ANALIS MARKET (23/6/2020) : 'Buy and Hold' Di Pasar Obligasi Menjadi Pilihan Khususnya Untuk Tenor Pendek
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi mulai menunjukkan anomali pergerakan.
Secara harga, obligasi acuan 5y, 15y, dan 20y mengalami kenaikkan, namun untuk obligasi 10y mengalami penurunan.
Saat ini investor asing dalam obligasi seperti keadaan tak berarti. Datang dan pergi sesuka hati. Dalam kurun waktu 10 hari, komposisi asing yang sebelumnya masih berada sebesar 30.9% tiba tiba menyusut menjadi 30.2%.
Ini artinya pelaku pasar dan investor khususnya asing masih mencermati situasi dan kondisi pemulihan ekonomi yang ada di Indonesia.
Dengan kenaikkan jumlah yang terinfeksi yang hampir 1.000 setiap hari, tentu hal ini memberikan lampu kuning terhadap ekspektasi dan harapan akan pemulihan ekonomi yang digadang gadang mampu berlangsung cepat akan menjadi terhambat.
Optimis boleh saja, namun realistis juga sesuatu yang harus kita bisa pahami. Korban yang meningkat tentu akan memberikan tekanan terhadap pasar, baik saham maupun obligasi.
“Kami selalu mengatakan bahwa pengendalian merupakan salah satu langkah yang harus dilakukan tatkala virus belum ada vaksin. Ketika virus bisa dikendalikan, tentu memberikan persentase yang lebih besar dari hanya sekedar harapan menjadi sebuah kenyataan bahwa pemulihan ekonomi itu nyata, bukan hanya berdasarkan kata kata semata. Tidak hanya di Indonesia, namun dari Amerika, Brazil, hingga German, sekarang ini semuanya mengalami kenaikkan jumlah kasus yang memecahkan rekor. Tentu hal ini akan menjadi perhatian utama pelaku pasar dan investor,” jelas analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Selasa (23/6/2020).
Ditambahkan, ditengah kebimbangan diantara 2 pilihan, jual atau beli, lebih baik kita ikut lelang hari ini. Seperti biasa, tentu tenor pendek akan disukai apalagi ditengah tingginya ketidakpastian saat ini. Namun seperi biasa, PBS 23 dan PBS 22 mungkin akan mencuri hati. Buy and hold akan menjadi pilihan khususnya untuk menjaga arus nilai kupon dari obligasi ditengah situasi dan kondisi saat ini.
“Pasar obligasi pagi ini akan dibuka bervariatif, dengan lelang sebagai fokus utama. Tetap hati hati, dan cepat beradaptasi menjadi kunci untuk melewati masa seperti sekarang ini,” sebut analis Pilarmas.
Adapun cerita hari ini akan kita awali dari :
1.KIAN NYATA
Wabah virus corona semakin nyata semakin berbahaya. Lonjakan kasus kembali terjadi di Amerika dan Brazil, diikuti oleh German, dimana tingkat reproduksinya mengalami peningkatan secara substansial. Hal ini yang membuat kami khawatir, namun apakah pelaku pasar dan investor mulai cemas atau tidak? Ini yang harus kita nantikan. Kalaupun tidak cemas, itu hanya dalam jangka pendek, namun secara jangka menengah hingga panjang, tentu saja kenaikkan korban yang terinfeksi virus corona akan mempengaruhi pemulihan ekonomi. Ekonomi tidak akan berjalan begitu saja, karena membutuhkan daya beli disana. Sejauh ini, WHO sudah mendapatkan laporan 183.000 kasus yang dilaporkan di seluruh dunia. Brazil memberikan data dengan hampir 55.000 infeksi baru, dimana kasus tersebut yang terbesar yang pernah dilaporkan. Amerika menyusul setelah Brazil dengan lebih dari 36.000 kasus baru yang dilaporkan pada hari Minggu kemarin. India sejauh ini juga memberikan data terbaru dengan 15.000 kasus infeksi baru. Di Jerman, R number telah memberikan angka terbaru yaitu 2.88. Itu artinya, 100 orang yang terinfeksi virus akan menginfeksi 288 orang. Untuk memperlambat penyebaran, tentu nilainya harus dibawah 1. Tidak hanya itu saja, saat ini lembaga kesehatan di Amerika sedang mempersiapkan musim flu yang akan mempersulit kesembuhan wabah virus corona, yang tentu saja tidak dapat dimitigasi dengan vaksin dalam waktu dekat. Dr. Fauci mengatakan, virus corona dapat berlanjut dalam kurun beberapa waktu kedepan dan memberikan beban yang luar biasa bagi perawatan kesehatan dengan adanya musim influenza yang datang setiap musim gugur. Saat ini, CDC akan mengembangkan test yang dapat memeriksa kedua virus bersamaan dan akan meminta otorisasi darurat dari Food and Drug Administration. Trump kemarin mengatakan pada rapat umum di Tulsa, Oklahoma, bahwa dirinya ingin memperlambat pengujian Covid 19 karena di Amerika menemukan terlalu banyak kasus baru yang terinfeksi virus corona. Ternyata demi mendapatkan data yang bagus pun, Trump sampai rela melakukan hal tersebut. Namun beberapa pejabat dalam pemerintahannya mengatakan bahwa Trump hanya bercanda dan pemerintah tetap akan membantu beberapa negara bagian agar dapat membuka kembali lockdown yang telah dilakukan sebelumnya dengan aman. Saat ini, upaya selanjutnya adalah memastikan bahwa setiap negara bagian memiliki persediaan pengujian dan kemampuan yang cukup yang dibutuhkan negara bagian untuk menjalankan rencana pembukaan. CDC telah memberikan $140 juta pada awal bulan ini kepada 64 yurisdiksi di seluruh negeri untuk mempersiapkan flu melalui imunisasi yang ada. Sejauh ini saham saham di Eropa telah mengalami penurunan kemarin, karena lonjakan kasus yang terjadi di Amerika Serikat dan German. Ditengah tekanan perekonomian yang diberikan oleh virus corona, saat ini obligasi perusahaan minyak asal China, Hilong Holding Ltd. telah gagal bayar dengan nilai total $165 juta dolar. Sebelumnya, Hilong ingin melakukan restrukturisasi, namun gagal karena belum mendapatkan dukungan dari investor. Kegagalan pembayaran tersebut membuat obligasi luar negeri yang default terjadi di China menjadi $4 miliar tahun ini, naik 150% dari tahun sebelumnya. Sejauh ini, China berusaha untuk menjaga obligasi dalam negerinya agar tidak mengalami default untuk menghindari memburuknya perlambatan ekonomi. Seperti yang kami sampaikan sebelumnya, jauh dari berita ini muncul, bahwa gelombang ke-2 bukan hanya semata-mata mengenai virus saja, namun juga kepada kekuatan para perusahaan untuk menjaga kewajiban bayar surat utangnya. Tentu kami berharap, bahwa gagal bayar tersebut tidak menyebabkan latah bagi perusahaan yang lainnya, sehingga masih memberikan angin yang optimis terhadap kekuatan ekspektasi dan harapan akan pemulihan ekonomi.
2.PROYEKSI BAPPENAS
Mengacu kondisi wabah pandemic covid-19, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyampaikan bahwa tingkat angka penggangguran tahun 2020 di proyeksi akan bertambah sekitar 4-5,5 juta orang hal ini akibat dari dampak covid-19. Sehingga dikuatirkan jika terus meningkat, maka jumlah pengangguran pada tahun 2021 mendatang, tingkat pengangguran akan mencapai 10,7 juta sampai 12,7 juta orang. Menurut data Bappenas, sektor yang paling banyak kehilangan pekerja adalah sektor perdagangan, industri manufaktur, konstruksi, jasa perusahaan dan akomodasi serta makanan & minuman. Wabah tersebut selain meningkatkan jumlah pengangguran juga memberikan dampak kepada pekerja yang mengalami penurunan penghasilan dan jam kerja sehingga mengurangi produktivitas. Hal ini tentunya menunjukan bagaimana dasyatnya covid-19 yang dapat melumpuhkan perekonomian, sehingga mendorong melemahnya daya beli. Sementara itu, Bappenas juga memproyeksikan tingkat kemiskinan untuk sementara meningkat pada akhir tahun 2020, yaitu 9,7% - 10,2%.
“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, kami merekomendasikan ikut lelang hari ini. Meskipun obligasi jangka pendek menjadi pilihan, bukan berarti kita menutup mata akan obligasi jangka pendek dan menengah yang memberikan kupon seksi,” jelas analis Pilarmas.

