ANALIS MARKET (17/2/2020) : IHSG Memiliki Peluang Bergerak Melemah
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Jum’at 14/02/2020 lalu, IHSG ditutup melemah 5 poin atau 0,09% menjadi 5.866. Sektor infrastruktur dan keuangan bergerak negatif dan menjadi kontributor terbesar pada penurunan IHSG kemarin. Investor asing membukukan penjualan bersih sebesar 363.6 miliar rupiah.
Adapun cerita hari ini akan kita mulai dari;
1.PESAN IMF
Pada hari Jumat (14/2), Kristalina Georgieva dalam sebuah panel di Munich mengatakan bahwa Bank Sentral global dan Pemerintah harus bersatu untuk memerangi dampak yang ditimbulkan oleh virus corona terhadap perekonomian yang diperkirakan dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi. Dalam minggu minggu mendatang akan menjadi sangat penting untuk mengamati apa yang akan terjadi nanti. Diperlukan Analisa dari bawah ke atas untuk mendapatkan langkah langkah yang terkoordinasi untuk bisa melindungi ekonomi dunia dari guncangan yang lebih serius. Beberapa Bank Dunia juga mulai memangkas pertumbuhang global, salah satu yang terbaru adalah HSBC yang mengurangi pertumbuhan global dari sebelumnya 2.5% menjadi 2.3%. Presiden Bank Dunia, David Malpass juga mengatakan bahwa pemberi pinjaman juga akan menurunkan proyeksi pertumbuhan, karena terganggunya rantai pasokan yang disebabkan oleh virus corona. 20 Gubernur Bank Sentral serta Menteri diharapkan dapat memenuhi undangan minggu depan di Arab Saudi untuk membahas perkembangan masalah ini. Sejauh ini Filipina, Thailand, dan Malaysia telah memotong tingkat suku bunga, bagaimana dengan Indonesia? Eit, sabar dulu, nanti kita akan membahasnya. Sebagian Bank Sentral termasuk Indonesia telah memberikan isyarat kewaspadaan terhadap virus tersebut tetapi belum ada indikasi mereka akan menurunkan tingkat suku bunganya. Para pelaku pasar dan investor semakin pesimis terhadap potensi pemulihan perekonomian dunia yang diakibatkan oleh adanya corona virus tersebut. Sejauh ini China berjanji untuk meluncurkan lebih banyak stimulus yang lebih efektif meskipun nantinya akan muncul kesenjangan fiscal yang melebar karena corona virus yang terus memukul ekonomi. Beberapa pihak berwenang terus berusaha untuk menerapkan langkah langkah tahun ini untuk mengurangi pajak Perusahaan dan memotong pengeluaran Pemerintah yang tidak perlu karena virus tersebut berdampak terhadap produksi.
2.ARAH KAKI MELANGKAH
Sejauh ini Bank Sentral di seluruh dunia mungkin akan memperhatikan langkah selanjutnya dari Pemerintah China untuk menanggapi guncangan ekonomi yang mulai terjadi yang diakibatkan oleh virus corona tersebut. Politbiro Elit Partai Komunis terus mendesak China untuk memenuhi target ekonominya tahun ini, hal ini yang akan membuat Pemerintah menyiapkan lebih banyak stimulus yang lebih efektif. Hal ini sedikit berlawanan dengan keinginan Bank Sentral China yang selalu menahan langkah stimulus sejak dulu. Gubernur Bank Sentral G20 akan mengadakan pertemuan di Riyadh, Arab Saudi untuk berdiskusi lebih banyak terkait dengan efek yang ditimbulkan oleh virus corona tersebut. Namun kami melihat bahwa langkah selanjutnya dari Bank Sentral di seluruh dunia nanti, tentu tergantung langkah yang akan diambil oleh Bank Sentral China itu sendiri. Pilihan jangka pendek termasuk pemotongan tingkat suku bunga lebih lanjut serta keringanan pajak untuk sector sector yang terkena dampak menjadi sebuah perhatian tersendiri. Kami melihat yang paling rentan bagi perekonomian secara global adalah bahwa China merupakan salah satu rantai penting dalam pasokan elektronik diseluruh dunia yang membuat posisi China menjadi vital. Sehingga apabila rantai pasokan ini tidak dijaga, maka tentu akan menjadi domino effect terhadap perekonomian seluruh dunia. Dalam analisanya yang dibuat oleh Bloomberg, Australia, Korea Selatan, Jepang, Singapore, Hongkong, dan Thailand merupakan salah satu yang paling berat terkena dampaknya, selain itu Negara Negara seperti Brazil, German, dan Afrika Selatan menjadi Negara urutan teratas dalam hal kerentanan global. Sejauh ini kami melihat Negara Negara Asia memang sudah melirik untuk melakukan pemangkasan tingkat suku bunga. Jepang disatu sisi telah siap untuk melakukan stimulus fiscal apabila keadaan memaksa. Singapore juga siap untuk melakukan stimulus, Malaysia akan mengumumkannya bulan depan, dan Indonesia diperkirakan akan memangkas tingkat suku bunga lebih cepat dari yang kami duga. Setelah beberapa Negara Asia lainnya sudah memangkas tingkat suku bunga, tentu Indonesia juga tidak akan ketinggalan untuk melakukannya. Hal ini yang akan menjadi perhatian pasar pekan ini, yang dimana ternyata bertepatan dengan FOMC meeting yang akan terjadi pada tanggal 20 February nanti. Pemotongan tingkat suku bunga Bank Indonesia akan memberikan dampak yang cukup positif terhadap pasar modal, baik saham maupun obligasi. Pertanyaannya adalah, seberapa banyak dan lama efek positif tersebut dapat dirasakan.
3.YANG DINANTI
Dari local maupun global, pekan ini cukup banyak yang kita nanti dari beberapa data ekonomi yang muncul. Mari kita mulai dari local terlebih dahulu yang dimana pekan ini akan menanti data Trade Balance yang akan keuar pada 17 February nanti. Secara consensus kami melihat bahwa Trade Balance Indonesia lagi lagi akan kembali mencatatkan deficit. Begitupun dengan data export dan import, karena hal ini, merupakan salah satu yang penting dari dalam Negeri. Yang tidak ketinggalan adalah pertemuan dari Bank Indonesia yang akan diadakan pada tanggal 20 February. Tentu perhatian pasar tertuju terhadap pertemuan Rapat Dewan Gubernur pada tanggal 20 February mendatang. Kami melihat ditengah tengah perlombaan Negara untuk melakukan penurunan tingkat suku bunga yang diakibatkan oleh adanya Corona, tentu hal ini memberikan Bank Indonesia kesempatan yang lebih besar untuk menurunkan tingkat suku bunga, dan tentu saja hal ini akan menjadi booster yang positif di pasar. Beralih ke Amerika, FOMC meeting menjadi agenda paling utama yang dinanti oleh para pelaku pasar. Meskipun kami melihat belum adanya urgensi bagi The Fed untuk tingkat suku bunga, tapi anything can happen. Apalagi The Fed merupakan kiblat dari seluruh Bank Sentral di dunia. Data data seperti PMI manufacture, services, dan composite dari Amerika juga dinantikan. Kita bergeser ke Eropa, data CPI akan menjadi salah satu data yang dinantikan setelah program Quantitative Easing berjalan cukup lama. Sama seperti Amerika, data seperti PMI Manufacture, services dan composite menjadi perhatian para pelaku pasar. Namun sebagai catatan penting, minggu ini merupakan minggunya Jepang yang dimana disana akan muncul beberapa data yang sangat penting. GDP QoQ berpotensi untuk negative setelah virus corona semakin mewabah. GDP Jepang sendiri diperkirakan akan turun dari 0.4% menjadi -1%. Data Jepang export, import serta trade abalance akan menjadi para perhatian pelaku pasar dan inestor. Tidak ketinggalan ada data inflasi Jepang yang akan muncul di pekan yang sama. Cukup banyak penantian, namun kita harus pintar memilih sentiment mana yang memiliki korelasi positif, pekan ini akan cukup banyak volatilitas, apakah anda siap untuk menungganginya?
4.I LOVE YOU DISKON!
PLN akan memberikan diskon tarif listrik sebesar 30% untuk industry yang beroperasi selama 24 jam. Merinci lebih detail diskon yang diberikan hanya pada jam-jam tertentu diantaranya pukul 22.00-05.00 atau 06.00, sesuai instruksi pemerintah. Dilain sisi, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan keputusan itu telah dikeluarkan untuk mendorong industri dalam negeri agar mempunyai daya saing. Dia melanjutkan, yang dibutuhkan industri yakni harga listrik yang kompetitif. Menurutnya, para pelaku industri tidak meminta harga listrik disesuaikan sepanjang hari, dan tidak meminta adanya harga listrik khusus.
“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak melemah dan ditradingkan pada level 5.820 - 5.924,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Senin (17/2/2020).

