ANALIS MARKET (12/5/2020) : Pasar Obligasi Akan Cenderung Menguat Hari Ini

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi bergerak flat meskipun ada tanda-tanda kenaikkan secara harga.

Namun, kami melihat mungkin kenaikkan tersebut akan tertunda karena adanya lelang yang diadakan pemerintah hari ini.

Lelang kali ini seiring sejalan dengan adanya pembukaan ekonomi diberbagai negara, khususnya Indonesia sehingga mungkin akan sedikit memberikan angin segar, meskipun tampaknya pelaku pasar dan investor sedikit cemas terkait dengan perekonomian Indonesia.

Namun demikian, pelaku pasar dan investor kami perkirakan akan mengambil kesempatan pada lelang yang akan diadakan hari ini. Karena apabila ternyata perekonomian di buka pada bulan Juni nanti, tentu ekonomi akan mulai kembali berjalan dan sedikit banyak akan memberikan sentimen positif meskipun para ahli masih belum kunjung memberikan obat vaksin. Meskipun, secara global ketidakpastian ekonomi masih tinggi, yang membuat investor asing masih enggan untuk masuk ke dalam pasar Indonesia.

“Yield harus tetap menarik, karena tingkat resiko kita naik. Dan moment ini menjadi sebuah moment yang baik untuk mulai masuk, karena mungkin yield yang tinggi saat ini tidak akan terulang kembali dalam waktu dekat,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Selasa (12/5/2020).

Lebih lanjut analis Pilarmas menilai, untuk saat ini, tidak ada salahnya untuk mengakumulasi beli meskipun belum ada tanda tanda kenaikkan dalam waktu dekat, namun kita tetap bisa menikmati kupon yang ada.

Apalagi Bank Indonesia kemarin mengatakan bahwa mereka berpotensi untuk memotong tingkat suku bunga apabila pasar keuangan stabil.

Sejauh ini, kami melihat Bank Indonesia cukup rajin untuk terus melakukan intervensi di pasar, karena secara valuasi, Rupiah saat ini berada dalam posisi undervalued.

Dalam pertemuan kemarin antara beberapa lembaga keuangan khususnya dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan Negara, mereka juga mengatakan bahwa mata uang Rupiah akan terus mengalami penguatan, tentu kami cukup bersyukur karena hal ini memberikan keringanan kepada nilai impor kita kedepannya.

Bank Indonesia hingga hari ini telah menyuntikkan likuiditas senilai IDR 503,8 T, jumlah yang tidak sedikit namun sebuah nilai yang harus dikeluarkan untuk menjaga likuiditas.

Di akhir tahun nanti, kami berharap cukup besar bahwa imbal hasil 10y obligasi berada di rentang 7.5 %– 7.75%, meskipun kami berharap dapat lebih rendah dibawah itu.

Hari ini lelang diperkirakan akan kedatangan total permintaan sebesar IDR 35 – 45 T, apabila ternyata diserap lebih dari itu, pasar akan cenderung menguat hari ini. Namun apabila diserap dalam jumlah mini, pasar akan mengalami penurunan kembali hari ini. Waspadai pergerakan pasar pada sore hari.

“Pagi ini pasar akan dibuka melemah dengan potensi melemah terbatas, hingga hasil lelang keluar,” ungkap analis Pilarmas.

Adapun cerita di pagi hari ini akan kita awali dari;

1.BELT AND ROAD INITIATIVE

China tengah berjibaku diantara harus menghapus utang pinjaman atau tidak, karena cukup banyak negara yang tengah berhutang dengan China saat ini akibat adanya proyek ambisius China yang kita kenal dengan Belt and Road Initiative. Proyek ini sebetulnya sebuah proyek simalakama dan cukup banyak dikritik karena mendorong negara yang ikut berpartisipasi dengan pinjaman utang didalamnya yang diberikan oleh China. Proyek ini sebetulnya salah satu gagasan untuk membangun jaringan kereta api, jalan, dan laut yang menghubungkan mulai dari China hingga Asia Tengah, Afrika dan Eropa yang dimana bertujuan untuk meningkatkan perdagangan. Dan China ikut mendukung dengan menyediakan ratuan miliar untuk mendanai negara yang ikut berpartisipasi, (memberikan pinjaman maksud kami). Namun dengan adanya wabah virus corona ini tentu akan membuat pembayaran dari negara tersebut mengalami keterlambatan dan akan mempersulit bagaimana membayar utang tersebut. Sejauh ini sudah lebih dari 130 negara yang berada di bawah naungan Belt & Road Initiative. Dan sampai hari ini negara negara yang berpenghasilan rendah telah meminta keringanan kepada China dalam pembayaran utang, atau memperpanjang periode pembayaran atau menangguhkan pembayaran dalam jangka waktu pendek dan menengah. Pakistan dan Sri Lanka mungkin akan menjadi salah satu negara yang meminta keringanan dalam pembayaran utang. Beberapa negara tersebut juga melakukan perjanjian barter dengan China yang dimana didenominasikan dalam bentuk barel minyak sehingga membuat jumlah nilai sesungguhnya dari sebuah utang menjadi abu abu. Ini dari sisi yang meminjam uang dari China, bagaimana dengan sisi China?. Bukan tidak mungkin wabah virus corona yang hampir mengenai secara utuh satu dunia ini justru melakukan kesepakatan diantara negara peminjam utang tersebut untuk meminta hal yang sama terhadap China, yaitu keringanan dan penangguhan. Apa yang akan terjadi apabila semua negara tersebut melakukan hal yang sama terhadap China? Tentu ini akan menjadi sebuah tekanan tersendiri dari sisi China karena adanya penangguhan pembayaran bunga. Yang kami khawatirkan, China memiliki track record untuk mengambil alih asset ketika suatu negara tidak dapat membayar kembali pinjaman mereka. Salah satu yang kita kenal adalah Sri Lanka, yang dimana kala itu tahun 2017, mereka harus menyerahkan pelabuhan strategis kepada China karena Sri Lanka tidak mampu mleunasi hutangnya. Menurut kabar yang beredar, China meminta jaminan dari pinjaman tersebut berupa infrastructure untuk public sector, sehingga apabila kita menilik dari tahun 2000 – 2017, utang negara lain terhadap China mengalami kenaikkan hampir 10x lipat. Sejauh ini kami melihat bahwa project China terkait dengan Belt dan Road Initiative merupakan proyek ambisius dari China, sehingga tentu saja hal ini membuat China berusaha untuk menjaga keseimbangan. Hal ini penting karena China selalu berfikir jangka panjang. Oleh sebab itu kami berharap baik negara yang berhutang terhadap China maupun dari sisi China sebagai pemberi utang, mampu untuk menjaga keseimbangan ditengah situasi dan kondisi saat ini.

“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, kami merekomendasikan ikuti lelang hari ini!” sebut analis Pilarmas.