Volume SUN Diperdagangan Senin Kemarin Senilai Rp8,89 Triliun dari 38 Seri

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian fixed income MNC Securities yang dirilis Selasa (28/5/2019) mengungkapkan, volume perdagangan Surat Utang Negara (SUN) yang dilaporkan pada perdagangan kemarin (27/5), tercatat menurun dibandingkan perdagangan sebelumnya (26/5), yaitu tercatat senilai Rp8,89 triliun dari 38 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp3,91 triliun.

Adapun Surat Utang Negara seri FR0078 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,24 triliun dari 65 kali transaksi di harga rata - rata 102,50% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0068 senilai Rp971,71 miliar dari 62 kali transaksi di harga rata - rata 101,03%.

Sementara itu, untuk volume Surat Berharga Syariah Negara tertinggi didapati pada Project Based Sukuk dengan seri PBS014 sebesar Rp120,00 dari 8 kali transaksi dan diikuti oleh seri PBS006 sebesar Rp20,00 miliar untuk 2 kali perdagangan.

Disisi lain, dari perdagangan surat utang korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan menurun dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya senilai Rp1,42 triliun dari 44 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.

Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank III Tahap IV Tahun 2017 Seri D (BEXI03DCN4) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp250,00 miliar dari 9 kali transaksi di harga rata—rata 101,86% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank IV Tahap IV Tahun 2019 Seri C (BEXI04CCN4) senilai Rp200,00 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 100,74% yang kemudian diiringi dengan Sukuk Wakalah Medco Power Indonesia II Tahun 2019 Seri A (SWMEDP02A) sebesar Rp190,60 miliar untuk 10 kali transaksi di harga 100,21%.

Sementara itu, pada perdagangan kemarin (27/5), nilai tukar Rupiah mengalami penguatan sebesar 10,00 pts (0,07%) di posisi 14380,00 per dollar Amerika.

Penguatan nilai tukar Rupiah tersebut bergerak sepanjang sesi perdagangan  berkisar antara 14352,00 hingga 14385,00 per dollar Amerika.

Penguatan nilai tukar rupiah tersebut terjadi ditengah penguatan nilai mata uang regional.

Adapun yang memimpin penguatan mata uang regional didapati pada mata uang Won Korea Selatan (KRW) sebesar 0,33% yang kemudian diikuti oleh mata uang Dollar Taiwan (TWD) sebesar 0,21% dan Baht Thailand (THB) sebesar 0,07%.

Sedangkan mata uang regional yang mengalami pelemahan terbesar didapati pada mata uang Yen Jepang (JPY) sebesar 0,16% dan diikuti oleh Peso Filipina (PHP) yang melemah sebesar 0,10% terhadap Dollar Amerika.

Lebih lanjut riset MNC Securities juga menyebutkan, dari faktor eksternal, imbal hasil dari US Treasury ditutup dengan mengalami penurunan. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun di level 2,31% seiring dengan tenor 30 tahun yang ikut ditutup turun pada level 2,737%.

Sementara itu, imbal hasil dari surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun dan 30 tahun mengalami kenaikan masing-masing pada level 0,959% dan 1,523%. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) ditutup turun di level –0,141% dan 0,502% untuk tenor 10 tahun dan 30 tahun.