ANALIS MARKET (12/3/2021) : Pasar Obligasi Berpotensi Menguat
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, perlahan pasar obligasi dalam negeri mulai mengalami kebangkitan.
Sejauh mata memandang, sudah 2 hari terakhir pasar obligasi beranjak naik meskipun masih belum banyak, volatilitas masih tinggi, sehingga rentan akan kembali terjadinya penurunan.
Secara trend, pasar obligasi masih akan mengalami kenaikkan imbal hasil, baik jangka pendek maupun jangka menengah, tapi secara jangka panjang, penurunan imbal hasil masih berpeluang untuk kembali terjadi.
Memang tekanan dari kenaikkan US Treasury masih menjadi salah satu momok yang memiliki korelasi positive terhadap pergerakan pasar. Kehadiran dan intervensi Bank Indonesia masih menjadi salah satu bantalan yang cukup empuk bagi pasar obligasi bertahan.
Pertanyaannya sederhana, sejauh mana pasar obligasi dapat bertahan menghadapi arus yang semakin kuat ini?
Kepergian investor asing dari pasar obligasi dalam negeri, terus memberikan tekanan terhadap Rupiah.
Sejauh ini porsi di kepemilikan asing terus mengalami penurunan hingga menyisakan 23.5% saja, berbeda jauh dibandingkan dulu yang berada di kisaran 40%.
Tentu ini menjadi perhatian, apakah kita masih bertahan dengan kehadiran dana asing atau tidak. Kalau kita masih bertahan, seharusnya kepergian asing hanya memberikan efek sementara.
Tapi kalau dibiarkan terus menerus, apakah bisa kita bertahan dengan bond holder dalam negeri? Tentu bisa, jangan terlalu pesimis. Indonesia mampu untuk itu, Indonesia yang hari ini berbeda dengan Indonesia yang dulu.
Kami percaya bahwa pergerakan pasar obligasi meskipun dihantui dengan tingginya volatilitas, tapi kami percaya bahwa kita masih bisa bertahan jauh lebih baik dibandingkan yang dulu. Meskipun kami cukup khawatir naiknya imbal hasil dalam negeri, memberikan dampak yang tidak sedikit terhadap keinginan obligasi korporasi untuk melakukan ekspansi melalui surat utang. Dengan tingginya kupon, tentu cost of fund yang harus dibayarkan juga akan mengalami kenaikkan.
Sebelum kita beralih kepada berita pasar hari ini, tampaknya Bank Sentral Eropa menyadarinya pemirsa, bahwa mereka berjanji apabila ternyata memang diperlukan, ukuran pembelian tidak akan berubah, tapi kecepatan pembelian obligasi mungkin akan berubah untuk dapat mengintervensi imbal hasil obligasi untuk tidak mengalami penurunan yang terlalu dalam.
Lebih lanjut analis Pilarmas menilai, diperdagangan Jumat (12/3) pagi ini, pasar obligasi diperkirakan akan mengalami penguatan, meskipun masih dalam rentang terbatas.
“Kami merekomendasikan beli,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Jumat (12/3/2021).
Adapun cerita hari ini akan kita awali dari;
1.SAH!!!!!
Akhirnya pemirsa, setelah sekian lama kalau kata lagu dang dut, Presiden Biden menandatangani paket bantuan stimulus senilai $1.9 triliun pada hari Kamis sore ketika Amerika bergerak lebih cepat untuk mengeluarkan stimulus tersebut. Setelah di sahkan ini, tentu saja Biden dapat memberikan prioritas yang selama ini di sampaikan oleh Biden sejak Kampanye kemarin. Biden sendiri akan memberikan pidato pada hari Kamis nanti tentang bagaimana Amerika akan berusaha bangkit dan akan melakukan peperangan lanjutan untuk melawan wabah virus corona. Stimulus tersebut akan langsung di kirimkan kepada masyarakat Amerika setidaknya akhir pekan ini sudah sampai ke rekening bank masyarakat masing masing. Stimulus tersebut juga sudah mensahkan untuk memperpanjang bantuan asurangi pengangguran sebesar $300 per minggu hingga 6 September. Mendorong hampir $20 miliar untuk vaksinasi Covid 19, $25 miliar untuk sewa dan bantuan dalam bentuk utilitas, dan $350 miliar untuk bantuan kepada negara bagian. Biden mengatakan bahwa, Stimulus yang bersejarah ini akan membangun kembali tulang punggung negara ini. Stimulus ini akan memberikan masyarakat Amerika, para tenaga kerja, mendapatkan kesempatan untuk berjuang. Stimulus tersebut merupakan salah satu hal yang dinantikan dan harus dilakukan oleh Biden untuk dapat mempertahankan proses pemulihan ekonomi yang masih berlangsung hingga hari ini. Sejauh ini masih banyak masyarakat yang masih berjuang untuk membeli makanan dan membayar tagihan. Pada akhirnya apa yang dinantikan pun tiba, sejauh ini cukup menjadi perhatian nih pemirsa, sejauh mana US Treasury akan bereaksi terkait hal tersebut. Apakah dengan kehadiran stimulus dan percepatan disribusi vaksin semakin memberikan kekuatan bagi US Treasury untuk menguat karena tentu saja stimulus dan percepatan distribusi akan semakin mendorong dan mempercepat pemulihan ekonomi yang ujung ujungnya mendorong ekspektasi inflasi kedepannya. Nah bicara kenaikkan US Treasury ada yang menarik dengan cerita dari;
2.BANK SENTRAL EROPA MENYADARINYA
Dalam pertemuan Bank Sentral Eropa kemarin, pada akhirnya para pembuat kebijakan Bank Sentral Eropa tidak berniat pemirsa untuk memperluas program stimulus pembelian darurat mereka yang bernilai 1.85 triliun euro atau $2.2 triliun. Meskipun mereka mengucapkan janji untuk meningkatkan jadwal pembelian laju obligasi untuk menjaga imbal hasil untuk tetap dapat terkendali. Keputusan Dewan Pengurus untuk melakukan pembelian pada kecepatan yang lebih tinggi secara signifikan selama 3 bulan kedepan berarti membeli hutang pada tingkatan yang lebih cepat daripada jadwal program yang sebelumnya dijalani oleh Bank Sentral Eropa. Namun kecepatan pembelian obligasi berpotensi akan dilambatkan jika prospek perekonomian mengalami perlambatan. Program pembelian obligasi akan berjalan hingga March 2022, dan memiliki kapasitas yang tersisa hanya 1 triliun euro. Namun Bank Sentral Eropa mengatakan bahwa nilai tersebut dapat dikalibrasi ulang untuk ditingkatkan apabila kalua memang hal tersebut diperlukan. Yang menarik adalah ketika para pembuat kebijakan setuju bahwa pengetatan situasi dan kondisi keuangan merupakan konsekuensi dari hasil yang lebih tinggi dalam beberapa pekan terakhir, meskipun sebagian besar dari mereka sebetulnya tidak terlalu khawatir dengan adanya kenaikkan US Treasury. Bank Sentral Eropa akan memantau situasi dan kondisi pembiayaan melalui peta atau road map yang disajikan pada seminar Dewan Pemerintahan pada hari Rabu kemarin. Beberapa data yang ditampilkan adalah indicator imbal hasil obligasi pemerintah rentang 10y, pengembalian obligasi bank dan hutang perusahaan non keuangan, bunga pinjaman dengan indicator tertentu, hijau, kuning, merah tergantung tingkatannya terhadap stress test yang dilakukan. Imbal hasil obligasi yang meningkat merupakan sebagai bagian dari reaksi yang dilakukan oleh stimulus di Amerika. Berbeda dengan di Eropa, nilai vaksinasi dan bantuan fiscal sangat kecil, yang itu artinya perekonomian tidak siap untuk mengatasi biaya pinjaman yang lebih tinggi. Sejauh ini sebetulnya Bank Sentral Eropa bisa saja menaikkan pembelian dari sebelumnya 60 miliar euro menjadi 80 miliar euro per bulan di sepanjang tahun ini. Namun kami cukup senang, bahwa Bank Sentral Eropa akan meningkatkan kecepatan program pembelian obligasinya apabila diperlukan sudah merupakan lebih dari cukup untuk membantu menenangkan pasar.

