ANALIS MARKET (10/1/2020) : Pasar Obligasi Masih Berpotensi Menguat
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi masih terus mengalami kenaikkan, sehingga mencetak rekor tertinggi secara harga tentunya bagi obligasi acuan yang seri seri terbaru.
Tentu hal ini akan menjadi salah satu tolok ukur bahwa capital inflow masih terjadi di pasar obligasi.
“Sejauh ini kami melihat bahwa imbal hasil yang mulai mencoba untuk menyentuh 7% bagi obligasi SUN 10y, akan menjadi salah satu modal yang sangat baik untuk bisa mencapai imbal hasil dibawah 7%. Tentu bukan sesuatu yang mustahil yang bisa dicapai pada Minggu depan ditengah tengah potensi kesepakatan yang akan ditandatangani oleh Trump dan China. Oleh sebab itu, kami berharap bahwa setidaknya pekan depan pasar obligasi SUN 10y, bisa mulai mencoba untuk menembus dibawah 7%, karena pandangan kami, imbal hasil SUN 10y dapat bergerak direntang 6.85% – 7% tahun ini,” ungkap analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Jumat (10/1/2020).
Lebih lanjut, analis Pilarmas menilai, diperdagangan Jumat (10/1) pagi ini, pasar obligasi diiperkirakan akan dibuka menguat dengan potensi menguat.
Secara teknikal Analisa, pasar obligasi masih memiliki ruang untuk mengalami penguatan.
Adapun cerita cinta di akhir pekan ini akan kita awali dari;
1.US DAN CHINA, INIKAH RASANYA CINTA?
China mengumumkan bahwa Wakil Perdana Menteri China Liu He akan melakukan perjalanan menuju Washington untuk menandatangani kesepakatan tahap pertama dari perjanjian perdagangan dengan Amerika minggu depan. Hal ini juga sebagai bagian dari undangan upacara yang sudah diumumkan oleh Trump. Liu yang akan bertindak sebagai utusan dari Presiden China Xi Jinping akan melakukan kunjungan dari tanggal 13 – 15 January 2020. Setelah kesepakatan telah ditandatangani, Trump akan melakukan kunjungan ke China untuk memulai negosiasi tahap ke 2. Sejauh ini kesepakatan yang telah dihasilkan adalah bahwa Trump setuju untuk menunda rencana tarif baru impor terhadap China dan mengurangi beberapa tarif yang sudah ada sebelumnya, sementara itu China setuju untuk meningkatkan pembelian dari sisi pertanian. Namun hingga hari ini, anehnya point point kesepakatan tersebut belum diungkapkan ke public, hanya saja document tersebut berisi sebanyak 86 halaman. Delegasi China yang akan hadir adalah Gubernur Bank Rakyat China Yi Gang, Menteri Perdagangan Zhong Shan, Wakil Menteri Keuangan Liao Min, Wkail Kepala Komisi Pembangunan dan Reformasi nasional Ning Jizhe, Wakil Perwakilan Perdagangan Internasional Wang Shouwen dan beberapa orang terkait lainnya. Sejauh ini Gao menolak untuk mengkomentari impor barang dan jasa senilai $200 miliar yang menurut Amerika telah disepakati oleh China sebelumnya didalam kesepakatan tahap pertama tersebut. Liu akan bepergian dengan gelar anggota Politbiro, sebagai Wakil Perdana Menteri dan Negosiator Perdagangan Utama. Sejauh ini belum disebutkan apakah Liu akan bepergian dengan gelar utusan khusus untuk Xi seperti perjalanan yang sudah dilakukan sebelumnya. Kami melihat bahwa hal ini akan menjadi salah satu micin penyedap booster bulan ini, karena sudah hampir 19 bulan kita dipaksa untuk menikmati market yang hambar tanpa rasa. Tentu hal ini akan menjadi daya dorong yang disebut dengan January Effect tersebut. Kira kira, untuk IHSG akan seberapa besar nikmat sebuah micin kesepakatan Amerika dan China akan memberikan potensial upside bagi IHSG? Tentu hal ini akan menjadi sebuah penantian tersendiri apalagi tensi geopolitik mulai mereda. Sehingga kami melihat bahwa hal ini akan menjadi sebuah kesempatan yang positif. Apalagi setelah kesepakatan tersebut, kesepakatan tahap kedua segera dimulai. Tentu hal ini akan menjadi booster, disatu satu sisi Trump mengejar kesepakatan tahap ke 2 sebagai modal Trump untuk melakukan kampanye untuk menghadapi Pemilu tahun ini. Beberapa hal yang kami dapatkan, namun belum dipublikasikan secara resmi oleh Amerika dan China adalah bahwa China akan membuka sepenuhnya sector eksplorasi minyak dan gas. Tidak hanya itu saja, China juga mulai membuka sector keuangannya pada proses yang belum pernah terjadi sebelumnya. Well, sejauh ini kami melihat bahwa kemesraan ini semoga jangan cepat berlalu. Apa yang sudah dibangun di awal, semoga bisa selesai di akhir. Namun ingat, sampai tandatangan dilakukan, ini semua masih di atas awan.
2.PERTUMBUHAN GLOBAL
Pertumbuhan global di tahun 2020 bank dunia memprediksi sebesar 2,5%. Prediksi tersebut didasarkan pemulihan perdagangan dan investasi yang lebih lambat daripada prediksi. Bank Dunia memangkas pertumbuhan meski perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China mereda. Dalam laporan Prospek Ekonomi Globalnya Bank Dunia terbaru ini mempertimbangkan kesepakatan perdagangan Fase 1 yang diumumkan oleh AS dan China. Kesepakatan ini menangguhkan tarif baru AS untuk barang-barang konsumsi Tiongkok yang dijadwalkan 15 Desember dan mengurangi tingkat tarif pada beberapa barang lainnya. Kesepakatan itu diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan bisnis dan prospek investasi, berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan perdagangan. Kami tentu berharap bahwa prospek 2020 akan menjadi prospek yang lebih baik daripada 2019, ditengah tengah potensi tahun pemulihan pada tahun ini. Fokus selanjutnya adalah ketika sentimen global positif, berarti itu artinya tinggal dari sentimen dalam negeri apakan dapat turut membantu menjaga momentum atau tidak. Sejauh ini data cadangan devisa memberikan nuansa hijau, sehingga focus berikutnya akan beralih kepada Export, Import, dan Trade balance Indonesia yang akan keluar di hari yang sama ketika Amerika dan China melakukan kesepakatan. Namun biasanya, meskipun trade balance yang keluar nanti berwarna merah, namun seharusnya IHSG tetap hijau menyambut sukacita kesepakatan perdagangan.
3.TREND KREDIT
Tren Kredit Segmen Produktif diharapkan dapat meningkat pada tahun 2020. Kami melihat tren kredit produktif khususnya untuk modal kerja pada tahun 2019 lebih stagnan, sehingga ini memberikan tekanan bagi para pemangku kebijakan untuk mengeluarkan strategi guna memberikan dampak pertumbuhan. Berbeda dengan pertumbuhan kredit investasi yang jauh lebih stabil. Kredit investasi tumbuh hingga dua digit atau 13,7% YoY, sedangkan KMK hanya tumbuh 4% YoY. Peningkatan dari KI ditopang oleh sector perdagangan, hotel dan restoran, pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan. Jika lebih dirinci lagi, sector manufaktur, pertanian dan konstruksi menjadi pertumbuhan kredit tertinggi. Kami melihat pada kuartal I 2020 ini ekspansi dari sektor manufaktur dapat menjadi penopang pertumbuhan kredit produktif. Hal tersebut seiringan dengan komitmen pemerintah yang berupaya untuk mendorong pertumbuhan sector pengolahan dalam negeri sehingga mampu meningkatkan nilai jual dari produk.
“Kami merekomendasikan beli hari ini, belanja hari ini, buat nanti,” tegas analis Pilarmas.

