DEWA Catat Laba Bersih Kuartal I 2020 Melonjak 156,94 Persen

Pasardana.id - PT Darma Henwa Tbk (DEWA) berhasil membukukan peningkatan kinerja di tengah pandemi Covid-19.
"Pada kuartal pertama 2020, DEWA meraih laba bersih USD689.870," ungkap Mukson Arif Rosyidi, Corporate Secretary PT Darma Henwa Tbk, seperti dilansir dari siaran pers, Selasa (16/6).
Dijelaskan, raihan laba tersebut melonjak 156,94% dibandingkan USD268.491 pada kuartal pertama tahun 2019.
Adapun, DEWA mencatat lonjakan laba usaha sebesar 692,02% dari USD839.704 menjadi USD6,65 juta.
Laba usaha tersebut disebabkan karena laba kotor yang positif dan kontribusi dari laba selisih kurs.
Sepanjang kuartal pertama, pertumbuhan kinerja keuangan perseroan ditopang oleh pendapatan yang bertumbuh 23,99% dari USD66,11 juta menjadi USD81,98 juta.
Mayoritas pendapatan tersebut diperoleh dari proyek-proyek jasa pertambangan batubara Perseroan.
Proyek tambang batubara Bengalon di Kalimantan Timur milik PT Kaltim Prima Coal berkontribusi USD59,69 juta terhadap seluruh pendapatan DEWA.
Sementara, proyek tambang Asam Asam di Kalimantan Selatan milik PT Arutmin Indonesia berkontribusi USD18,39 juta, dan proyek tambang Satui di Kalimantan Selatan milik PT Cakrawala Langit Sejahtera menyumbang USD3,35 juta.
Selain itu, pendapatan Perseroan juga disumbangkan dari jasa pertambangan non-batubara. Meskipun kontribusi pendapatan dari jasa ini belum berporsi signifikan, namun strategi Perseroan dalam pengembangan bisnis ke jasa pertambangan non-batubara sudah berjalan dengan baik.
Proyek jasa pertambangan non-batubara yang berkontribusi terhadap pendapatan DEWA yaitu proyek jasa pengawasan pengerjaan konstruksi smelter milik PT Citra Palu Minerals, proyek pembuatan akses jalan, penambangan boxcut, dan uji industrial pengolahan mineral emas di tambang milik PT Aneka Tambang (Persero).
“Dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat di masa Pandemi Covid-19 ini, DEWA terus berupaya untuk menjaga dan meningkatkan kinerja operasional, baik di jasa pertambangan batubara, maupun non-batubara,” sebut Mukson Arif Rosyidi.
Pada kuartal pertama 2020, DEWA juga memperoleh proyek baru pada pertambangan lead-zinc di Dairi, Sumatera Utara, milik PT Dairi Prima Mineral (DPM).
Proyek tersebut memiliki lingkup pekerjaan yakni earthworks, sipil/konstruksi, serta instalasi mekanikal dan elektrikal senilai USD23,5 juta.
Lalu DEWA juga mendapat tambahan pekerjaan berupa pembangunan retaining wall serta jalan tambang dan site leveling di tambang milik DPM tersebut.
Mukson menambahkan, akselerasi kinerja DEWA juga terlihat dari serapan belanja modal atau capital expenditure (capex).
Pada Januari hingga Maret 2020, DEWA menyerap capex sebanyak USD20,22 juta, atau melonjak 414,22% dibandingkan USD3,93 juta di periode yang sama tahun 2019.
Dana capex tersebut sebagian besar digunakan untuk penambahan serta perbaikan mesin dan peralatan untuk mendukung operasional tambang.
Dari sisi produksi, DEWA mencatatkan pertumbuhan produksi batubara di kuartal pertama 2020. Pengupasan tanah (overburden removal) mengalami kenaikan 27,78% menjadi 31,84 juta juta bcm dibandingkan 24,92 juta bcm di kuartal pertama 2019.
Kemudian coal delivery tumbuh 19,43% dari 3,54 juta ton ke posisi 4,23 juta ton.
Sekadar informasi, DEWA merupakan perusahaan yang didirikan pada 8 Oktober 1991. Pada bulan Juli 1996, perusahaan mengubah statusnya dari PMDN menjadi perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) dengan masuknya Henry Walker Group Limited sebagai pemegang saham terbesar Perseroan.
Di bulan Januari 2005, Perseroan mengubah namanya menjadi PT HWE Indonesia dan pada bulan September 2006 berubah lagi namanya menjadi PT Darma Henwa.
Di tahun 2007, PT Darma Henwa Tbk menjadi perusahaan publik dengan kode saham DEWA.