Kadin Sebut Wabah Virus Corona Berikan Dampak Buruk Pada Industri Elektronik

Foto : istimewa

Pasardana.id - Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin), Rosan Roeslani mengatakan, bahwa industri elektronik adalah salah satu yang paling mendapatkan dampak buruk dari penyebaran wabah virus corona.

Bagaimana tidak, disebutkan Rosan, kalau virus corona telah memukul impor dari China sebesar 25 hingga 30 persen selama periode Januari hingga Februari.

“Terus terang di sektor elektronik, kalau kita lihat kan impor kita 26 persen dari Tiongkok. Dan top three bahan baku untuk elektronik, laptop, dan layar datar itu paling besar,” ujarnya di Jakarta, Kamis (5/3/2020).

Sementara itu, terkait perumusan stimulus ekonomi jilid II, Rosan mengungkapkan Kadin tengah mendiskusikan bentuk-bentuk relaksasi yang diharapkan. 

Namun, dia mengatakan relaksasi yang dibutuhkan tak akan jauh-jauh dari kemudahan perizinan dan insentif fiskal.

“Kami minta untuk berikan relaksasinya, papar Rosan,” ucapnya.

Sebagai informasi, pemerintah akan kembali mengeluarkan insentif merespons wabah virus korona yang menggangu perekonomian.

Bahkan anggaran yang disiapkan bisa melebihi dari insentif yang telah diberikan sebelumnya, yakni mencapai Rp 10,3 triliun. 

Beberapa insentif antara lain kemudahaan perizinan untuk impor bahan baku di industri manufaktur serta dukungan untuk mendorong ekspor.

Tak hanya itu, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati juga mengungkapkan masih terus memformulasikan berbagai kebijakan yang akan masuk dalam paket stimulus ekonomi jilid II untuk mengatasi dampak virus corona.

Hingga saat ini, kebijakan tersebut masih terus dibahas dengan kementerian terkait lainnya.

"Sedang kami formulasikan nanti arahnya bagaimana, jenisnya apa saja, dan ditujukan untuk sektor apa, mekanismenya seperti apa," ungkap Sri Mulyani pada Kamis (5/3).

Hanya saja, bendahara negara tersebut belum dapat membagi kisi-kisi soal paket tersebut.

Ia juga enggan memberikan proyeksi kesiapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 dalam memenuhi kebutuhan anggaran paket stimulus ekonomi jilid kedua yang digadang-gadang mencapai Rp10,3 triliun.