ANALIS MARKET (10/7/2019) : IHSG Memiliki Peluang Bergerak Menguat
Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, sentiment diperdagangan Rabu (10/7/2019) ini, akan dimulai dari Perwakilan Dagang dari Amerika yaitu Robert dan Sekretaris keuangan Steven telah berbicara di telepon dengan rekan-rekan dari China, mereka menandai pembicaraan pertama tingkat tinggi setelah Presiden masing masing negara setuju untuk melanjutkan pembicaraan perdagangan.
Para pejabat Amerika berbicara dengan Wakil perdana Menteri Tiongkok Liu He, dan Menteri Perdagangan Zhong San pada hari selasa kemarin.
Menurut salah satu sumber dari pihak Amerika, kedua pihak akan melanjutkan pembicaraan ini sebagaimana mestinya.
Hal ini diamini oleh Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow yang mengatakan bahwa diskusi tersebut konstruktif, dan para pejabat kedua Negara merencanakan lebih banyak pertemuan tersebut tetapi sayangnya tidak ada rincian yang dapat dikonfirmasi oleh kedua belah pihak.
“Meskipun demikian, kami melihat, sejauh mata memandang, belum ada diskusi yang lebih jelas terkait dengan kerangka waktu atau mungkin deadline dari pembicaraan tersebut untuk menyelesaikan kesepakatan perdagangan. Lagipula pembicaraan ini sudah berlangsung sejak lama, dan para pelaku pasar dan investor juga Lelah menunggu, dan akhirnya lama lama ceritanya akan menjadi basi,” jelas analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Rabu (10/7/2019).
Sejauh ini, China menunjukkan niat baik kepada Amerika dengan meningkatkan pembelian produk pertanian Amerika, namun Amerika tentu tidak akan pernah puas terkait hal tersebut.
Fokus berikutnya akan beralih kepada penantian pidato Powell yang akan bersaksi didepan Kongres mengenai kebijakan moneter dan keadaan ekonomi Amerika pada hari Rabu yang berlangsung di depan Dewan Perwakilan Rakyat, dan Kamis yang akan berlangsung di Senat.
Risalah The Fed akan terbit pada hari Rabu, dan risalah ECB akan terbit pada hari Kamis.
Setelah Amerika mencari lawan untuk diajak rebut mengenai perdagangan, kali ini Trump mengincar India.
Dalam sebuah tweet-nya, Trump mengatakan bahwa India telah memiliki waktu yang cukup lama mengenai Tariff pada produk produk Amerika, dan hal itu tidak lagi bisa diterima.
Pemerintahan Trump telah menanggalkan status preferensial bagi India yang membebaskan produk bernilai miliaran dolar.
Atas kejadian hal ini, MSCI ETF India langsung turun lebih dari 1% di premarket, namun pada akhirnya pulih seiring dengan perdagangan kemarin.
Trump mengatakan bahwa Saya telah menentukan bahwa India belum meyakinkan Amerika bahwa India akan memberikan akses yang adil dan masuk akal ke dalam pasarnya.
Setelah India, hubungan yang panas tercipta antara Amerika dan Inggris terkait dengan memo internal Inggris yang bocor.
Dalam memo tersebut Kim Darroch selaku Duta Besar Inggris untuk Amerika mengatakan bahwa Pemerintahan Trump tidak layak dan disfungsional.
Trump mengatakan bahwa ia tidak berurusan dengannya. “Saya tidak tahu Duta Besar, tetapi dia tidak disukai di Amerika.”
Juru bicara Downing Street mengatakan bahwa mereka telah menjelaskan kepada Amerika betapa menyesalnya mengenai kebocoran yang terjadi. Sejauh ini meskipun Amerika dan Inggris memanas, namun masih dalam batas toleransi.
Sementara itu, dari dalam negeri, rilis data penjualan retail Mei YoY naik 1% menjadi 7.7% dari 6.7% pada periode yang sama tahun lalu.
Faktor musiman selama Ramadhan dinilai menjadi penopang utama meningkatnya penjualan retail pada bulan mei 2019.
"Kami melihat kondisi ini akan berlanjut pada Juni 2019, sehingga emiten yang berada dan terintegrasi pada sektor ini umumnya mendapat sentiment positif," jelas analis Pilarmas.
Adapun peningkatan tersebut utamanya didorong oleh penjualan subkelompok sandang, kelompok suku cadang dan aksesori, dan kelompok makanan, minuman dan tembakau seiring dengan permintaan yang meningkat selama Ramadan dan menjelang perayaan Idulfitri.
Lebih lanjut riset Pilarmas menyebutkan, menguatnya IHSG pada hari Selasa kemarin juga diwarnai sikap optimis dari para pelaku pasar menyambut kebijakan pemerintah guna mendukung industry pertumbuhan penanam modal baru pada industry padat karya.
Selain itu, wajib pajak dalam negeri yang masih dalam binaan seperti magang maupun kegiatan penelitian juga mendapat keringanan pajak. Meskipun ini dapat menjadi factor pengurang pendapatan fiscal dari pajak, namun kebijakan ini dinilai dapat berdampak positif terhadap perekonomian dalam negeri.
“Kebijakan fiskal guna mendukung aliran modal masuk sangat tepat untuk menghadapi persaingan negara emerging untuk mendapatkan penanam modal baru. Sehingga kami melihat adanya potensi kenaikan produktifitas dan juga lapangan kerja baru,” jelas analis Pilarmas.
“Secara teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak menguat dan ditradingkan pada level 6.338-6.412,” sebut analis Pilarmas.

