ANALIS MARKET (10/7/2019) : Pasar Obligasi Berpotensi Melemah Terbatas

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi kemarin (09/7) pada akhirnya menunjukkan tanda tanda 70% sudah mulai terkonfirmasi untuk terjadinya penurunan.

Namun sayangnya penurunan tersebut tidak diikuti oleh obligasi 5y yang masih bertahan dan mengalami kenaikkan, meskipun masih dalam rentang 20 – 40 bps.

“Hal ini menunjukkan bahwa para pelaku pasar dan investor mulai beralih sementara waktu mendekati testimoni dari Powell yang akan disampaikan di depan kongres subuh hari nanti,” jelas analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Rabu (10/7/2019).

Lebih lanjut riset menyebutkan, diperdagangan hari ini, Rabu (10/7/2019), pasar obligasi diperkirakan akan dibuka melemah dengan potensi melemah terbatas.

Adapun sentimen di pagi hari ini akan dimulai dari Perwakilan Dagang dari Amerika yaitu Robert dan Sekretaris keuangan Steven telah berbicara di telepon dengan rekan rekan dari China, mereka menandai pembicaraan pertama tingkat tinggi setelah Presiden masing masing negara setuju untuk melanjutkan pembicaraan perdagangan.

Para pejabat Amerika berbicara dengan Wakil perdana Menteri Tiongkok Liu He, dan Menteri Perdagangan Zhong San pada hari selasa kemarin.

Menurut salah satu sumber dari pihak Amerika, kedua pihak akan melanjutkan pembicaraan ini sebagaimana mestinya.

Hal ini diamini oleh Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow yang mengatakan bahwa diskusi tersebut konstruktif, dan para pejabat kedua Negara merencanakan lebih banyak pertemuan tersebut tetapi sayangnya tidak ada rincian yang dapat dikonfirmasi oleh kedua belah pihak.

“Meskipun demikian, kami melihat, sejauh mata memandang, belum ada diskusi yang lebih jelas terkait dengan kerangka waktu atau mungkin deadline dari pembicaraan tersebut untuk menyelesaikan kesepakatan perdagangan. Lagipula pembicaraan ini sudah berlangsung sejak lama, dan para pelaku pasar dan investor juga Lelah menunggu, dan akhirnya lama lama ceritanya akan menjadi basi,” jelas analis Pilarmas.

Sejauh ini, China menunjukkan niat baik kepada Amerika dengan meningkatkan pembelian produk pertanian Amerika, namun Amerika tentu tidak akan pernah puas terkait hal tersebut.

Fokus berikutnya akan beralih kepada penantian pidato Powell yang akan bersaksi didepan Kongres mengenai kebijakan moneter dan keadaan ekonomi Amerika pada hari Rabu yang berlangsung di depan Dewan Perwakilan Rakyat, dan Kamis yang akan berlangsung di Senat.

Risalah The Fed akan terbit pada hari Rabu, dan risalah ECB akan terbit pada hari kamis. Setelah Amerika mencari lawan untuk diajak rebut mengenai perdagangan, kali ini Trump mengincar India.

Dalam sebuah tweetnya, Trump mengatakan bahwa India telah memiliki waktu yang cukup lama mengenai Tariff pada produk produk Amerika, dan hal itu tidak lagi bisa diterima.

Pemerintahan Trump telah menanggalkan status preferensial bagi India yang membebaskan produk bernilai miliaran dolar.

Atas kejadian hal ini, MSCI ETF India langsung turun lebih dari 1% di premarket, namun pada akhirnya pulih seiring dengan perdagangan kemarin.

Trump mengatakan bahwa Saya telah menentukan bahwa India belum meyakinkan Amerika bahwa India akan memberikan akses yang adil dan masuk akal ke dalam pasarnya.

Setelah India, hubungan yang panas tercipta antara Amerika dan Inggris terkait dengan memo internal Inggris yang bocor. Dalam memo tersebut Kim Darroch selaku Duta Besar Inggris untuk Amerika mengatakan bahwa Pemerintahan Trump tidak layak dan disfungsional.

Trump mengatakan bahwa Trump tidak berurusan dengannya. Saya tidak tahu Duta Besar, tetapi dia tidak disukai di Amerika.

Juru bicara Downing Street mengatakan bahwa mereka telah menjelaskan kepada Amerika betapa menyesalnya mengenai kebocoran yang terjadi.

Sejauh ini meskipun Amerika dan Inggris memanas, namun masih dalam batas toleransi.

“Kami merekomendasikan jual hari ini dengan volume terbatas,” jelas analis Pilarmas.