ANALIS MARKET (09/4/2021) : Sentimen Domestik Berpotensi Jadi Katalis Pergerakan Indeks
Pasardana.id – Riset harian Samuel Aset Manajemen (SAM) menyebutkan, Dow menguat tipis 57,31 poin atau 0,17% menjadi 33.503,57. Sementara itu, S&P 500 naik 0,42% menjadi 4.097,17 begitupun Nasdaq yang juga menguat 1,03% menjadi 13.829,31.
Dari Eropa FTSE mengalami kenaikan 0,83% menjadi 6.942,22 sementara Stoxx600 juga meningkat 0,58% menjadi 436,86.
Dari Asia, Nikkei 225 turun tipis 0,07% sedangkan Kospi naik 0,19%.
Adapun nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada pada level RP 14.535. Sedangkan komoditas utama dunia, yaitu minyak WTI pagi ini naik 0,32% sedangkan Brent melemah 0,05%.
Sementara itu, diperdagangan hari ini, Jumat (09/4), Nikkei 225 dibuka naik 1,01% sementara Kospi naik 0,21%. Adapun indeks futures di Amerika Serikat, Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq kompak menguat masing-masing 0,22%, 0,27%, dan 0,46%.
Lebih lanjut analis SAM juga menyoroti beberapa sentiment yang layak untuk dicermati para pelaku pasar, antara lain;
1.Pemerintah Tiongkok pada Kamis (8/4) menuduh Inggris melindungi seorang pelarian. Tokoh aktivis pro-demokrasi Hong Kong Nathan Law mengatakan dirinya telah mendapatkan suaka politik di Inggris. Kedua negara ini berselisih tentang nasib Hong Kong. Inggris menuduh Tiongkok melanggar janjinya untuk mempertahankan kebebasan di bekas koloni Ingggris tersebut, selama 50 tahun setelah penyerahan kembali pada 1997.
2.Menteri Keuangan Singapura, Heng Swee Keat – orang yang diprediksi akan menggantikan Perdana Menteri Lee Hsien Loong – telah minggir, menyerukan pemimpin yang lebih muda. Heng mengundurkan diri dalam langkah mengejutkan yang kemungkinan akan mendorong kembali transisi kekuasaan di negara-kota itu dan membuat perlombaan untuk menjadi pemimpin negara berikutnya kembali terbuka lebar. Singapura hanya memiliki tiga perdana menteri sejak kemerdekaan, dengan satu partai berkuasa sejak 1965.
3.Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio N Kacaribu masih optimistis pertumbuhan ekonomi tahun ini terealisasi sesuai target yaitu di kisaran 4,5-5,3%. Optimisme ini mengacu pada berbagai indicator ekonomi yang menunjukkan tren peningkatan. Febrio mengatakan, Dana Moneter Internasional (IMF) dalam laporan terbarunya memang memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 4,8% menjadi 4,3%. Namun kondisi waktu IMF melakukan pengkajian, yakni pada awal tahun ini, kondisinya berbeda dengan saat ini, yaitu sejumlah indikator sudah menunjukkan peningkatan.
“Beragam kondisi tersebut diatas berpotensi jadi katalis pergerakan indeks hari ini,” sebut analis SAM dalam riset yang dirilis Jumat (09/4/2021).
Melalui tulisan ini, kami kembali menyerukan kepada seluruh mitra investasi untuk selalu menjaga kesehatan, mengikuti semua protokol kesehatan, menjaga jarak sosial dan fisik, serta seoptimal mungkin untuk melakukan aktivitas dari rumah. Semoga kita berhasil.

