Sektor Properti dan Agribisnis Akan Tertekan Tahun Depan

Pasardana.id - Industri pasar modal pada tahun depan masih akan tumbuh. Adapun sektor Perbankan, Tambang dan Infrastruktur akan menjadi motor penggerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada tahun depan. Sementara itu, sektor properti dan agribisnis diperkirakan akan menjadi penghambat pergerakan naik indeks.
Analis Danareksa Sekuritas, Lucky Bayu Purnomo menjelaskan, tekanan yang akan dialami sektor agribisnis lebih disebabkan adanya pelemahan harga acuan CPO (crude palm oil) yang akan mendorong penurunan daya tawar saham-saham sektor agribisnis.
“Kita tahu harga CPO sangat dipengaruhi oleh harga di Rotterdam dan Malaysia yang sedang melemah. Ini menjadi dasar kami melihat sektor perkebunan akan melemah," jelas Bayu, di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (08/12/2017).
Ia menambahkan, pelemahan harga CPO dikarenakan kenaikan harga acuan minyak mentah dunia. Dengan demikian, pelaku pasar akan mengelompokan komoditi CPO menjadi pilihan kedua, sedangkan minyak mentah menjadi pilihan utama dalam berinvestasi.
“Hari ini minyak mentah berada pada level USD 57 per barel dan tahun depan bisa sampai USD65 per barel," terang Lucky.
Sedangkan sektor Properti, lanjut dia, sebagai dampak lanjutan dari pelemahan harga CPO dan kebijakan suku bunga acuan bank sentral cenderung rendah, sehingga perbankan akan membatasi pemberian kredit ke sektor property.
“Kebijakan suku bunga rendah tidak menarik bagi perbankan, sebab NIM (net interest margin) akan turun. Pada saat yang sama, mayoritas masyarakat Indonesia mengandalkan KPR untuk memiliki rumah," terang Lucky.
Sedangkan sektor perbankan, menurut Bayu, masih menjadi motor pengerak Indeks pada tahun depan. Menurut dia, tahun ini sektor perbankan tumbuh 23% dan pertumbuhan itu akan berlanjut hingga tahun depan.
“Kami lihat sektor perbankan akan tumbuh 18%," ucap dia.
Sementara itu, untuk sektor Infrastrukur, menurut Bayu, akan menjadi incaran para investor. Pasalnya sektor tersebut pada tahun depan akan mulai menunjukan kinerjanya, karena tahun depan menjadi tahun terakhir bagi pemerintahan Joko Widodo dalam mewujukan program pengembangan infrastruktur.
“Tahun depan menjadi tahun pembuktian paket kebijakan ekonomi yang telah diterbitkan," tutur dia.
Adapun untuk sektor pertambangan, menurut Bayu, turut menjadi pendorong indeks dikarenakan adanya sentimen dari kenaikan minyak mentah dunia.
Untuk itu dia memperkirakan batas bawah IHSG tahun depan berada pada level 5.800 dan batas atas berada pada level 6.300.
Â