ANALIS MARKET (09/6/2021) : IHSG Berpotensi Terkonsolidasi
Pasardana.id – Riset harian Reliance Sekuritas menyebutkan, diperdagangan kemarin (08/6), IHSG ditutup melemah signifikan sebesar 70.56 poin (-1.16%) ke level 5999.37, setelah data cadangan devisa mengalami penurunan berlawanan dengan ekspektasi. Investor merespon data Cadangan Devisa Indonesia yang mengalami penurunan menjadi $136.4 Miliar dari $138.8 Miliar diperiode sebelumnya atau berkurang sekitar 1.7%. Penyebab turunnya cadangan devisa Indonesia pada bulan Mei 2021 dikarenakan oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah. Meskipun demikian, bank Indonesia menilai cadangan devisa masih mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjadi stabilitas makroekonomi dan system keuangan. Pelemahan saham berkapitalisasi besar menjadi faktor dimana BBCA (-1.5%), HMSP (-6.8%), BBRI (-1.2%), BMRI (-2.0%) dan UNVR (-2.7%) alami koreksi lanjutan.
Di sisi lain, Indeks saham Asia ditutup terkonsolidasi cenderung tertekan. Indeks Nikkei (-0.19%), TOPIX (+0.09%), HangSeng (-0.02%), CSI300 (-0.86%) bergerak tertekan hingga akhir sesi perdagangan. Investor masih memperdebatkan dampak eskalasi lanjutan antara AS dan China pada pembatasan investasi perusahaan Tiongkok diAS.
Sedangkan Bursa Eropa ditutup bervariasi, kemarin (08/6). Indeks Eurostoxx (-0.04%), DAX (-0.23%) melemah sementara FTSE (+0.25%) dan CAC40 (+0.11%) menguat. Karena investor terus memperdebatkan dampak kebangkitan inflasi pada kebijakan moneter. Fokus investor beralih ke data harga konsumen pada Kamis di AS yang mungkin menawarkan petunjuk tentang seberapa jauh Federal Reserve dapat menunda pengurangan stimulus.
Sementara itu, diperdagangan Rabu (09/6) pagi ini, Indeks Nikkei (-0.20%) dibuka melemah sementara TOPIX (+0.01%) menguat tipis menjelang rilis nya data inflasi. Fokus investor tetap pada laporan Kamis tentang harga konsumen AS, yang dapat memengaruhipersepsi tentang kapan Federal Reserve kemungkinan akan mulai membahas pengurangan pembelian aset.
Di tempat lain, investor akan waspada terhadap segala dampak setelah pengesahan undang-undang untuk menginvestasikan hampir $250 miliar dalam memperkuat manufaktur dan teknologi AS untuk memenuhi tantangan dari China.
Dari komoditas, harga minyak WTI (+0.09%) melanjutkan reli penguatannya ke atas US$ 70 per barel karena investor tumbuh lebih yakin bahwa pemulihan dari pandemi akan membantu permintaan. Batu bara (+0.99%) dan timah (+1.64%).
“Secara sentiment, IHSG berpotensi terkonsolidasi di tengah aksi wait and see rilisnya data inflasi AS,” sebut analis Reliance Sekuritas dalam riset yang dirilis Rabu (09/6/2021).

