ANALIS MARKET (15/5/2020) : IHSG Memiliki Peluang Bergerak Melemah Terbatas

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Kamis 14/05/2020, IHSG ditutup melemah 40 poin atau 0,89% menjadi 4.513. Sektor aneka industri, keuangan, infratruktur, agrikultur, industri dasar dan pertambangan bergerak negatif dan menjadi kontributor terbesar pada penurunan IHSG kemarin. Investor asing membukukan penjualan bersih sebesar 956 miliar rupiah.

Adapun cerita hari ini akan kita awali dari:

1.TRUMP GERAH

Presiden Trump kembali membuat pasar mendapatkan sentimen panas dari hubungannya dengan China. Kemarin dirinya mengatakan bahwa Trump masih merenungkan tentang bagaimana hubungannya dengan China ditengah wabah virus corona, dan selama dirinya merenung, Trump tidak ingin berbicara dengan Presiden China, Xi Jinping. Trump hingga hari ini memang memiliki hubungan yang baik dengan Presiden Xi, namun untuk dalam waktu dekat, Trump mungkin tidak akan berbicara dengan Xi Jinping. Trump mengatakan bahwa tanpa diminta, dirinya dapat memutuskan seluruh hubungan dan kesepakatan, dan lihat apa yang akan terjadi? Kita akan menghemat $500 miliar. Sejenak kami merenung, apakah benar demikian dengan posisi China sebagai mata rantai pasokan global, secara tidak langsung Amerika tentu akan membutuhkan China dan mungkin impactnya akan lebih daripada apa yang dikatakannya menurut kami. Trump mengatakan bahwa dirinya sedang memeriksa semua perusahaan China yang terdaftar di NYSE dan bursa Nasdaq yang dimana dari antara perusahaan tersebut yang tidak mengikuti peraturan akuntansi di Amerika, namun dirinya menyadari bahwa hal tersebut bisa saja menjadi boomerang. Karena apabila dirinya melakukan hal tersebut, bisa saja perusahaan China tersebut pindah ke bursa lain. Hal tersebut sangat berpotensi untuk membuat hubungan keduanya memanas, apabila Trump benar benar menjalankan hal tersebut, dan disatu sisi yang lain, China, saat ini sedang mempertimbangkan membatalkan atau menegosiasikan kesepakatan hal tersebut. Hal ini dilakukan oleh pemerintah China yang kian marah akibat kritik dari Amerika terhadap cara China dalam menangani wabah virus corona. Namun Trump mengatakan tidak akan ada negosiasi ulang, karena virus tidak pernah menjadi subjek dari kesepakatan. Sejauh ini kami yakin bahwa keduanya hanya menyampaikan sentimen sebatas lisan, namun untuk melakukan? Kami tidak seyakin itu, apalagi ditengah situasi dan kondisi saat ini yang membuat perekonomian dunia membutuhkan kerjasama untuk dapat berjalan ditengah kesulitan seperti saat ini. Oleh sebab itu, meskipun tensi mengalami kenaikkan, namun kami yakin keduanya tidak cukup bodoh untuk mengambil sebuah keputusan yang sia sia.

2.1 KOIN 2 SISI

Situasi kembali memanas, masih dengan sumber permasalahan yang sama seperti kemarin mengenai kesehatan dan perekonomian. Bagaikan 1 koin dengan 2 sisi yang berbeda, perdebatan mengenai masalah ini terus berlanjut. Setelah pernyataan dari Dr. Anthony Fauci kemarin yang mengatakan ada konsekuensi dari sebuah pembukaan kembali yang prematur yang dimana membuat potensi adanya gelombang kedua, dibalas oleh Presiden Trump bahwa pernyataan tersebut bukanlah sesuatu yang dapat diterima. Trump terkejut dengan jawaban dari Dr. Fauci yang mengatakan hal tersebut. Dr Fauci juga meragukan apakah vaksin untuk virus corona dapat tersedia pada musim gugur nanti, ketika sekolah ditetapkan kembali untuk dibuka. Sejauh ini Presiden Trump sendiri diketahui telah mendukung beberapa negara bagian untuk membuka kembali membuka bisnis yang selama ini ditutup. Sejauh ini posisi White House terhadap pembukaan kembali perekonomian telah diserahkan kepada kepada gubernur masing masing dan disesuaikan terhadap pedoman yang sudah disiapkan sebelumnya apakah negara bagian tersebut dapat dibuka kembali atau tidak. Namun kami melihat sebetulnya ekonomi dan kesehatan saat ini bisa berdampingan, selama masyarakat dapat mematuhi dengan tertib dan patuh dengan peraturan yang sudah disiapkan. Kita juga tidak bisa mengatakan bahwa kita pasrah terhadap virus corona, namun apabila kita berdiam diri dan melihat aktivitas ekonomi tutup hingga waktu yang tidak dapat ditentukan, hal ini secara perlahan justru juga akan menekan dan memberikan dampak terhadap penurunan kualitas hidup kita, karena semakin lama ekonomi terhenti, semakin besar pula dampak yang akan terjadi di masa yang akan datang. Oleh sebab itu kami berharap bahwa perekonomian dapat dibuka, namun dengan catatan harus ada kesadaran dari masyarakat di dalam hidup bersosialisasi. Apabila aktivitas ekonomi terhenti, bukan tidak mungkin The Fed akan memberikan tingkat suku bunga negative untuk memberikan stimulus terhadap ekonomi. Namun apakah ketika tingkat suku bunga negative tercapai, serta merta akan mampu mendorong perekonomian? Hal tersebut juga tidak akan membantu banyak menurut kami, karena disatu sisi ekonomi sedang dalam fase berhenti sehingga stimulus seperti apapun mungkin hanya akan menjadi obat kuat sementara waktu. Memang benar wabah virus corona gelombang kedua mungkin akan lebih besar daripada yang pertama, namun kami percaya apabila kehidupan dijalankan sesuatu dengan peraturan yang ada, maka kesehatan dan ekonomi dapat berjalan beriringan. Oleh sebab itu, hal ini yang dilakukan oleh White House untuk mengeluarkan panduan tentang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit serta memberikan petunjuk agar bar, restaurant, serta tempat kerja bisa dapat berjalan dan dibuka kembali. Panduan ini menguraikan serangkaian langkah langkah yang harus diambil untuk menjaga keselamatan baik karyawan maupun pelanggan, termasuk kegiatan mencuci tangan, social distancing, dan memeriksa gejala apabila terkena covid 19. Dibawah panduan dari CDC, kegiatan aktivitas ekonomi akan didorong untuk untuk kembali berjalan.

3.DATA PENTING!

Dari dalam negeri, menjelang akhir pekan pelaku pasar terlihat seperti menunggu kepastian dimana pada hari ini beberapa data penting terkait fundamental ekonomi dalam negeri akan segera dirilis. Pergerakan pasar saham selama pekan ini yang cukup tertekan membuat investor cenderung berhati – hati terhadap pergerakan saham dengan kapitalisasi besar. Hal ini seiringan dengan proyeksi pertumbuhan yang dinilai melambat pada kuartal II tahun 2020. Akhir pekan ini akan menjadi sebuah penantian bagi pelaku pasar dimana Current Account kuartal I 2020 akan segerak diinformasikan. Berdasarkan consensus yang dihuimpun oleh Tradingeconomics, Indonesia diproyeksikan deficit $ 5.5 miliar. Sebelumnya Bank Indonesia memproyeksikan deficit neraca berjalan berada di bawah 1.5% dari PDB. Kami menilai rendah atau tingginya CAD akan cukup mempengaruhi fluktuasi pasar keuangan Indonesia, dimana Bank Indonesia nantinya akan menentukan strategi kebijakan moneter serta meninjau ulang kebijakan yang sebelumnya telah dilakukan. Selain itu pada akhir pekan ini, neraca perdagangan serta kinerja ekspor maupun impor menjadi tolak ukur kekuatan perekonomian Indonesia. Berdasarkan consensus yang dihimpun oleh Tradingeconomics, neraca perdagangan pada April diproyeksikan ada penurunan sebesar $-0.2 miliar, hal ini seiringan dengan proyeksi penurunan impor sebesar -12.73% dan penurunan ekspor sebesar -2.7%. Kami melihat adanya penurunan yang signifikan pada impor seiringan dengan strategi pemerintah untuk mengguatkan perekonomian dalam negeri, terlebih pandemic corona dinilai ikut menurunkan permintaan akan produk impor dari negara lain. Pada satu sisi, momentum Idul Fitri kali ini dilihat cukup berbeda, sehingga siklus daya beli masyarakat menjelang April dinilai tidak terlalu naik siginifikan. Lagi lagi untuk kedua kalinya dalam 2 tahun berurutan, Indonesia kehilangan momentum pertumbuhan sehingga dampak tersebut tidak dapat kita rasakan.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak melemah terbatas dan ditradingkan pada level 4.465 – 4.705. Namun dengan dukungan magis hari Jumat dan menghijaunya futures di Asia ditambah dengan penurunan yang cukup dalam sebelumnya, bukan tidak mungkin, IHSG bisa bergerak menguat. Perhatikan sentimen mengenai data ekonomi Indonesia hari ini, karena akan menjadi arah pasar selanjutnya,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Jumat (15/5/2020).