UMKM Diminta Bersiap Hadapi Covid-19 Dalam Waktu Lama

Foto : istimewa

Pasardana.id - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki mengharapkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan perekonomian nasional harus bersiap menghadapi situasi Covid-19 dalam waktu cukup lama.

Karena dari berbagai kajian menunjukkan masalah itu pun dialami oleh hampir seluruh negara di dunia.

"Ada 295 negara yang berdampak cukup signifikan. Saya kira kita harus bisa bertahan dalam situasi global ini," ujarnya secara virtual dalam pembukaan pelatihan di Lombok Tengah, Senin (7/9/2020).

Maka dirinya berharap, berbagai pelatihan yang dilakukan selama pandemi bisa diarahkan agar koperasi dan UMKM melakukan adaptasi bisnis dan adaptasi usaha.

Digitalisasi UMKM pun menjadi prioritas, termasuk inovasi produk.

Ia menyontohkan, pengrajin batik di Jawa Tengah, awalnya mengalami penurunan penjualan luar biasa, tapi kemudian mereka bertahan. Mereka banting setir dengan berjualan produk pakaian rumah, seperti daster, celana pendek, dan lainnya, sehingga penjualan meningkat. 

"Bagi UMKM yang memang terdampak sangat ekstrem, maka diberikan bansos. Bagi UMKM yang mengalami kesulitan pembiayaan sementara kegiatan usahanya masih berjalan, diberikan retrukturisasi pinjaman subsidi bunga 6 bulan dan keringanan pajak, serta pinjaman dengan bunga 3 persen," jelasnya.   

Selain itu, lanjutnya, banyak juga restoran dan kafe tutup karena tidak boleh berjualan. Lalu mereka banting setir membuat produk makanan kemasan, seperti frozen food, dan makanan siap saji dalam bentuk siap dimasak di rumah. Saat ini sektor makanan dan minuman industri perumahan tengah digandrungi.

“Jadi sekarang ini, baik penjualan lewat media sosial dan online luar biasa dan akan terus tumbuh. Penting saya kira harus bisa membaca peluang usaha yang masih ada di tengah pandemi Covid," kata Teten.

Jika diihat dari angka penjualan, ujar dia, paling tinggi sekarang yakni sektor makanan dan minuman. Kedua yaitu urusan pendidikan sekolah. Kemudian ketiga, berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan.

"Di luar dugaan, penjualan barang barang hobi seperti bunga hias, ikan hias, dan sebagainya, juga menunjukkan tren penjualan tinggi. Ini mungkin karena orang sekarang sering ada di rumah dan tidak bisa pelesiran, sehingga banyak yang mengisi waktunya dengan kegiatan hobi," tutur Teten.

Terhadap UMKM yang belum tersentuh perbankan (unbankable), diberikan Banpres produktif sebesar Rp2,4 juta.

"Bantuan ini diberikan kepada 12 juta pelaku usaha mikro. Sampai pada akhir September 2020 ditargetkan sudah 100 persen," kata Teten.

Jika kemudian didapati perekonomian nasional pada Kuartal I 2021 masih landai, maka kedua bantuan itu (restrukturisasi dan banpres produktif usaha mikro) kemungkinan besar akan diteruskan.

Sementara itu, khusus di Nusa Tenggara Barat (NTB), Bali, atau daerah wisata lainnya yang selama ini cukup besar mengangkat perkonomian daerah, ia berharap terus digelar pelatihan.

Dengan begitu bisa keluar dari krisis dan mencari peluang baru di tengah Covid-19. Seperti diketahui UMKM di sektor pariwisata sangat terdampak pandemi.