ANALIS MARKET (25/7/2019) : IHSG Memiliki Peluang Bergerak Melemah dan Ditradingkan Pada Level 6.355 – 6.409

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, ditengah tengah situasi dan kondisi yang mulai membaik, selalu ada saja tampaknya beberapa pihak yang ingin kembali mengobarkan aura permusuhan antara Amerika dengan China.

Kemarin Direktur FBI Christopher Way mengatakan kepada para senator bahwa China sedang melakukan upaya besar besaran untuk mendominasi terhadap bidang ekonomi.

Atas hal itu, lebih dari 1.000 penyelidikan sedang dilakukan terhadap China akibat pencurian kekayaan intelektual. Way mengatakan, ”Tidak ada Negara yang memiliki ancaman intelijen yang lebih parah untuk Amerika sekarang ini selain China”.

China sedang berusaha mendominasi ekonomi dengan menggunakan biaya Amerika.

Wray menambahkan bahwa ini adalah ancaman yang dalam dan beragam serta memiliki cakupan yang sangat luas dan menjengkelkan, karena hal ini pada akhirnya akan mempengaruhi setiap industry di Negara ini.

China langsung menolak pengaduan dan tuduhan Amerika mengenai pencurian kekayaan intelektual dan operasi intelijen tersebut. Juru bicara Kementrian Luar Negeri China Hua Chunying menampik komentar Wray sebagai tuduhan yang tidka berdasar. Kami tidak mencuri, merampok ataupun berbohong ungkap Hua.

Wray terus menyerang China dengan mengatakan bahwa Perusahaan China tidak independent dari Partai Komunis Tiongkok, dan China menggunakan cara yang legal dan illegal termasuk peretasan kedalam system untuk mendapatkan informasi di Universitas Amerika dan kemitraaan dengan Perusahaan Amerika.

Namun pada akhirnya Wray mengatakan bahwa “bukan berarti kita tidak boleh berbisnis dengan orang China”, namun semuanya harus memiliki pandangan yang jernih terkait dengan resikonya.

Ditengah hottt gossipnya Wray, Pemerintah China telah memberikan lampu hijau bagi 5 Perusahaan untuk membeli hingga 3 juta ton kedelai Amerika yang bebas dari tarif impor pembalasan beberapa waktu yang lalu ketika negosiasi kesepakatan berlangsung.

Kuota tersebut diberikan bebas tarif untuk 2 juta hingga 3 juta ton, hal ini akan menjadi niat yang baik dari Pemerintah China terhadap Amerika, dan mungkin saja ada putaran kedua mengenai pembelian tersebut, tergantung bagaimana pembicaraan mengenai kesepakatan berlangsung pekan depan.

Kami cukup bersyukur melihat hubungan China dan Amerika yang naik turun, namun mereka tetap masih berjalan sesuai dengan tracknya.

Itikad baik China, harus kita acungi jempol. Harus ada yang mengalah diantara kedua Negara tersebut, dan China telah melakukannya.

Semoga hal ini menjadi harapan yang baik bagi kedua Negara tersebut, karena akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara global.

Fokus selanjutnya adalah pertemuan Bank Sentral Eropa yang akan diadakan hari ini, sehingga dampaknya baru kita dapat rasakan esok hari. Sebelum pertemuan tersebut digelar, data ekonomi Eurozone yang berasal dari sector manufacturing, composite, dan services semuanya mengalami penurunan.

Pelan tapi pasti, ekonomi di Zona Eropa terus mengalami penurunan yang konsisten, oleh sebab itu kami melihat hal ini akan memberikan peluang yang lebih besar kepada Bank Sentral Eropa untuk melakukan pelonggaran stimulus.

Tentu hal ini merupakan sesuatu yang ditunggu oleh pasar juga akan hasil pertemuan tersebut. International Monetary Fund menyampaikan bahwa kondisi pertumbuhan ekonomi, menurutnya, ketidakpastian kebijakan yang berkepanjangan akibat ketegangan perdagangan yang terus meningkat meskipun Amerika Serikat dan China sepakat untuk melakukan gencatan senjata dan ketegangan global akan mengancam rantai pasokan teknologi global serta prospek no-deal Brexit yang terus meningkat.

Selanjutnya Konsekuensi negatif dari ketidakpastian kebijakan terlihat dalam tren divergen antara sektor manufaktur dan jasa, dan kelemahan signifikan dalam perdagangan global.

Dari dalam negeri, Bappenas dalam membuat Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020- 2024 disusun sesuai visi dari presiden.

Visi tersebut antara lain pembangunan infrastruktur, pembangunan sumber daya manusia (SDM), mendorong investasi, reformasi birokrasi, dan penggunaan APBN.

“Secara teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak melemah dan ditradingkan pada level 6.355 – 6.409,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Kamis (25/7/2019).