ANALIS MARKET (12/3/2020) : Pasar Diperkirakan Bergerak Melemah
Pasardana.id – Riset harian Samuel Aset Manajemen (SAM) menyebutkan, investor di AS khawatir, karena belum adanya stimulus fiskal untuk ekonomi yang dilanda virus corona, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan keadaan virus corona sebagai pandemi.
Presiden Trump rencananya akan membahas beberapa langkah stimulus pada Rabu malam (waktu AS), namun ia cenderung terbatas dalam langkah yang bisa dilakukan, kecuali ia menyatakan keadaan darurat nasional atau lebih merangkul parlemen yang dikontrol Partai Demokrat.
Sementara itu, imbal hasil obligasi benchmark 10-tahun AS naik 0,074 poin menjadi 0,817% pada penutupan hari Rabu (11/3).
Imbal hasil obligasi 30-tahun naik 0,088 poin menjadi 1,305%. New York Fed meningkatkan jumlah pinjaman jangka pendek yang ditawarkan ke bank untuk memperlancar likuiditas.
Fed meningkatkan fasilitas overnight repo sebanyak $ 25 miliar dolar menjadi $ 175 miliar dan berencana untuk meluncurkan fasilitas dwi minggu sebesar $ 45 miliar pada hari Kamis; fasilitas dwi minggu sebelumnya adalah $ 20 miliar. Fed juga akan memperkenalkan fasilitas repo bulanan $ 50 miliar.
Dari dalam negeri, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, salah satu tujuan dari paket stimulus yang sedang dimatangkan adalah memberikan kemudahan impor.
Caranya dengan mengurangi atau menghapuskan lartas (larangan dan pembatasan) untuk sektor tertentu.
Selain penghapusan lartas, Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Heru Pambudi mengatakan, kemudahan impor juga akan diberikan melalui penundaan pembayaran bea masuk selama maksimal 30 hari setelah impor.
“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, pasar diperkirakan bergerak melemah pada hari ini, seiring dengan pergerakan sebagian besar futures di Asia pagi ini yang juga melemah. Pagi ini, Nikkei 225 terlihat menurun -1,8% dan Kospi turun -2,4%,” sebut analis SAM dalam riset yang dirilis Kamis (12/3/2020).

