ANALIS MARKET (22/6/2021) : IHSG Berpotensi Menguat Terbatas

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Reliance Sekuritas menyebutkan, kemarin (21/6), IHSG ditutup turun tipis 10.87 poin (-0.18%) ke level 5996.25 setelah sempat dibuka gap down hingga dua persen diawal sesi perdagangan. Beberapa faktor yang menyebabkan IHSG tersungkur diawal sesi yakni; Aksi capital outflow investor asing menyikapi langkah The Fed dalam prospek pengetatan kebijakan,

Respon investor dalam rencana Bank Indonesia dalam pembobotan indeks dan Kasus covid-19 di Indonesia yang meningkat tajam. Saham-saham disektor konsumer dan kesehatan menjadi leader penguatan. UNVR naik 4,1% sedangkan KLBF naik 8.8%. Investor asing melakukan aksi jual pada bursa reguler sebesar 159.06 Miliar rupiah.

Di sisi lain, Mayoritas indeks saham Asia ditutup melemah, kemarin (21/6). Indeks Nikkei (-3.29%), TOPIX (-2.42%), HangSeng (-1.08%) dan CSI300 (-0.24%) turun mengiringi pelemahan indeks berjangka AS akibat rencana pengurangan pembelian aset oleh the Fed ditengah pemulihan ekonomi AS yang lebih cepat.

Sedangkan Bursa Eropa berhasil rebound di akhir perdagangan Senin (21/06). Indeks Eurostoxx (+0.71%), FTSE (+0.64%) dan DAX (+1.00%) naik karena investor menemukan kepercayaannya menyusul volatilitas yang didorong oleh sikap hawkish yang mengejutkan dari the Federal Reserve. Spekulasi bahwa pengetatan kebijakan Fed yang lebih cepat dari perkiraan akan menenggelamkan perdagangan reflasi telah memicu kehati-hatian di seluruh pasar.

Selanjutnya, investor akan menanti pidato preside ECB dan Ketua The Fed yang akan bersaksi pada sidang Subkomite DPR tentan pinjaman darurat pandemi the Fed hingga program pembelian asetnya pada hari selasa.

Sementara itu, Bursa Jepang terpantau optimis Selasa (22/6) pagi ini, dengan indeks Nikkei (+2.36%) dan TOPIX (+2.39%) naik diatas 2% mengikuti reboundnya bursa global karena prospek pengetatan kebijakan yang sangat bertahap meredam beberapa kekhawatiran tentang kemiringan hawkish Federal Reserve. Ketua Jerome Powell, dalam sambutan tertulisnya, menegaskan inflasi telah meningkat tetapi harus bergerak kembali ke target 2% bank sentral AS setelah ketidakseimbangan pasokan teratasi. Presiden Fed New York John Williams juga mengatakan dia terus melihat lonjakan inflasi baru-baru ini sebagai fenomena sementara. Adapun Presiden Fed Dallas Robert Kaplan mengatakan dia lebih suka memulai proses pengurangan pembelian obligasi "lebih cepat daripada nanti.”

Sedangkan Dari komoditas, harga minyak WTI (-0.30%) terkoreksi pagi ini setelah di hari sebelumnya naik mendekati 3%. Sementara harga nikel (+1.78%) dan timah (+1.05%) terpantau rebound.

“Secara sentiment, pergerakan IHSG hari ini berpotensi menguat terbatas ditengah meredanya kekhawatiran global tentang perubahan kebijakan The Fed dan juga penerapan kembali Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro mulai 21 Juni – 5 Juli 2021. Di sisi lain , melonjaknya kasus covid dalam negeri juga bisa membuat proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal 2-2021 direvisi dari semula dikisaran 7.1%-8.3% YoY,” sebut analis Reliance Sekuritas dalam riset yang dirilis Selasa (22/6/2021).