ANALIS MARKET (19/3/2020) : Pasar Obligasi Berpotensi Melemah

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi terus menekan dan berusaha untuk memecahkan rekor penurunan harga yang terdalam. 

Obligasi jangka panjang sudah mulai melewati harga terendah sebelumnya dan ini merupakan alarm yang berbunyi yang menandakan bahwa sudah saatnya untuk membeli.

Obligasi 15y dan 20y sudah dapat dilirik, eittss namun ini belum masuk ke dalam harga terendah.

Tunggulah sebentar lagi sebelum mulai membeli. Obligasi 5y dan 10y hanya tinggal menunggu hitungan waktu saja hingga pasar obligasi memecahkan rekor kembali untuk berada di titik terendah.

“Oleh sebab itu, kami turut memghimbau persiapan membeli hanya tinggal menunggu hingga ke titik terendah, berapakah titik terendah pasar obligasi? Pantau terus riset kami ya!” ungkap analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Kamis (19/3/2020).

Lebih lanjut analis Pilarmas menilai, diperdagangan Kamis (19/3) pagi ini, pasar obligasi diperkirakan akan dibuka melemah dengan potensi melemah.

Pelemahan akan terus berlanjut, apalagi saat ini, cash in hand merupakan salah satu penekan bahwa baik investor retail maupun institusi membutuhkan likuiditas jangka pendek.

Adapun cerita hari ini akan kita mulai dari;

1.SAH !!

Senat mengeluarkan undang undang pada hari Rabu kemarin untuk memperluas cuti yang berbayar dan tunjangan pengangguran sebagai bagian dari usaha untuk menjaga perekonomian dari wabah virus corona. Hal ini dilakukan mengingat, wabah virus corona tersebut semakin merajalela, dan dikhawatirkan akan semakin menekan perekonomian Amerika dalam jangka waktu beberapa minggu mendatang. Pemimpin mayoritas, Mitch McConnell mengatakan bahwa dirinya akan memilih rencana tersebut meskipun tampaknya strategi yang dilakukan masih kurang dengan apa yang dibutuhkan oleh pasar. Situasi dan kondisi yang mendesak membutuhkan keputusan. RUU DPR yang dianggap oleh senat adalah memberikan peningkatan asuransi bagi para pengangguran, dan memastikan bahwa bisnis yang memiliki kurang dari 500 karyawan dapat menawarkan 2 minggu cuti sakit dan akan menerima bayaran, serta akan mendapatkan program bantuan untuk makanan dan memberikan jaminan untuk melakukan tes corona. Congress dan White House bertujuan untuk mengesahkan paket stimulus yang lain yang dimana memiliki cakupan lebih luas untuk menghentikan bencana ekonomi dalam beberapa waktu mendatang. Dalam sebuah pernyataannya, Pelosi mengatakan bahwa Kongres sudah bekerja keras untuk RUU yang ketiga dan akan mengambil tindakan yang bersejarah untuk pekerja dan keluarga di Amerika.

2.MINYAK KNOCK OUT!

Minyak kembali mengalami penurunan, baik WTI maupun Brent hingga 25%. Saat ini futures sedang berada di level terendah dalam kurun waktu hampir 2 decade setelah sebelumnya Arab Saudi memberikan isyarat bahwa akan terjadi perang harga dengan Rusia. Harga minyak langsung turun dibawah $25 per barell untuk pertama kalinya sejak 2003. Apalagi Arab Saudi juga mengatakan bahwa mereka akan terus memproduksi pada rekor tertinggi selama beberapa bulan mendatang. Hal inilah yang membuat harga minyak kembali dalam tekanan. Dalam kurun waktu 10 hari terakhir, Arab Saudi terus memberikan informasi bahwa akan ada pertarungan harga dan peningkatan produksi yang membuat harga minyak akan mengalmai penurunan. Arab Saudi berjanji akan memproduksi minyak lebih banyak lagi selama beberapa bulan mendatang. Minyak sekarang sudah turun lebih dari 45%, sejak kesepakatan OPEC+ tidak menemui kesepakatan. Dari sisi Rusia sat ini mereka mengatakan bahwa mereka siap untuk menerima rasa sakit ini, karena ini bukan yang pertama kalinya. WTI pada akhirnya turun sebanyak 24% menjadi $20.37 per barel, terendah sejak February 2002. Sedang Brent turun 13% menjadi $24.88 per barell ini merupakan yang terendah sejak 2003 lalu. Dari perhitungan Goldman Sachs mereka mengatakan bahwa konsumsi akan turun sebanyak 8 juta barel per hari, bahkan Citibank mengatakan bahwa harga Brent bisa berada di $ 17 per barel atau lebih rendah dari kuartal ke 2.

3.MENCOBA BERTAHAN

Dalam menghadapi dampak perekonomian dalam negeri dari penyebaran wabah virus corona, pemerintah Indonesia kembali berencana mengeluarkan kebijakan stimulus fiskal jilid III. Pertama adalah kesehatan. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan fokus dalam paket stimulus ketiga adalah kesehatan, perlindungan sosial, dan menjaga kinerja pelaku usaha. Di bidang kesehatan, Sri Mulyani menjanjikan akan 'mengguyur' anggaran dalam jumlah besar, dan berbagai kebutuhan seperti kapasitas fasilitas kesehatan dan tenaga medis, kebutuhan alat, dan sebagainya. Selanjutnya untuk bantuan sosial Pemerintah masih merumuskan kebijakan yang paling sesuai untuk membantu seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya yang berpendapatan rendah dan fokus menjaga kinerja dunia usaha dilakukan mereka bisa bertahan di tengah ketidakpastian akibat penyebaran virus corona. Stimulus tersebut usaha pemerintah dalam perekonomian dalam negeri untuk merendam dampak penyebaran virus corona. Sri Mulyani mengatakan bahwa dirinya menyiapkan stimulus sebesar $ 1.8 miliar untuk menjaga perekonomian Indonesia dari krisis. Ekonomi saat ini akan berpotensi melemah dan akan tumbuh diantara 4.5% - 4.7%, dan merupakan yang terlemah sejak 2009 lalu. Sejauh ini Sri Mulyani mengatakan akan menilai ruang linkup, target dan mekanismenya, dan yang terpenting adalah kami dapat bereaksi dengan benar jika situasinya berubah dengan sangat cepat.

“Kami merekomendasikan jual hari ini,” sebut analis Pilarmas.