ANALIS MARKET (12/10/2020) : Pasar Obligasi Berpotensi Alami Penguatan Terbatas

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi kepengin menguat, tapi ada daya, pasarnya tidak kuat untuk menopang keinginan dari obligasi.

Lho memang ada apa sampai obligasi tidak punya kekuatan untuk mengalami penguatan?

Pasar obligasi seperti yang selalu kami sampaikan sebelumnya bahwa pasar obligasi mulai kehilangan minat para pelaku pasar dan investor asing. Situasi dan kondisi yang kian belum membaik sepenuhnya membuat pasar obligasi belum mendapatkan daya magisnya untuk mendatangkan capital inflow kembali.

Situasi perekonomian dan ketidakstabilan politik terkait dengan Omnibus Law masih mendatangkan keraguan bagi pelaku pasar dan investor untuk berinvestasi di obligasi. Memang benar tujuan dari Omnibus Law merupakan seuatu yang baik, namun impelmentasi peraturan itu sendiri menjadi salah satu pertanyaan akankah bisa diterapkan?

Ketika minat pelaku pasar dan investor asing kehilangan minatnya, maka hal tersebut membuat Bank Indonesia harus berjuang lebih banyak untuk menyerap pasar obligasi yang lebih besar.

Investor asing telah membeli 12.7% dari hutang yang ditawarkan dalam 4 lelang pemerintah terakhir.

Angka tersebut sebetulnya masih lebih tinggi dari bulan September yang berada di 11.5%, namun masih lebih rendah dari bulan June yaitu 20.9%.

Bank Sentral Indonesia masih terus mendominasi pergerakan pasar obligasi, meskipun sebetulnya hal tersebut merupakan salah satu tugas Bank Indonesia saat ini.

Sebagai informasi, pemerintah tahun ini harus menerbitkan obligasi senilai Rp 1.173 triliun atau $79.7 miliar untuk mendanai stimulus terkait dengan pemulihan ekonomi. Tahun depan berpotensi untuk mengalami kenaikkan hingga 1.207 triliun.

Sejauh ini, Bank Sentral Indonesia telah membeli obligasi senilai Rp 183.48 triliun secara langsung dari pemerintah dan mendorong kemudahan syarat pinjaman terhadap masyarakat yang ingin meminjam pinjaman dana, oleh sebab itu Bank Sentral Indonesia pun

menurunkan Giro Wajib Minimum. Defisit anggaran dan penerbitan utang yang cukup besar tanpa adanya langkah langkah yang lebih konkret terkait dengan perbaikan dan pemulihan ekonomi merupakan salah satu keraguan bagi kami, keraguan semua orang juga sebetulnya pemirsa.

Sejauh ini porsi kepemilikkan asing secara absolut terkait dengan surat utang Indonesia berada di Rp 936 triliun atau lebih rendah dari awal tahun yang berada di Rp 1.063 triliun.

Well, perjuangan pasar obligasi memang berat, oleh karena itu perbaikan perekonomian menjadi salah satu point penting untuk mendorong optimisme pasar.

“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, diperdagangan Senin (12/10) pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka menguat dengan potensi penguatan terbatas. Kami merekomendasikan beli dengan volume terbatas apabila pergerakan pasar lebih dari 65 bps,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Senin (12/10/2020).

Adapun cerita hari ini akan kita awali dari;

1.KEBANYAKAN OBAT

Kalau kemarin kita melihat seseorang ada yang belum minum obat vaksin, kali ini sepertinya seseorang juga kebanyakan minum obat vaksin. Sesuatu yang mengesalkan ditengah situasi dan kondisi seperti ini, negosiasi stimulus justru terlihat seperti mainan. Kehidupan masyarakat dan perekonomian Amerika, malah terlihat terletak pada penentuan akan politik yang terjadi di Amerika. Setelah sebelumnya ada penolakan terkait dengan tingginya stimulus yang diinginkan Pelosi, tiba tiba Presiden Trump mengatakan bahwa dirinya menginginkan stimulus yang lebih tinggi dari Pelosi. Lho kok bisa? Sebetulnya ada apa? Yuk kami akan ceritakan sama teman teman sebuah gossip dari Amerika pada pagi hari ini. Sebelumnya Presiden Trump kembali membatalkan angka stimulus yang diajukan oleh Pelosi, Trump mengatakan bahwa angka tersebut tidaklah cukup. Pelosi dan Steven telah melakukan negosiasi pada akhir pekan kemarin agar Amerika bias mendapatkan stimulus dengan nilai mendekati $2 triliun yang dimana sebetulnya Senat pun belum tentu akan mengabulkannya. Pelosi mengatakan bahwa tawaran terbaru pemerintah Trump lebih seperti satu langkah maju, dan 2 langkah mundur. Untung saja Pelosi tidak mengatakan mundur 10 langkah, terkadang penulis ingin ketawa juga pemirsa menulis tentang negosiasi yang tidak kunjung selesai seperti ini. Pelosi mengatakan bahwa dirinya dengan pemerintah masih terdapat banyak yang hal yang belum di sepakati terutama point point yang masuk dalam kategori prioritas. Bantuan pendanaan akan diberikan untuk pemerintah negara bagian dan daerah, namun hal tersebut masih kurang mencukupi. Senat Partai Republik menunjukkan bahwa mereka prihatin dengan usulan yang diberikan tentang stimulus tersebut, terutama ada beberapa usulan tertentu dari proposal yang diberikan oleh Trump dan White House yang dianggapnya masih belum sesuai. Mnuchin sebetulnya datang untuk bernegosiasi dengan stimulus yang sudah mengalami kenaikkan dari sebelumnya $1.6 triliun menjadi $1.8 triliun. Lho kok tiba tiba mengalami kenaikkan? Karena pada hari Jumat kemarin, berdasarkan jajak pendapat antara Joe Biden dengan Trump, jarak diantara keduanya semakin melebar. Ditambah lagi dengan jumlah yang terinfeksi virus corona mengalami peningkatan. Pantas saja, ini yang membuat Trump pada akhirnya mendukung proposal stimulus yang lebih besar, lebih besar dari angka yang diberikan oleh Nancy Pelosi secara Demokrat maupun Republik. Tapi kami melihat mungkin lebih kepada tingkat popularitas Trump yang mengalami penurunan, sehingga membuat dia berusaha mati matian untuk menjaga kursi Presidennya. Tentu masyarakat Amerika akan lebih memilih ada perubahan meksipun hal tersebut tidak pasti, namun memberikan kesempatan yang lebih baik untuk mendapatkan kehidupan dan penanganan yang lebih baik terkait dengan wabah virus corona. Dibandingkan memilih yang sama dengan probabilitas yang sama, lebih baik memilih yang berbeda namun memberikan kenaikkan probabilitas akan perubahan. Akan ada lebih banyak swing voter yang mungkin terjadi. Namun yang menariknya, setelah Trump mengatakan bahwa dirinya menginginkan proposal yang lebih besar, tiba tiba Direktur Komunikasi White House, Alyssa Farah bukan Farah Quinn pemirsa, mengatakan bahwa Pemerintah menginginkan paket dibawah $2 triliun. Hal ini yang membuat situasi dan kondisi semakin tidak menentu, Opera van Trump kembali beraksi disini. Sebagai informasi, sebelum paket stimulus $2.2 triliun yang diinginkan oleh Pelosi, Demorat sebelumnya menginginkan paket stimulus senilai $3.4 triliun pada bulan May lalu. Sebetulnya ada potensi Senat akan menyetujui paket stimulus tersebut apabila antara Mnuchin dan Trump serta Pelosi menyepakati stimulus dibawah $2.2 triliun sehingga tidak diperlukan pemungutan suara. Terkadang kami berfikir kenapa tidak memberikan stimulus senilai $1.999 triliun, seperti harga barang di department store, kan yang penting dibawah dari $2 triliun :D. Saat ini negosiasi kesepakatan berpacu dengan waktu karena ada pemilihan Presiden disana. McConnell mengatakan bahwa Amerika saat ini memang membutuhkan paket stimulus, namun adanya pemilihan presiden ditambah dengan perbedaan pendapat terkait stimulus masih menunjukkan perbedaan yang sangat besar yang membuat negosiasi stimulus menjadi tidak mudah. Yang membuat menyebalkannya lagi, McConnell mengatakan apabila negosiasi stimulus itu tercapai, maka hal tersebut akan menjadi prioritas berikutnya setelah sidang untuk pencalonan Mahkamah Agung, Amy Coney Barret. Kami cukup terkejut bahwa nasib Amerika menjadi nomor dua setelah pencalonan Mahkamah Agung, dan sebagai informasi sidang untuk Amy Coney Barret paling cepat akan dimulai pada tanggal 26 October mendatang. Setelah sidang untuk pencalonan Mahkamah Agung selesai, dan negosiasi terkait dengan stimulus berjalan dengan lancar, maka Kongres masih membutuhkan waktu 2 minggu lagi atau lebih untuk menyusun teks legislative dan akan memulai proses persetujuan di DPR dan Senat. Saat ini Senat sedang fase reses hingga 19 October dan DPR hingga pertengahan November, namun diperkirakan anggota parlement dapat dipanggil kembali dengan pemberitahuan 1 x 24 jam untuk memberikan suara terkait dengan kesepakatan stimulus tersebut. Hambatannya masih ada lagi lho pemirsa, McConnell mengatakan sejauh ini ada beberapa anggota mayoritas yang berfikir bahwa pemerintah sebetulnya telah cukup untuk memberikan stimulus. Saat ini banyak pikiran pikiran yang terpecah belah terkait hal tersebut, khususnya terkait dengan berapa banyak uang yang akan diberikan untuk pemerintah bagian dan daerah untuk mengatasi wabah virus corona serta pengeluaran untuk kesehatan ditambah dengan tunjangan pengangguran. Kami berharap, bahwa kisah stimulus ini jangan sampai seperti sinetron Tersanjung, yang meskipun sudah didoakan, tapi tidak pernah selesai.