ANALIS MARKET (06/4/2021) : Volatilitas Masih Tinggi, Obligasi Jangka Pendek Jadi Incaran

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi kembali bergoyang. Tidak seperti biasanya hari ini, hari dimana sehari sebelum terjadinya lelang, pasar obligasi justru mengalami penguatan.

Perlahan tapi pasti, obligasi mulai mendapatkan ritmenya, pertanyaannya sejauh mana pasar obligasi dapat bertahan ditengah tekanan yang diberikan oleh US Treasury?

Sentimen global masih mendukung penguatan obligasi, mungkin saja tahun ini akan menjadi tahunnya obligasi kembali, setelah sebelumnya tahun lalu obligasi juga menjadi salah satu instrument investasi yang bisa diandalkan.

Menguatnya obligasi berbanding terbalik dengan yang terjadi dengan sahabat baiknya, yaitu saham.

Justru kemarin ini, lagi-lagi pasar saham kembali mengalami penurunan dan mulai menyesuaikan level dibawah 6.000.

Apakah dananya mengalir ke pasar obligasi karena pelaku pasar dan investor jenuh karena saham tidak kunjung mengalami penguatan kembali? Lagi-lagi jawabanya mungkin saja.

Di tengah tingginya ekspektasi pemulihan ekonomi di Amerika, serta penguatan fundamental ekonomi dalam negeri yang masih belum pasti, obligasi lebih memberikan expected return yang lebih menjanjikan daripada saham. Meskipun saham akan menunjukkan giginya apabila fundamental perekonomian Indonesia kembali membaik.

Pertanyaannya adalah, kapankah itu? Konon katanya digadang-gadang kuartal ke 2 akan menjadi lebih baik dengan rebound yang luar biasa. Apakah terlalu optimis? Ataukah justru kita yang belum bisa menerima kenyataan? Biarlah waktu yang akan menjawabnya nanti.

Sekarang, yuk kita focus dengan lelang yang akan diadakan oleh pemerintah hari ini. Seiring dengan membaiknya harga obligasi, tidak menutup kemungkinan lelang hari ini akan mendatangkan penawaran yang lebih tinggi biasanya, kami berharap bahwa lelang bisa diatas Rp 30 T, dengan serapan maksimal tentunya.

Pelaku pasar dan investor sendiri masih akan focus dengan obligasi jangka pendek untuk berjaga jaga karena volatilitas yang masih tinggi.

“Kami merekomendasikan ikuti lelang hari ini,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Selasa (06/4/2021).

Adapun cerita di hari Selasa ini akan kita awali dari;

1.IMF MENINGKATKAN PROYEKSI

IMF akan mulai merevisi kembali proyeksi terkait dengan pertumbuhan ekonomi global, yang dimana hal tersebut didorong oleh perbaikan perekonomian yang lebih baik oleh Amerika dan China, namun IMF tetap berhati hati karena masih tinggi tingkat ketidapastian yang berada di pasar. Ekspansi perekonomian akan jauh lebih tinggi tahun ini dari pada proyeksi sebelumnya pada bulan January lalu dimana hanya sebesar 5.5%. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2022 juga akan jauh lebih tinggi dari proyeksi IMF sebelumnya yang hanya sebesar 4.2%. Nah berbagai data revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi akan disampaikan hari ini pemirsa, waktu setempat tapi lho ya. Pandangan yang lebih baik dari IMF terhadap Amerika dikarenakan adanya dorongan stimulus yang diberikan oleh Biden kemarin sebesar $1.9 triliun, serta percepatan vaksinasi yang dilakukan oleh Amerika dan berbagai negara maju lainnya. Tindakan fiscal pemerintah diberbagai negara sudah berjumlah hampir sekitar $16 triliun. Dunia akan mengalami pemulihan dengan berkecepatan tinggi yang didorong oleh negara dengan perekonomian terbesar nomor 1 dan 2, Amerika dan China. Namun vaksin belum tersedia untuk sebagian orang, sehingga hal tersebutlah yang membuat masih banyak negara akan mengalami ketertinggalan. Kedepannya, IMF mengatakan bahwa akan lebih banyak tekanan terhadap Emerging Market karena memiliki perekonomian yang lebih rentan, dan memiliki penghasilan yang rendah. Dewan IMF awal bulan ini juga memberikan dukungan terhadap proses penyusunan untuk menciptakan $650 miliar asset cadangan tambahan untuk membantu negara berkembang menghadapi pandemic. Sejauh mata memandang, Kementrian KeuanganAmerika telah setuju untuk mendukung terciptanya asset cadangan tersebut, sehingga tentu saja nantinya ada potensi sebesar $21 miliar untuk mendukung terciptanya likuiditas bagi negara negara yang berpenghasilan rendah dan sekitar $212 miliar untuk Emerging Market kecuali China. IMF juga menyampaikan ada bahaya yang tersembunyi lho pemirsa, apabila tingkat suku bunga mengalami kenaikkan lebih cepat khususnya terkait dengan pemulihan perekonomian di Amerika yang berpotensi terjadinya pengetatan situasi dan kondisi keuangan dan money flow yang akan terjadi di Emerging Market dan negara maju lainnya. Alih alih IMF mengkomentari potensi bahaya kenaikkan tingkat suku bunga, IMF justru mendesak agar produksi dan distribusi vaksin dapat dilakukan lebih cepat. Penelitian IMF mengatakan bahwa negara negara yang memiliki penghasilan rendah perlu mengeluarkan $200 miliar dalam kurun watku 5 tahun untuk dapat memulihan perekonomian dan melawan pandemic, dan $250 miliar untuk mendorong tingkat pendapatan ke arah yang lebih tinggi. IMF mengatakan bahwa vaksinasi yang lebih cepat berpotensi menambahkan $9 triliun kedalam GDP global pada tahun 2025 mendatang. Resiko keuangan termasuk penilaian asset yang diperpanjang harus dicermati. Negara negara berkembang masih akan memiliki pengaruh yang lebih besar dan rentan terhadap gelombang kebangkrutan imbuh IMF, namun dorongan untuk pembangunan infrastructure go green akan mampu mendorong peningkatan GDP global sebanyak 0.7% dan menciptakan lapangan pekerjaan dalam kurun waktu 15 tahun kedepan. Untuk mendukung hal tersebut, system pajak juga akan dibuat lebih progresif untuk menyediakan sumber daya untuk pembangunan infrastructure yang lebih baik serta jaringan internet yang lebih besar. Untuk mengurangi biaya jangka panjang, IMF merekomendasikan para pembuat kebijakan untuk mendukung pasar tenaga kerja dan mencegah hilangnya ketrampilan, mendorong investasi dibidang infrastructure dengan konsep go green. Setiap kebijakan yang ditujukan untuk mempertahankan pekerjaan akan membantu memperkuat fundamental untuk menghadapi pandemic. Sementara itu IMF juga optimis dan yakin bahwa kelompok G20 yang akan mengadakan meeting virtual pada hari Rabu, 7 April 2021 akan melakukan penangguhan terhadap utang yang dimana telah memberikan bantuan sebesar $5 miliar untuk lebih dari 40 negara, sehingga akan diperpanjang dalam kurun waktu 6 bulan ke depan. Meski IMF optimis bahwa penangguhan utang akan berlanjut, tapi persyaratan mengenai hal tersebut akan di bahas lebih detail. Menteri Keuangan Janet Yellen akan mendapatkan kesempatan pemirsa untuk bisa tampil dalam acara pertemuan IMF tersebut, dirinya ingin memulihkan citra dan kredibilitas kepemimpinan Amerika dan keterlibatannya dalam dunia Internasional.

2.OPEC+ PERCAYA DIRI

OPEC+ semakin yakin bahwa pemulihan ekonomi global akan memberikan persetujuan terhadap peningkatan produksi minyak secara bertahap dalam beberapa bulan mendatang. Meskipun OPEC+ akan jauh lebih berhati hati sebelum memutuskan, Arab Saudi dan sekutunya menunjukkan bahwa situasi dan kondisi sekarang jauh lebih menyakinkan bahwa permintaan bahan bakar akan jauh lebih kuat dibandingkan sebelumnya. Kami juga menyakini hal tersebut pemirsa, ditengah situasi dan kondisi pemulihan percepatan vaksinasi dan pelonggaran peraturan, akan mendorong mobilitas mengalami kenaikkan yang dimana tentu saja permintaan akan bahan bakar mengalami peningkatan. Apalagi di Amerika sendiri proses penyulingan mulai kembali pulih, hal ini ditunjukkan dengan proses penyulingan minyak mentah terbanyak sejak pandemic terjadi. Meskipun sebetulnya permintaan dari Eropa seperti France, Germany, dan Italia masih berjibaku terhadap wabah virus corona sehingga permintaan masih melemah. Oleh sebab itu ada keyakinan pemulihan ekonomi menjadi lebih baik, maka OPEC dan sekutunya akan menambah sebanyak 2 juta barel per hari dalam pasokan minyak dunia dari Mei hingga ke July. Penambahan akan memulihkan 1/4 minyak mentah yang mereka potong sebagai bagian dari kebijakan dalam menghadapi wabah virus corona. Amerika dan India juga meminta OPEC+ untuk menjaga harga tetap terkendali, karena bagi Amerika betapa pentingnya energi dengan biaya terjangkau. Koalisi 23 negara sepakat untuk meningkatkan produksinya sebesar 350.000 barel per hari pada bulan Mei, dan akan menambahkan volume yang sama pada bulan June mendatang dan akan meningkat sebanyak 450.000 pada bulan July. OPEC+ setuju untuk meningkatkan kuota produksi namun dengan catatan hati hati. Kesepakatan tersebut mendukung naiknya harga minyak, namun juga akan membantu harga minyak untuk tetap lebih stabil pada saat permintaan minyak meningkat. Efek positive dari kesepakatan tersebut adalah Minyak mentah Brent mengalami kenaikkan sebesar 3.2% menjadi 64.75 per barel di London.