ANALIS MARKET (24/3/2021) : Sentimen Domestik Berpotensi Jadi Katalis Pergerakan Indeks Hari Ini

foto : ilustrasi (ist)

Jakartakita.com – Riset harian Samuel Aset Manajemen (SAM) menyebutkan, pada perdagangan Selasa (23/3) kemarin, pasar global kompak melemah, Dow turun 308,05 poin atau 0,94% menjadi 32.423,15, begitupun S&P 500 yang turun 0,76% menjadi 3.910,52. Sementara Nasdaq Composite juga melemah 1,12% menjadi 13.227,70.

Dari Eropa, FTSE melemah 26,91 poin atau 0,40% menjadi 6.699,19 kemudian Stoxx600 juga mengalami pelemahan 0,20% atau 0,86 poin menjadi 423,31.

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada pada level RP 14.395.

Sedangkan komoditas utama dunia, yaitu minyak WTI dibuka turun 0,10% sementara Brent juga menguat 0,55%.

Sementara itu, diperdagangan Rabu (24/3) pagi ini, Nikkei 225 dibuka melemah 0,87%, sementara Kospi turun 0,66% pada 30 menit perdagangan awal. Adapun Indeks futures di Amerika Serikat, Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq kompak menguat masing-masing 0,05%, 0,05%, dan 0,33%.

Lebih lanjut analis SAM menyebutkan beberapa sentiment yang layak dicermati pelaku pasar diperdagangan hari ini, antara lain;

1.Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memprediksi ekonomi Indonesia bisa tumbuh hingga 7% secara year on year (yoy) pada kuartal II-2021 seiring dengan momentum membaiknya kegiatan ekonomi yang terus berjalan. Proyeksi ini melonjak dari realisasi kuartal II-2020 yang tumbuh negatif atau kontraksi 5,32% (yoy). Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan di kisaran minus 1% sampai minus 0,1% pada kuartal I-2021, dan ditargetkan berada di kisaran 4,5-5,3% sepanjang 2021. 

2.Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, realisasi belanja modal hingga akhir Februari 2021 mencapai Rp 22,8 triliun, melonjak 253% dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu yang hanya Rp 6,5 triliun. Realisasi belanja modal hingga akhir Februari lalu tersebut merupakan 9,3% target belanja modal dalam APBN 2021 yang ditetapkan sebesar Rp 246,8 triliun. 

3.Pfizer memulai tes untuk mengobati virus corona. Obat ini dirancang untuk diberikan pada tanda-tanda awal penyakit untuk mencegah pasien menjadi sangat sakit. Tes tersebut dapat memberikan hasil dalam beberapa minggu, kata Chief Scientific Officer perusahaan Mikael Dolsten. Sementara itu, sakit kepala akibat vaksin AstraZeneca berlanjut, dengan agen A.S. mempertanyakan kemanjuran 79% suntikan itu. Memvaksinasi beberapa komunitas paling terpencil di dunia sedang menguji Australia, sementara India sedang mempercepat dorongan inokulasinya saat penyebaran virus meningkat. WHO mengatakan peningkatan kasus dan kematian di seluruh dunia menunjukkan tren yang benar-benar mengkhawatirkan dan memperingatkan negara-negara kaya agar tidak menimbun vaksin.

“Beragam sentiment tersebut diatas berpotensi jadi katalis pergerakan indeks hari ini,” sebut analis SAM dalam riset yang dirilis Rabu (24/3/2021). 

Melalui tulisan ini, kami kembali menyerukan kepada seluruh mitra investasi untuk selalu menjaga kesehatan, mengikuti semua protokol kesehatan, menjaga jarak sosial dan fisik, serta seoptimal mungkin untuk melakukan aktivitas dari rumah. Semoga kita berhasil.