ANALIS MARKET (07/10/2020) : IHSG Berpeluang Bergerak Melemah Terbatas

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Selasa, 06/10/2020, IHSG ditutup menguat 40 poin atau +0,82% menjadi 4,999. Sektor keuangan, aneka industri, infrasturktur, perdagangan, industri dasar, pertambangan bergerak positif dan menjadi kontributor terbesar pada penguatan IHSG kemarin. Investor asing membukukan penjualan bersih sebesar 263 miliar rupiah.

Adapun cerita hari ini akan kita awali dari;

1.ANTARA EGO DAN EMO

Pada akhirnya ego dan emo merupakan momok yang membuat pada akhirnya pembicaraan mengenai stimulus lanjutan di hentikan oleh Presiden Trump. Trump kemarin menyampaikan untuk mengakhiri negosiasi dengan para pemimpin democrat terkait tentang stimulus baru yang akan diberikan, beberapa jam setelah Powell menyampaikan betapa pentingnya dukungan dari stimulus fiscal untuk menghindari penurunan ekonomi ditengah tengah fase pemulihan ekonomi yang sedang berjalan secara rapuh. Presiden Trump mengatakan bahwa dirinya telah memberikan instruksi kepada perwakilannya untuk berhenti bernegosiasi sampai dengan pemilihan Presiden usai. Setelah Trump menang, barulah saya akan mengesahkan RUU Stimulus lanjutan yang akan berfokus terhadap tenaga kerja dan bisnis kecil. Kami tidak mengatakan ini murni kesalahan democrat semata, meskipun awalnya kami berfikir demikian. Namun pernyataan Trump yang akan mengesahkan apabila terpilih kembali, ini merupakan sebuah intrik permainan politik didalamnya terkait dengan pemilihan Presiden. Seperti merasakan tekanan kalau masyarakat Amerika tidak memilih Trump untuk menang, maka stimulus tidak akan diberikan. Jadi kami berfikir bahwa stimulus ini malah justru menjadi ajang konflik kepentingan politik. Disatu sisi Demokrat yang ngotot dengan mata yang melotot untuk mendapatkan stimulus diatas dari $2 triliun, Republik dan White House yang menginginkan dibawah $2 triliun. Menurut kami $1.6 triliun yang diajukan oleh White House bukanlah sesuatu yang buruk, dibandingkan masyarakat Amerika tidak dapat sama sekali. Mereka membutuhkan stimulus ini ditengah situasi dan kondisi yang cukup sulit yang mereka hadapi. Mengapa harus mengorbankan kepentingan orang banyak hanya demi ego dan emo semata terkait dengan kepentingan politik? Semua indeks saham di Amerika mengalami penurunan mendengar hal ini. Kekerasan kepala Nancy Pelosi, tidak adanya welas asih dari White House, kesempatan dalam kesempitan ala Trump membuat semuanya menjadi batal seketika. Bantuan stimulus ini merupakan salah satu yang terpenting saat ini untuk menopang perekonomian, dan pernyataan itu pun juga disampaikan oleh Powell yang mengatakan kalaupun bantuan stimulus itu dalam jumlah yang besar, maka bantuan sebesar itu pun tidak akan sia sia. Mitch McConnell pemimpin mayoritas Senat mengatakan bahwa dirinya tidak tertarik terhadap RUU stimulus yang diberikan oleh Demokrat. McConnell secara terbuka juga mengatakan bahwa dirinya hanya akan melihat tawaran stimulus dari White House. McConnell mengatakan bahwa dirinya dan senator lainnya juga akan menentang dana talangan untuk pemerintah bagian dan lokal, yang dimana hal ini akan membuat stimulus akan kian sulit untuk dikeluarkan. Konsekuensi lainnya yang harus dihadapi adalah American Airlines Group Inc dan United Airlined Holdings Inc membutuhkan bantuan stimulus SEGERA. Karena kalau tidak mereka akan mengurangi tenaga kerjanya hingga 32.000 pekerja yang disebabkan mulai habisnya dana dari pemerintah. Dukungan terkait dengan bantuan dari sisi fiscal juga dilakukan oleh Powell yang mengatakan bahwa pemulihan perekonomian di Amerika masih sangat lemah apabila pemerintah tidak memberikan bantuan yang memadai, oleh sebab itu stimulus yang diberikan meskipun dalam jumlah yang besar pun tidak akan menjadi masalah. Mengapa dukungan dalam jumlah yang besar dibutuhkan? Karena apabila dukungan stimulus pemerintah dalam jumlah yang sedikit, maka hal tersebut menyebabkan pemulihan ekonomi di Amerika akan menjadi rapuh dan lemah, sehingga hal ini akan memberikan kesulitan bagi sisi rumah tangga dan bisnis. Oleh sebab itu sekalipun stimulus dalam jumlah yang besarpun, percayalah hal tersebut tidak akan menjadi sia sia. Powell bahkan mengatakan bahwa dirinya terus mendorong dan mendesak kongres agar dapat mengeluarkan stimulus fiscal tambahan diatas $3 triliun untuk menjaga prospek pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung saat ini. Kepala Fed Philadelphia, Patrick Harker pun mendukung Powell dengan mengatakan, setidaknya dukungan stimulus fiscal senilai $1 triliun lagi juga tidak apa apa karena hal tersebut dibutuhkan untuk menopang perekonomian. Kami akan menggunakan stimulus fiscal tambahan tersebut untuk dapat bertahan melewati masa masa sulit saat ini. Powell mengatakan bahwa pemulihan akan lebih kuat dan bergerak lebih cepat apabila kebijakan moneter dan fiscal terus berjalan beriringan untuk menopang dan mendukung perekonomian sampai akhirnya berada di satu titik yang bebas dari masalah. Yang itu artinya, secara kebijakan saat ini sedang pincang sebelah karena tidak ada kebijakan secara fiscal yang mendukung hal tersebut. Marilah kita berdoa semoga mereka semua yang berkepentingan terketuk hatinya untuk menyelematkan ekonomi negaranya, bukan dirinya sendiri.

2.MENGKHAWATIRKAN

Bank Sentral Eropa saat ini tengah berusaha untuk menunjukkan bahwa mereka tetap tenang dan dapat mengendalikan situasi dan kondisi yang kian mengkhawatirkan. Sebuah tugas yang berat memang bagi Christine Lagarde dalam era kepemimpinannya kali ini. Sejauh ini perdebatan apakah akan ada stimulus moneter masih akan menjadi perhatian utama pelaku pasar. Ditengah situasi dan kondisi yang penuh dengan ketidakpastian, Bank Sentral Eropa saat ini berusaha untuk menjaga tekanan agar tetap dapat terkendali meskipun sejauh ini pelaku pasar dan investor semakin bingung dengan apa yang akan dilakukan oleh Bank Sentral Eropa. Begitupun dengan Korea Selatan yang mengatakan bahwa mereka tengah berusaha untuk memulihkan reputasinya terkait dengan kesehatan anggaran fiscal yang dimana mengalami kenaikkan setelah masa pandemic usai yang dilanjutkan dengan memberikan batasan terkait hutang public. Pemerintah sejauh ini telah membatasi utang sebesar 60% dari GDP, serta menjaga deficit fiscal untuk dapat berada di 3% pada tahun 2025. Peraturan baru tersebut terlihat lebih ketat apabila kita bandingkan dengan tingkat hutang di beberapa negara maju lainnya, terutama untuk Jepang. Peraturan tersebut merupakan salah satu tujuan terkait dengan pelonggaran dari tujuan jangka panjang untuk menjaga hutang untuk tetap berada di 40% dari GDP. Peraturan yang akan dilakukan tersebut merupakan salah satu upaya untuk menjaga pengeluaran public dan menjaga tingkat resiko secara jangka menengah maupun jangka panjang. Pemerintah akan terus menjalankan kebijakan fiscal karena perannya untuk menopang perekonomian, namun disisi yang lain tetap menjaga keseimbangan fiscal yang kuat untuk generasi mendatang. Korea Selatan sudah cukup lama berusaha untuk menjaga dan mengendalikan hutang dengan ketat. Ratio utang negara diperkirakan akan mengalami kenaikkan menjadi 43.9% tahun ini dari sebelumnya 37.7% pada tahun 2019. Apabila terus berlanjut, maka diproyeksikan utang tersebut akan mengalami kenaikkan hingga 58.3% pada tahun 2024 nanti. Apabila hutang Korea Selatan terus mengalami kenaikkan, maka diperkirakan peringkat kredit Korea Selatan akan mengalami penurunan, sebagai informasi, peringkat kredit Korea Selatan berada di Aa2 dari Moodys. Tekanan terkait dengan utang pun turut dirasakan oleh bank bank yang berada di Singapore, oleh sebab itu bank bank yang berada di Singapore akan memberikan keringanan utang kepada masyarakat dan bisnis kecil hingga menengah hingga akhir tahun untuk dapat mendukung masyarakat yang terkena dampak virus corona. Langkah Langkah tersebut akan dilakukan secara bertahap salama 2021. Program tersebut sebelumnya akan diperpanjang untuk menopang bisnis yang mengalami kesulitan seperti penerbangan dan pariwisata yang dimana keringanan tersebut diberikan hingga menunda 80% dari pembayaran pokok sejak 30 June. Bagi para masyarakat yang tidak dapat melanjutkan pembayaran cicilan karena tidak adanya apendapatan maka dapat mengajukan pengurangan pembayaran penuh yang akan diberikan sebesar 60% dari angsuran mereka selama 9 bulan. Bank ingin terus memberikan keringanan kepada para peminjam untuk dapat menghadapi tantangan terkait dengan pengaturan cash flow sembari mendorong para peminjam untuk dapat membayar pinjamannya sejauh yang mereka mampu. Hingga bulan August, sudah lebih dari S$11.5 miliar UKM dan sekitar S$29 miliar pinjaman property yang ditangguhkan, nilai tersebut kurang lebih sekitar 6% dari total pinjaman Bank Singapore yang senilai S$677.9 miliar. Singapore juga menjanjikan untuk terus memberikan bantuan sekitar S$ 100 miliar atau $73 miliar. Ditengah situasi dan kondisi saat ini, hampir semua Bank Sentral dan pemerintah diseluruh dunia berusaha untuk memberikan stimulus yang pas, tidak kurang tidak lebih. Namun pertanyaannya adalah, seberapa pas ditengah situasi dan kondisi saat ini yang terus mengalami perlambatan perekonomian dengan cepat? Begitu pun sama hal nya dengan;

3.SEBUAH CERITA DARI IEK

Indeks ekspektasi kondisi ekonomi (IEK) tercatat menunjukkan tren penurunan hingga September 2020. Per September 2020, IEK berada pada posisi 112,6, lebih rendah dibandingkan dengan Agustus 2020 yang sebesar 118,2. IEK terus mengalami penurunan sepanjang tahun ini, meski sempat meningkat pada Juni 2020 menjadi 121,8, dari penurunan terdalamnya yang terjadi pada Mei 2020 menjadi sebesar 104,9. Bank Indonesia menyebut konsumen masih berada pada zona optimistis terhadap perkiraan kondisi ekonomi 6 bulan ke depan meski terjadi pelemahan dari bulan sebelumnya. Bank Indonesia mencatat, ekspektasi konsumen terhadap perkembangan kegiatan usaha ke depan tidak sekuat bulan sebelumnya, terindikasi dari indeks ekspektasi kegiatan usaha sebesar 106,4 pada September 2020, lebih rendah dari Agustus 2020 yang sebesar 115,5. Di samping itu, ekspektasi konsumen terhadap ketersediaan lapangan kerja pada 6 bulan mendatang juga terpantau lemah. Indeks ekspektasi ketersediaan lapangan kerja pada September 2020 menurun dari 114,4 menjadi 109,2. Penurunan ini terjadi terutama pada kelompok pascasarjana. Sejalan dengan itu, ekspektasi konsumen terhadap adanya kenaikan penghasilan dalam 6 bulan ke depan juga menurun. Hal ini terindikasi dari indeks ekspektasi penghasilan yang menurun dari 124,7 pada Agustus 2020 menjadi 122,2 pada September 2020. Penurunan terjadi pada responden dengan tingkat pengeluaran Rp2, Rp1-4 juta per bulan. Sementara berdasarkan kategori usia, penurunan terdalam terjadi pada mayoritas kelompok usia, terutama responden berusia 60 tahun ke atas.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak melemah terbatas dan ditradingkan pada level 4,965 – 5,020,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Rabu (07/10/2020).