ANALIS MARKET (07/10/2020) : Pasar Obligasi Berpotensi Menguat Terbatas

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, tak dinyana, lelang kemarin (06/10), tidak begitu buruk.

Sesuatu yang mengejutkan ketika total penawaran yang masuk bisa lebih baik dari lelang obligasi konvesional 2 pekan lalu.

Ini merupakan sesuatu yang baik, namun pertanyaan yang cukup menggelitik adalah, apakah ini Omnibus Law effect?

Mungkin saja, meskipun sebetulnya Omnibus Law tersebut masih harus dilakukan sosialisasi dalam hal implementasi kedepannya agar tidak terjadi unjuk rasa yang justru mengakibatkan perekonomian terganggu.

Total penawaran yang masuk sudah baik, namun yang membuat lelang obligasi kemarin menjadi lebih baik adalah total serapan pemerintah yang nilainya diatas Rp 25T, tentu hal tersebut menjadi sebuah suntikan kekuatan yang membuat pasar obligasi mengalami penguatan yang berakibat menguatnya Rupiah pada perdagangan kemarin.

Pertanyaannya adalah, apakah setelah lelang ini pelaku pasar dan investor akan kembali pasif?

Tentu pelaku pasar dan investor akan kembali mencermati unjuk rasa yang terkait dengan Omnibus Law tersebut yang dimana memberikan ketidakpastian politik ditambah lagi dengan adanya kegagalan paket stimulus di Amerika.

Terlalu banyak membahas Omnibus Law membuat hati kian galau. Yuk kita lewati pembahasan tersebut.

Kita beralih kepada Bank Sentral Australia yang pada akhirnya lagi lagi menahan tingkat suku bunganya untuk tidak berubah sesuai dengan perkiraan kami.

Tidak ada kebijakan baru dalam pengumuman yang dilakukan oleh Bank Sentral Australia kemarin.

Namun yang menariknya kami melihat ada potensi untuk Bank Sentral Australia untuk menurunkan tingkat suku bunga hingga benar benar mendekati nol pada pertemuan berikutnya, namun pertanyaannya adalah sejauh mana effect yang ditimbulkan dari penurunan tingkat suku bunga tersebut?

Kebijakan non moneter ditambah dengan kebijakan fiscal menjadi salah satu yang diperlukan saat ini untuk Australia bertahan dari penurunan wabah virus corona selain melakukan pemangkasan tingkat suku bunga.

Lebih lanjut analis Pilarmas menilai, diperdagangan Rabu (07/10) pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka menguat dengan potensi menguat terbatas. Galaunya obligasi mungkin bisa kita saksikan hari ini, entah menguat atau melemah.

“Kami merekomendasikan beli hari ini dengan volume kecil,” jelas analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Rabu (07/10/2020).

Adapun cerita hari ini akan kita awali dari;

1.ANTARA EGO DAN EMO

Pada akhirnya ego dan emo merupakan momok yang membuat pada akhirnya pembicaraan mengenai stimulus lanjutan di hentikan oleh Presiden Trump. Trump kemarin menyampaikan untuk mengakhiri negosiasi dengan para pemimpin democrat terkait tentang stimulus baru yang akan diberikan, beberapa jam setelah Powell menyampaikan betapa pentingnya dukungan dari stimulus fiscal untuk menghindari penurunan ekonomi ditengah tengah fase pemulihan ekonomi yang sedang berjalan secara rapuh. Presiden Trump mengatakan bahwa dirinya telah memberikan instruksi kepada perwakilannya untuk berhenti bernegosiasi sampai dengan pemilihan Presiden usai. Setelah Trump menang, barulah saya akan mengesahkan RUU Stimulus lanjutan yang akan berfokus terhadap tenaga kerja dan bisnis kecil. Kami tidak mengatakan ini murni kesalahan democrat semata, meskipun awalnya kami berfikir demikian. Namun pernyataan Trump yang akan mengesahkan apabila terpilih kembali, ini merupakan sebuah intrik permainan politik didalamnya terkait dengan pemilihan Presiden. Seperti merasakan tekanan kalau masyarakat Amerika tidak memilih Trump untuk menang, maka stimulus tidak akan diberikan. Jadi kami berfikir bahwa stimulus ini malah justru menjadi ajang konflik kepentingan politik. Disatu sisi Demokrat yang ngotot dengan mata yang melotot untuk mendapatkan stimulus diatas dari $2 triliun, Republik dan White House yang menginginkan dibawah $2 triliun. Menurut kami $1.6 triliun yang diajukan oleh White House bukanlah sesuatu yang buruk, dibandingkan masyarakat Amerika tidak dapat sama sekali. Mereka membutuhkan stimulus ini ditengah situasi dan kondisi yang cukup sulit yang mereka hadapi. Mengapa harus mengorbankan kepentingan orang banyak hanya demi ego dan emo semata terkait dengan kepentingan politik? Semua indeks saham di Amerika mengalami penurunan mendengar hal ini. Kekerasan kepala Nancy Pelosi, tidak adanya welas asih dari White House, kesempatan dalam kesempitan ala Trump membuat semuanya menjadi batal seketika. Bantuan stimulus ini merupakan salah satu yang terpenting saat ini untuk menopang perekonomian, dan pernyataan itu pun juga disampaikan oleh Powell yang mengatakan kalaupun bantuan stimulus itu dalam jumlah yang besar, maka bantuan sebesar itu pun tidak akan sia sia. Mitch McConnell pemimpin mayoritas Senat mengatakan bahwa dirinya tidak tertarik terhadap RUU stimulus yang diberikan oleh Demokrat. McConnell secara terbuka juga mengatakan bahwa dirinya hanya akan melihat tawaran stimulus dari White House. McConnell mengatakan bahwa dirinya dan senator lainnya juga akan menentang dana talangan untuk pemerintah bagian dan lokal, yang dimana hal ini akan membuat stimulus akan kian sulit untuk dikeluarkan. Konsekuensi lainnya yang harus dihadapi adalah American Airlines Group Inc dan United Airlined Holdings Inc membutuhkan bantuan stimulus SEGERA. Karena kalau tidak mereka akan mengurangi tenaga kerjanya hingga 32.000 pekerja yang disebabkan mulai habisnya dana dari pemerintah. Dukungan terkait dengan bantuan dari sisi fiscal juga dilakukan oleh Powell yang mengatakan bahwa pemulihan perekonomian di Amerika masih sangat lemah apabila pemerintah tidak memberikan bantuan yang memadai, oleh sebab itu stimulus yang diberikan meskipun dalam jumlah yang besar pun tidak akan menjadi masalah. Mengapa dukungan dalam jumlah yang besar dibutuhkan? Karena apabila dukungan stimulus pemerintah dalam jumlah yang sedikit, maka hal tersebut menyebabkan pemulihan ekonomi di Amerika akan menjadi rapuh dan lemah, sehingga hal ini akan memberikan kesulitan bagi sisi rumah tangga dan bisnis. Oleh sebab itu sekalipun stimulus dalam jumlah yang besarpun, percayalah hal tersebut tidak akan menjadi sia sia. Powell bahkan mengatakan bahwa dirinya terus mendorong dan mendesak kongres agar dapat mengeluarkan stimulus fiscal tambahan diatas $3 triliun untuk menjaga prospek pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung saat ini. Kepala Fed Philadelphia, Patrick Harker pun mendukung Powell dengan mengatakan, setidaknya dukungan stimulus fiscal senilai $1 triliun lagi juga tidak apa apa karena hal tersebut dibutuhkan untuk menopang perekonomian. Kami akan menggunakan stimulus fiscal tambahan tersebut untuk dapat bertahan melewati masa masa sulit saat ini. Powell mengatakan bahwa pemulihan akan lebih kuat dan bergerak lebih cepat apabila kebijakan moneter dan fiscal terus berjalan beriringan untuk menopang dan mendukung perekonomian sampai akhirnya berada di satu titik yang bebas dari masalah. Yang itu artinya, secara kebijakan saat ini sedang pincang sebelah karena tidak ada kebijakan secara fiscal yang mendukung hal tersebut. Marilah kita berdoa semoga mereka semua yang berkepentingan terketuk hatinya untuk menyelematkan ekonomi negaranya, bukan dirinya sendiri.

2.SI KOALA BERAKSI

Seperti ramalan kami, pada akhirnya Bank Sentral Australia mempertahakan kebijakan moneternya agar tidak berubah pada pertemuan hari Selasa (06/10) kemarin. Tidak hanya itu saja, Bank Sentral bersama pemerintah akan mencoba untuk membeberkan lebih detail terkait dengan program pemulihan ekonomi dari resesi yang diakibatkan oleh wabah virus corona. Gubernur Bank Sentral Australia, Philip Lowe memberikan pernyataan bahwa mereka akan mempertahankan tingkat suku bunga di angka 0.25% seperti yang diharapkan juga oleh pelaku pasar dan investor. Lowe juga menyampaikan bahwa mereka akan memperluas program pinjaman bank untuk dapat menopang perekonomian. Tidak hanya itu saja, tenaga kerja juga akan menjadi focus utama Bank Sentral untuk menjaga perekonomiannya tetap berjalan. Dewan memandang bahwa tingginya angka pengangguran merupakan salah satu prioritas nasional yang akan menjadi perhatian. Bank Sentral Australia akan memberikan pengaturan kebijakan yang akomodatif selama yang diperlukan oleh pasar, sehingga diperkirakan Bank Sentral Australia akan terus mempertimbangkan untuk melonggarkan kebijakan moneter tambahan yang dapat mendukung pekerjaan dan tenaga kerja agar perekonomian dapat lebih semakin terbuka. Bank Sentral Australia mengatakan bahwa pasar tenaga kerja mulai mengalami perbaikan, dan tingkat pengangguran diharapkan mengalami penurunan meskipun demikian tidak bisa kita pungkiri bahwa angka penggangguran maupun setengah pengangguran akan berada dalam fase tertingginya untuk waktu yang lama. Sebetulnya data pengangguran di Australia juga tidak terlalu buruk untuk saat ini karena telah mengalami penurunan sejak bulan June lalu. Meskipun demikian, angka 6.8% saat ini menjadi posisi yang tertinggi setelah sebelumnya bermain di rentang 5% - 5.5%. Bank Sentral Australia akan bekerja sama dengan para pembuat kebijakan fiscal untuk menekan biaya pinjaman agar dapat menyalurkan program pinjaman tersebut. Anggaran pemerintah diperkirakan akan meningkatkan infrastructure, mendorong pemotongan pajak, dan memulai proses pemulihan perekonomian. Defisit anggaran sendiri diperkirakan akan mengalami kenaikkan sebanyak A$ 220 miliar atau $158 miliar atau 11.6% dari GDP pada tahun fiscal ini, dan pengangguran diproyeksikan akan mengalami kenaikkan menjadi 8% pada pertengahan tahun 2021 dari sebelumnya 6.8% saat ini. Anggaran pemerintah pun juga akan diumumkan pada malam hari ini, sehingga perekonomian Australia akan mendapatkan dukungan dari kebijakan fiscal dan moneter khususnya ditengah situasi dan kondisi dimana prospek ekonomi mengalami penurunan akibat wabah virus corona ditambah dengan tingginya akan pengangguran. Pernyataan dari Bank Sentral Australia yang terlihat dovish, semakin menunjukkan adanya potensi stimulus kembali. Cukup banyak analyst yang mengatakan bahwa tingkat suku bunga akan kembali di pangkas hingga mendekati nol yaitu 0.1% pada pertemuan selanjutnya pada bulan November. Meskipun kami melihat masih cukup kecil kemungkinan akan terjadinya pemangkasan untuk saat ini. Kebijakan kebijakan non moneter mungkin akan menjadi perhatian, namun apabila hingga akhir tahun perekonomian Australia tidak kunjung membaik, kami melihat ada potensi yang cukup besar Bank Sentral Australia akan memangkas kembali tingkat suku bunganya. Ada beberapa hal yang bisa dijadikan tambahan kebijakan menurut Wakil Gubernur, Guy Debelle, yaitu; 1. Membeli obligasi membeli obligasi jangka panjang untuk menjaga imbal hasil obligasi. 2. Melakukan intervensi mata uang untuk menjaga nilai tukar yang sesuai dengan fundamentalnya, meksipun kami melihat hal ini tidak terlalu penting untuk saat ini. 3. Menurunkan tingkat suku bunga hingga 0.1% seperti yang tadi kami sampaikan. Ditengah situasi dan kondisi perjuangan Bank Sentral Australia untuk menopang perekonomiannya, akhirnya Bank Sentral India akan memulai pertemuan yang sebelumnya mengalami penundaan beberapa waktu yang lalu. Tentu ini menjadi salah satu hal yang penting yang sangat dinantikan, karena akan mampu mendorong pasar di India untuk menjadi lebih stabil.