ANALIS MARKET (16/6/2021) : Pergerakan IHSG Berpotensi Melemah
Pasardana.id – Riset harian Reliance Sekuritas menyebutkan, diperdagangan kemarin (15/6), IHSG berbalik naik sebesar 8.65 poin (+0.14%) ke level 6089.04 setelah sempat bergerak pada zona negatif sejak awal sesi perdagangan. Saham-saham pada sektor Basic Material (+2.85%) dan Teknologi (+1.70%) berhasil menopang pergerakan IHSG kembali kezona positif diakhir sesi. Saham TPIA (+12.3%) naik signifikan disaat rencana pencarian sumber pendanaan cukup agresif ditahun ini guna memperkuat permodalan dan pembiayaan operasional. Selain itu, data neraca perdagangan yang berhasil surplus dengan aktifitas eksport yang bertumbuh lebih tinggi menjadi salah satu faktor. Adapun investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih sebesar Rp239.74 miliar.
Di sisi lain, Bursa Asia ditutup bervariasi dengan penguatan pada indeks Nikkei (+0.96%) dan TOPIX (+0.80%) dan pelemahan terjadi pada indeks CSI300 (-1.11%) dan HangSeng (-0.71%) mengiringi terkonsolidasinya pergerakan indeks berjangka AS menanti pertemuan penting The Fed.
Sedangkan Bursa Eropa menutup perdagangan kemarin (15/6) dengan penguatan. Indeks Eurostoxx (+0.26%), FTSE (+0.36%), DAX (+0.36%) dan CAC40 (+0.35%) naik kezona positif. Saham Eropa berada pada rekor pemecah rekor seperti tahun 1999. Investor bersikap hati-hati menanti Uni Eropa-AS KTT berlangsung di Brussel pada hari Selasa (15/6) dan Data produksi industri AS, harga produsen dan penjualan ritel.
Selanjutnya, investor akan terfokus pada Keputusan suku bunga Komite Pasar Terbuka Federal datang pada hari Rabu (16/6), dengan konferensi pers dari Jerome Powell setelahnya.
Sementara itu, Bursa Jepang membuka perdagangan Rabu (16/6) pagi ini, dengan bervariasi, indeks Nikkei (-0.17%) dan TOPIX (+0.21%) setelah indeks saham AS mundur dari tertinggi sepanjang masa, dengan investor menunggu keputusan kebijakan dari Federal Reserve. Imbal hasil Treasury 10-tahun bertahan di sekitar 1,5% setelah angka Departemen Perdagangan menunjukkan penjualan ritel menurun pada Mei. Harga produsen, lebih lanjut memicu tekanan harga, naik lebih dari yang diharapkan di bulan Mei.
Investor telah menandai waktu menjelang keputusan kebijakan Fed karena mereka menunggu petunjuk tentang kapan bank sentral akan memperlambat laju pembelian aset darurat. Pernyataan itu diatur untuk memasukkan proyeksi terbaru untuk suku bunga dan prakiraan ekonomi, dan harapannya adalah bahwa para pejabat akan menyiarkan rencana pengurangan apa pun jauh-jauh hari sebelumnya. Ekonom memperkirakan menunjukkan kenaikan suku bunga pada tahun 2023, sementara bank tidak mungkin memberi sinyal pengurangan pembelian obligasi hingga akhir tahun ini.
Dari komoditas, harga minyak WTI (+0.54%) memperpanjang kenaikannya karena prospek kenaikan permintaan. Sementara nikel (-4.78%) dan timah (-1.50%) turun cukup signifikan.
“Kami menilai, pergerakan IHSG hari ini berpotensi melemah ditengah sentiment global yang menanti keputusam The Fed. Di sisi lain, penurunan harga komoditas hari ini juga bisa memicu pelemahan pada indeks,” sebut analis Reliance Sekuritas dalam riset yang dirilis Rabu (16/6/2021).

