perjalanan misalnya. Dengan ekosistem itu, akan membuat efisien, karena menggunakan artificial intelegent yang memangkas jumlah staf.
“Tapi perjalanan ekosistem digital ini masih panjang, dan pemenangnya akan mengambil semua, sehingga dari 12 bank digital, hanya akan ada 2-3 pemenang saja,” kata dia.