ANALIS MARKET (27/5/2021) : Sentimen Domestik Berpotensi Jadi Katalis Pergerakan Indeks Hari Ini

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Samuel Aset Manajemen (SAM) menyebutkan, pada perdagangan Rabu (26/5), Dow naik tipis 10,59 poin atau 0,03% menjadi 34.323,05. Kemudian S&P 500 naik 0,19% menjadi 4.195,99, begitupun Nasdaq yang naik 0,59% menjadi 13.738,00.

Dari Eropa, FTSE melemah 0,04% atau 2,86 poin menjadi 7.026,93 sementara Stoxx600 naik tipis kurang dari 0,01% atau 0,02 poin menjadi 445,22.

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada pada level Rp 14.327.

Sedangkan harga minyak WTI Kamis (27/5) pagi ini, turun 0,11% sementara minyak Brent turun tipis 0,01%.

Sementara itu, diperdagangan Kamis (27/5) pagi ini, Nikkei 225 dibuka melemah 0,46% sedangkan Kospi turun tipis di bawah 0,01%. Indeks futures di Amerika Serikat, Dow Jones dan S&P 500 futures melemah 0,04% dan 0,01%, sedangkan Nasdaq futures naik 0,05%.

Lebih lanjut, analis SAM juga menyoroti beberapa sentiment yang layak dicermati para pelaku pasar, antara lain; 

1.AS sedang memasuki periode persaingan ketat dengan China karena negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu dikendalikan dengan lebih ketat oleh Presiden Xi Jinping, kata pejabat tinggi Gedung Putih untuk Asia, Rabu. Kurt Campbell, koordinator AS untuk urusan Indo-Pasifik di Dewan Keamanan Nasional, mengatakan bahwa Periode yang secara luas dipahami sebagai perjanjian dengan China telah berakhir. Pernyataannya datang seiring dengan Presiden Joe Biden memerintahkan komunitas intelijen AS untuk menentukan dari mana virus Covid-19 berasal, setelah penilaian yang bertentangan tentang apakah asal-usulnya alami atau dari kecelakaan laboratorium di China. Langkah tersebut tentu akan menyebabkan ketegangan dengan para pejabat di Beijing. 

2.Sisa lebih pembiayaan anggaran (SiLPA) dalam APBN per akhir April 2021 tercatat Rp 254,19 triliun. Angka ini melonjak hingga 68,7% dibandingkan periode sama tahun lalu yang tercatat hanya Rp 150,7 triliun serta naik 42,2% dari posisi sebulan sebelumnya yang masih Rp 178,8 triliun. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, posisi SiLPA per April 2021 yang besar dibutuhkan sebagai jaga-jaga (buffer) untuk memenuhi kebutuhan belanja ke depan, sekaligus untuk mengantisipasi kemungkinan ketidakpastian yang terjadi di pasar keuangan.   

3.Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, kondisi likuiditas perbankan dalam negeri tetap longgar karena BI telah menambah likuiditas (quantitative easing/QE) di perbankan sebanyak Rp 88,91 triliun per 21 Mei 2021. Dia juga menyebutkan bahwa suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) akan tetap ditahan pada level rendah tahun ini.

“Beragam kondisi tersebut diatas berpotensi jadi katalis pergerakan indeks hari ini,” sebut analis SAM dalam riset yang dirilis Kamis (27/5/2021). 

Melalui tulisan ini, kami kembali menyerukan kepada seluruh mitra investasi untuk selalu menjaga kesehatan, mengikuti semua protokol kesehatan, menjaga jarak sosial dan fisik, serta seoptimal mungkin untuk melakukan aktivitas dari rumah. Semoga kita berhasil.