ANALIS MARKET (12/10/2020) : IHSG Memiliki Peluang Bergerak Menguat

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Jum’at, 09/10/2020 lalu, IHSG ditutup menguat 14 poin atau +0,29% menjadi 5,053. Sektor pertambangan, perkebunan, keuangan, infrastruktur bergerak positif dan menjadi kontributor terbesar pada kenaikan IHSG kemarin. Investor asing membukukan penjualan bersih sebesar 89 miliar rupiah.

Adapun cerita hari ini akan kita awali dari;

1.KEBANYAKAN OBAT

Kalau kemarin kita melihat seseorang ada yang belum minum obat vaksin, kali ini sepertinya seseorang juga kebanyakan minum obat vaksin. Sesuatu yang mengesalkan ditengah situasi dan kondisi seperti ini, negosiasi stimulus justru terlihat seperti mainan. Kehidupan masyarakat dan perekonomian Amerika, malah terlihat terletak pada penentuan akan politik yang terjadi di Amerika. Setelah sebelumnya ada penolakan terkait dengan tingginya stimulus yang diinginkan Pelosi, tiba tiba Presiden Trump mengatakan bahwa dirinya menginginkan stimulus yang lebih tinggi dari Pelosi. Lho kok bisa? Sebetulnya ada apa? Yuk kami akan ceritakan sama teman teman sebuah gossip dari Amerika pada pagi hari ini. Sebelumnya Presiden Trump kembali membatalkan angka stimulus yang diajukan oleh Pelosi, Trump mengatakan bahwa angka tersebut tidaklah cukup. Pelosi dan Steven telah melakukan negosiasi pada akhir pekan kemarin agar Amerika bias mendapatkan stimulus dengan nilai mendekati $2 triliun yang dimana sebetulnya Senat pun belum tentu akan mengabulkannya. Pelosi mengatakan bahwa tawaran terbaru pemerintah Trump lebih seperti satu langkah maju, dan 2 langkah mundur. Untung saja Pelosi tidak mengatakan mundur 10 langkah, terkadang penulis ingin ketawa juga pemirsa menulis tentang negosiasi yang tidak kunjung selesai seperti ini. Pelosi mengatakan bahwa dirinya dengan pemerintah masih terdapat banyak yang hal yang belum di sepakati terutama point point yang masuk dalam kategori prioritas. Bantuan pendanaan akan diberikan untuk pemerintah negara bagian dan daerah, namun hal tersebut masih kurang mencukupi. Senat Partai Republik menunjukkan bahwa mereka prihatin dengan usulan yang diberikan tentang stimulus tersebut, terutama ada beberapa usulan tertentu dari proposal yang diberikan oleh Trump dan White House yang dianggapnya masih belum sesuai. Mnuchin sebetulnya datang untuk bernegosiasi dengan stimulus yang sudah mengalami kenaikkan dari sebelumnya $1.6 triliun menjadi $1.8 triliun. Lho kok tiba tiba mengalami kenaikkan? Karena pada hari Jumat kemarin, berdasarkan jajak pendapat antara Joe Biden dengan Trump, jarak diantara keduanya semakin melebar. Ditambah lagi dengan jumlah yang terinfeksi virus corona mengalami peningkatan. Pantas saja, ini yang membuat Trump pada akhirnya mendukung proposal stimulus yang lebih besar, lebih besar dari angka yang diberikan oleh Nancy Pelosi secara Demokrat maupun Republik. Tapi kami melihat mungkin lebih kepada tingkat popularitas Trump yang mengalami penurunan, sehingga membuat dia berusaha mati matian untuk menjaga kursi Presidennya. Tentu masyarakat Amerika akan lebih memilih ada perubahan meksipun hal tersebut tidak pasti, namun memberikan kesempatan yang lebih baik untuk mendapatkan kehidupan dan penanganan yang lebih baik terkait dengan wabah virus corona. Dibandingkan memilih yang sama dengan probabilitas yang sama, lebih baik memilih yang berbeda namun memberikan kenaikkan probabilitas akan perubahan. Akan ada lebih banyak swing voter yang mungkin terjadi. Namun yang menariknya, setelah Trump mengatakan bahwa dirinya menginginkan proposal yang lebih besar, tiba tiba Direktur Komunikasi White House, Alyssa Farah bukan Farah Quinn pemirsa, mengatakan bahwa Pemerintah menginginkan paket dibawah $2 triliun. Hal ini yang membuat situasi dan kondisi semakin tidak menentu, Opera van Trump kembali beraksi disini. Sebagai informasi, sebelum paket stimulus $2.2 triliun yang diinginkan oleh Pelosi, Demorat sebelumnya menginginkan paket stimulus senilai $3.4 triliun pada bulan May lalu. Sebetulnya ada potensi Senat akan menyetujui paket stimulus tersebut apabila antara Mnuchin dan Trump serta Pelosi menyepakati stimulus dibawah $2.2 triliun sehingga tidak diperlukan pemungutan suara. Terkadang kami berfikir kenapa tidak memberikan stimulus senilai $1.999 triliun, seperti harga barang di department store, kan yang penting dibawah dari $2 triliun :D. Saat ini negosiasi kesepakatan berpacu dengan waktu karena ada pemilihan Presiden disana. McConnell mengatakan bahwa Amerika saat ini memang membutuhkan paket stimulus, namun adanya pemilihan presiden ditambah dengan perbedaan pendapat terkait stimulus masih menunjukkan perbedaan yang sangat besar yang membuat negosiasi stimulus menjadi tidak mudah. Yang membuat menyebalkannya lagi, McConnell mengatakan apabila negosiasi stimulus itu tercapai, maka hal tersebut akan menjadi prioritas berikutnya setelah sidang untuk pencalonan Mahkamah Agung, Amy Coney Barret. Kami cukup terkejut bahwa nasib Amerika menjadi nomor dua setelah pencalonan Mahkamah Agung, dan sebagai informasi sidang untuk Amy Coney Barret paling cepat akan dimulai pada tanggal 26 October mendatang. Setelah sidang untuk pencalonan Mahkamah Agung selesai, dan negosiasi terkait dengan stimulus berjalan dengan lancar, maka Kongres masih membutuhkan waktu 2 minggu lagi atau lebih untuk menyusun teks legislative dan akan memulai proses persetujuan di DPR dan Senat. Saat ini Senat sedang fase reses hingga 19 October dan DPR hingga pertengahan November, namun diperkirakan anggota parlement dapat dipanggil kembali dengan pemberitahuan 1 x 24 jam untuk memberikan suara terkait dengan kesepakatan stimulus tersebut. Hambatannya masih ada lagi lho pemirsa, McConnell mengatakan sejauh ini ada beberapa anggota mayoritas yang berfikir bahwa pemerintah sebetulnya telah cukup untuk memberikan stimulus. Saat ini banyak pikiran pikiran yang terpecah belah terkait hal tersebut, khususnya terkait dengan berapa banyak uang yang akan diberikan untuk pemerintah bagian dan daerah untuk mengatasi wabah virus corona serta pengeluaran untuk kesehatan ditambah dengan tunjangan pengangguran. Kami berharap, bahwa kisah stimulus ini jangan sampai seperti sinetron Tersanjung, yang meskipun sudah didoakan, tapi tidak pernah selesai.

2.PILUNYA POWELL

Yap, sepenggal lagu Michael Jackson untuk Powell yang tengah berjuang untuk mendorong pemerintah memberikan kebijakan fiscal untuk mendorong, menopang, dan memulihkan perekonomian Amerika bahwa dirinya tidak sendirian. Presiden Fed Dallas, Robert Kaplan mengatakan bahwa tanpa bantuan fiscal tambahan, pemulihan perekonomian Amerika kemungkinan akan menjadi jauh lebih lemah dari sebelumnya. The Fed tidak akan melakukan pembelian asset dalam skala besar kembali karena pembelian tersebut tidak akan banyak mendorong perekonomian sector riil. Apapun yang dilakukan oleh The Fed, itu bukanlah pengganti kebijakan fiscal. Presiden Fed Boston, Eric Rosengren juga mengatakan hal yang sama lho pemirsa. Eric mengatakan bahwa dirinya juga akan mendukung langkah langkah pembelian asset oleh The Fed, namun sebagai catatan bahwa hal tersebut bukanlah tindakan kebijakan fiscal. Eric menjelaskan ada batasan bagi The Fed untuk dapat mendorong tingkat suku bunga atau menekan imbal hasil obligasi. Namun bukan berarti kita harus melakukan hal tersebut, karena saat ini tingkat suku bunga sudah amat sangat rendah. Oleh sebab itulah, kebijakan fiscal di butuhkan saat ini. Bahkan Eric mengatakan, sebuah sesuatu yang tragis apabila stimulus fiscal tambahan tidak dikeluarkan. Pembelian obligasi The Fed memiliki tujuan untuk menurunkan biaya pinjaman jangka panjang bagi rumah tangga dan bisnis dengan mendorong efek berbasis mortgage yang mendorong imbal hasil mengalami penurunan. Ditengah situasi dan kondisi Presiden Trump yang maju mundur terkait dengan stimulus, Eric mengatakan bahwa semoga kesepakatan tersebut tidak ditahan hingga pemilihan usai. The Fed akan mulai mengawasi pengangguran jangka panjang, karena semakin banyak membiarkan situasi dan kondisi saat ini berlangsung, maka akan semakin banyak dan meningkatnya angka pengangguran. Pemulihan yang kentang membuat prospek pemulihan ekonomi di Amerika kian menjadi suram, karena pemulihan tersebut bersifat rapuh, seperti hati ini pemirsa. Powell sebelumnya juga pernah mengatakan bahwa, pemberian stimulus yang terlalu banyak juga tidak akan sia sia, karena stimulus tersebut akan digunakan seutuhnya untuk pemulihan ekonomi. Masyarakat dan usaha kecil akan melanjutkan aktivitas ekonominya dengan dukungan dari kebijakan fiscal, namun apabila kebijakan fiscal tidak diberikan dan virus masih melanda, maka pemulihan ekonomi bisa terhenti. The Fed bisa meringangkan situasi dan kondisi secara keuangan, namun kami tidak bias menggantikan pendapatan yang hilang.

3.JAMU KUAT?

Omnibus Law Cipta Kerja diklaim pemerintah sebagai 'jamu kuat' untuk mendorong pertumbuhan investasi. Pasalnya, beleid ini akan memangkas peraturan tumpang tindih yang selama ini menahan laju investasi di Tanah Air. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa Omnibus Law merupakan undang-undang masa depan. Alasannya akan menciptakan banyak lapangan kerja. Saat ini BKPM mencatat ada 16 juta angkatan kerja baik muda hingga terdampak Covid-19 membutuhkan penghasilan. Ia juga mengungkapkan negara tidak bisa menampung serapan melalui penerimaan pegawai negeri sipil, BUMN hingga TNI dan Polri. Pemerintah menyebut Omnibus Law Cipta Kerja akan menarik investor sebanyak-banyak. Alasannya regulasi tersebut menghapus tumpeng tindih kebijakan. BKPM juga mencatat saat ini setidaknya sudah ada 153 investor yang akan menanamkan modalnya di Indonesia. Sektor investasi yang mereka minati mulai dari infrastruktur, industri manufaktur, perkebuan, kehutanan, pertambangan, energi, bahkan kesehatan. Untuk total nilai investasi BKPM masih belum mau mengungkapkan. Di sisi lain, BKPM optimistis target investasi sebanyak Rp817 triliun pada tahun 2020 akan terealisasi. Selain didukung oleh berbagai transformasi kebijakan, progres investasi sampai kuartal III/2020 masih sesuai ekspektasi. Namun kami melihat terkait dengan mencatatkan lapangan pekerjaan, ini semua akan kembali kepada 2 hal, yaitu kuantitas atau kualitas. Memang benar secara kuantitas, pemerintah mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak, namun secara kualitas, tentu kita mengharapkan adanya standar kualitas hidup yang mengalami peningkatan. Kalau memang hanya kuantitas yang mengalami kenaikkan karena ada investor luar negeri yang berbondong bondong masuk sedangkan kualitas hidup masyarakat Indonesia juga sama atau mengalami penurunan, tentu hal tersebut akan menjadi sorotan seperti yang terjadi kemarin hingga terjadinya unjuk rasa. Oleh sebab itu hal tersebut juga menjadi perhatian yang harus diperhatikan agar terciptanya keseimbangan.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak menguat dan ditradingkan pada level 5,009 – 5,117. Namun hati-hati, arus dibawah masih cukup kencang untuk mengubah trend pasar, cermati setiap sentiment yang ada,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Senin (12/10/2020).