Pemerintah Klaim Kerusuhan Di Papua Tidak Berdampak Besar Terhadap Ekonomi Nasional
Pasardana.id - Kerusuhan kembali pecah di Wamena, Papua, pada Senin (23/9) yang menyebabkan 30 orang meninggal dan sekitar 70 orang mengalami luka-luka. Sementara itu, ratusan bangunan baik milik pemerintah maupun swasta dibakar dan dirusak.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan, dampak kerusuhan di Papua tidak terlalu besar terhadap ekonomi nasional. Sebab, selama ini share ekonomi Papua masih kecil.
"Dari aspek ekonomi karena share ekonomi papua terhadap ekonomi nasional relatif kecil maka dampaknya tidak besar," ujar Iskandar melalui pesan singkat di Jakarta, Kamis (26/9/2019)
Sektor yang terganggu dengan adanya aksi demonstrasi berulang tersebut adalah sektor perdagangan. Sementara sektor lain seperti pertambangan tidak terpengaruh besar sebab pertambangan lebih terpengaruh sistem operasional penambangannya.
"Pertambangan kan tetap jalan dan tidak terpengaruh. Memang pada triwulan II 2014 mengalami kontraksi akibat pengalihan pertambangan terbuka ke bawah tanah, tapi bukan karena kerusuhan. Dampak kerusuhan lebih berpengaruh terhadap sektor perdagangan di Papua pada triwulan III tahun ini," jelasnya.
Pemerintah, kata Iskandar terus mengantisipasi dampak kerusuhan untuk jangka panjang. Dia berharap kerusuhan segera berakhir agar perdagangan segera pulih.
"Di Papua saja ya. Yang terpenting menjaga keamanan seperti telah dilakukan," tandasnya.
Sebelumnya, Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai, dialog sosial secara intensif dapat meredam kericuhan di Wamena, Papua.
Persoalan keamanan harus segera diatasi, kalau tidak akan mengganggu aktivitas ekonomi setempat. Selain itu, dikhawatirkan juga dapat mempengaruhi persepsi investor asing karena ini konteksnya Indonesia.
"Persoalan di Papua memang cukup kompleks, ada aspek sosial dan politik yang kemudian berimplikasi pada keamanan dan aktivitas ekonomi. Maka itu, pendekatannya bukan lagi politik tetapi aspek sosial dalam rangka mensejahterakan masyarakat," ujar Direktur Indef, Eko Listiyanto.
Menurut dia, sektor pertambangan masih menjadi sesuatu yang menarik bagi investor, ditambah sektor pariwisata yang memiliki potensi cukup besar dalam menarik wisatawan yang akhirnya dapat mendorong perekonomian meningkat..

