ANALIS MARKET (06/7/2020) : Pasar Obligasi Diproyeksi Bervariatif Dengan Potensi Naik dan Turun 25 – 50 Bps
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi masih belum memiliki trigger untuk mengalami naik dan turun.
Situasi dan kondisi konsolidasi ini sudah berlangsung hingga 23 hari, dan sebentar lagi tampaknya genap menjadi 1 bulan.
Pergerakan pasar obligasi yang tidak kemana-mana ini disebabkan oleh belum adanya trigger yang mampu memberikan pasar obligasi untuk bergerak mengalami kenaikkan atau penurunan.
Sebetulnya tidak mengapa juga pasar obligasi tidak bergerak kemana-mana, toh kan investor masih menikmati kupon yang diberikan oleh obligasi.
Dan secara strategi portfolio, strategi pasif juga merupakan salah satu pilihan, dan mungkin saat ini menjadi sebuah pilihan untuk menggunakan strategi pasif sembari mencermati perkembangan pasar kedepannya.
Sejauh ini, obligasi masih belum merespon apapun berita yang beredar di pasar, sehingga imbal hasil obligasi 10y juga masih berada di kisaran 7.10 – 7.35.
Pertanyaannya adalah, apakah yang akan menggerakan pasar? Resiko dan harapan. Ini yang akan memberikan pasar obligasi mengalami pergerakan.
Yang kedua adalah tidak adanya money flow yang bergerak di pasar, membuat pasar obligasi menjadi kesulitan dalam mendapatkan arus. Ada capital inflow dan outflow, namun masih dalam angka yang relative kecil.
“Fokus berikutnya adalah tetap menjaga portfolio, sembari mencermati sentimen yang berada di pasar. Menahan pembelian akan menjadi salah satu hal yang terpenting terkait dengan pengambilan kesempatan. Menjual apabila dibutuhkan masih dapat dilakukan apabila membutuhkan likuiditas. Beberapa obligasi yang akan terbit mungkin bisa menjadi pilihan sementara, sehingga cash bisa menjadi alternative,” jelas analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Senin (06/7/2020).
Lebih lanjut analis Pilarmas menilai, diperdagangan Senin (06/7) pagi ini, pasar obligasi diperkirakan masih akan dibuka bervariatif dengan potensi naik dan turun 25 – 50 bps. Tidak adanya volume di pasar, akan membuat pergerakan semakin sulit.
Adapun cerita di awal pekan ini akan kita awali dari;
1.HARAPAN VS KEPUTUSASAAN
Dr. Scott Gottlieb mengatakan bahwa wabah virus corona yang terburuk mungkin akan berakhir pada bulan January, dengan kemungkinan adanya vaksin atau terciptanya kekebalan terhadap virus tersebut. Kami cukup terkejut dengan pernyataannya, apabila ternyata yang kuat bertahan yang lemah akan tertinggal, tentu apakah hanya itu satu satunya cara agar kita bisa hidup berdampingan dengan virus tersebut? Apakah ternyata kemampuan kita untuk memitigasi resiko tidak ada sama sekali?. Dr. Scott kembali mengatakan bahwa tidak mungkin pembatasan dan pedoman yang sudah diberikan dapat membatasi penyebaran virus selamanya. Para pembuat kebijakan ingin mencoba untuk menaruh harapan terhadap vaksin yang dapat menyembuhkan namun entah akan muncul kapan atau mencapai kekebalan terlebih dahulu. Namun sejauh ini masih belum ada bukti yang lebih jelas bahwa antibody tersebut dapat memberikan perlindungan kepada mereka yang terinfeksi. Sebagai informasi, Scott merupakan salah satu dewan di perusahaan farmasi Pfizer yang dimana merupakan 1 dari 10 perusahaan untuk membuat virus corona dan atau tengah bersiap untuk memulai uji klinis. Pada hari Rabu kemarin, Pfizer melaporkan hal positif dari ujicoba vaksin tersebut terhadap manusia namun masih dalam tahap awal, dan ketika hasilnya positif, tentu saja hal tersebut akan mendorong harga saham tersebut yang dimana saham Pfizer naik sekitar 3%. Kami terkadang suka bertanya, ketika ternyata seminggu kemudian dilaporkan bahwa ternyata obat tersebut belum memberikan efek apa apa, pergerakan saham tersebut kembali turun. Pertanyaannya adalah, apakah sentimen obat menjadi salah satu trigger yang bagus untuk menggerakan saham untuk naik dan turun? Mungkin saja. Sebelumnya Dr. Fauci sudah mengatakan bahwa dirinya optimis bahwa vaksin akan siap untuk di distribusikan di Amerika pada awal tahun 2021. Beberapa perusahaan besar tengah bersiap untuk mulai melakukan investasi untuk meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan apabila ternyata vaksin tersebut telah terbukti aman dan efektif pada manusia. Ditengah pernyataan Fauci yang sudah memberikan optimis bagaikan kupu kupu yang siap lepas dari kepompongnya, tiba tiba dirinya mengatakan bahwa tidak ada jaminan, tidak pernah ada jaminan bahwa vaksin tersebut akan memberikan kekebalan seumur hidup, namun akan memberikan perlindungan dalam jangka waktu yang terbatas. Kami jadi bingung, seperti melihat kupu kupu yang ingin terlepas, tapi nyangkut. Sudah 2 hari ini kami melihat banyak hal menjadi kentang karena beberapa pernyataan yang membingungkan. Kembali kepada kekebalan dan antibody, sebuah penelitan pada awal minggu lalu mengatakan bahwa dibutuhkan 67% dari populasi untuk terinfeksi untuk mencapai kekebalan berkelompok, sehingga hal tersebut justru memberikan perlindungan yang lebih luas kepada masyarakat. Scott mengatakan saat ini hampir sekitar 25% masyarakat New York City sudah terinfeksi dengan virus corona. Kami hanya berharap, bahwa ini semua akan berlalu. Kami percaya bahwa setiap kegelapan tidak akan berlangsung selamanya, namun kami tidak bisa membayangkan apa jadinya apabila 67% populasi harus terkena dampaknya untuk mendapatkan kekebalan. Daripada menunggu hingga 67%, lebih baik sekarang dicari bersama bagaimana memitigasi resiko ini semua dan mengendalikan penyebarannya dengan menggunakan penerapan teknologi dan informasi. Dr. Fauci mengatakan bahwa virus corona sejauh ini telah bermutasi sehingga dapat menyebar lebih mudah. Penelitian dilakukan untuk mengkonfirmasi hal tersebut bahwa ada kemungkinan mutasi dan implikasinya. Sejauh ini data menunjukkan bahwa ada satu mutasi yang membuat virus dapat mereplikasi lebih baik dan memiliki jumlah viral loads yang tinggi. Sejauh ini virus RNA bermutasi lebih cepat dari pada virus lainnya, dan sebagai informasi virus RNA tidak memiliki koreksi atas kesalahan dalam virus tersebut, yang itu artinya virus tersebut tidak dapat memperbaiki koreksi tersebut dengan sendirinya. Jadi, apa artinya kami menjelaskan hal tersebut? Itu artinya bahwa apabila mutasi tersebut benar terjadi, maka pengembangan vaksin akan mengalami kendala karena virus yang terus bermutasi. Dan ketika pengembangan vaksin mengalami kendala, itu artinya akan memberikan ketidakpastian perekonomian kedepannya. Situasi ini tidak sama seperti krisis sebelumnya, krisis kali ini tidak bisa diukur dan diprediksi, namun jangan kehilangan harapan. Harapan disebut harapan karena situasi dan kondisi yang memberikan keputusasaan. Karena harapan memberikan keberanian.
2.LEBIH BAIK ATAU BURUK ?
Jumlah kasus virus corona terus bertambah di seluruh dunia dalam kurun waktu 24 jam terakhir. Dalam laporan tersebut dikatakan bahwa ada lebih dari 10.9 juta kasus baru yang telah dikonfirmasi secara global, dengan 212.326 kasus baru dalam kurun waktu 24 jam. Salah satu pejabat tinggi mengatakan bahwa telah memberikan peringatan terhadap beberapa negara yang mungkin harus melakukan kembali lockdown untuk menahan perkembangan virus. Dr. Maria Van Kerkhove, kepala WHO mengatakan beberapa negara yang telah berhasil melakukan pembukaan sebelumnya memiliki potensi untuk mengalami penutupan kembali, dan mungkin harus melakukan intervensi terkait hal tersebut agar penyebaran virus tetap terkendali. Namun Dr. Maria mengatakan bahwa tentu saja dirinya berharap bahwa hal tersebut tidak perlu di lakukan. Amerika, Brazil, dan India terus mengalami lonjakan kasus baru, dan hal ini yang kami khawatirkan bahwa hal tersebut mampu menekan pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung saat ini. WHO juga mengumumkan pada hari Sabtu kemarin bahwa WHO telah menghentikan percobaan kombinasi obat HIV lopinavir dengan ritonavir sebagai pengobatan gabungan untuk pasien yang terkena virus corona karena hasil penggunaan obat tersebut tidak memberikan pengurangan dalam meningkatnya ratio kematian. WHO juga memberikan informasi bahwa mereka menghentikan penelitan mengenai hydroxychloroquine dalam penelitiannya. Sejauh ini belum ada obat yang disetujui oleh FDA untuk mengobati corona virus. Yang itu artinya, perjalanan untuk mendapatkan vaksin masih panjang.
“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, kami merekomendasikan wait and see hari ini,” sebut analis Pilarmas.

