ANALIS MARKET (14/5/2019) : Pasar Obligasi Berpotensi Melemah Terbatas

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi masih setengah hati untuk mengalami kenaikkan.

Diperdagangan kemarin (13/4), pasar obligasi justru mencatatkan penurunan kembali, hal ini mengindikasikan bahwa para pelaku pasar dan investor masih pesimis terkait dengan situasi dan kondisi dalam negeri.

Meskipun Bank Indonesia mengintervensi pasar obligasi, namun ditambah dengan adanya tekanan politik dan perkembangan pasar terbaru, membuat para pelaku pasar dan investor lebih suka duduk manis sambil minum es teh manis tampaknya.

Lebih lanjut, analis Pilarmas menilai, diperdagangan Selasa (14/5/2019) pagi ini, pasar obligasi diperkirakan akan dibuka melemah dengan potensi melemah terbatas. Pelemahan ini kembali datang seiring dengan hot topic terkait ‘perang dagang AS-China’.

Berita panas pagi ini diawali dengan pembalasan tarif dari China terhadap Amerika. 2 Jam setelah tweet Trump, yang mengatakan bahwa “China seharusnya tidak membalas, atau hanya akan membuat keadaan bertambah buruk!”.

China mengumumkan bahwa mereka akan menaikkan tarif yang dikenakan atas barang barang Amerika sekitar $60 miliar sebagai bentuk balasan terhadap Trump. Tarif tersebut akan berlaku pada 1 Juni nanti. Tingkat tarif China akan dikenakan terhadap; A. 25% untuk 2.493 item dari sebelumnya 10%. B. 20% untuk 1.078 item dari sebelumnya 10%. C. Tarif 10% untuk 974 item dari 5%. D. Tarif 5% dikenakan terhadap 595 item.

Kementrian Keuangan China mengatakan, China berharap bahwa Amerika akan kembali ke jalur yang benar untuk pembicaraan perdagangan bilateral, bekerja sama dengan China dan bertemu di titik tengah untuk mencapai kesepakatan yang yang saling menguntungkan yang didasari sikap saling menghormati.

Sikap China ini kemudian kembali di balas oleh Amerika kemarin yang dimana Kantor Perwakilan Dagang Amerika merilis daftar sekitar $300 miliar barang barang China yang nantinya akan dikenakan tarif hingga 25%.

USTR akan mengadakan jajak dengar pendapat pada 17 June nanti. Dalam daftar yang dirilis tersebut, disana ada bahan pokok seperti ponsel dan mainan.

Sebelum merilis daftar tersebut, Trump mengatakan bahwa dia akan bertemu dengan Xi pada pertemuan KTT G20 pada tanggal 28 – 29 June di Osaka, Jepang. Trump juga memperingatkan China untuk tidak bertindak terlalu jauh dalam menanggapi tindakan perdagangan Amerika.

Akibat perseteruan ini, Indeks S&P 500 turun terbanyak dalam kurun waktu 4 bulan, dan Nasdaq Composite justru mengalami penurunan terparah tahun ini.

“Kami melihat hal ini akan berimbas khususnya kepada Emerging Market hari ini. Sahsah saja China membalas tarif tersebut, karena Amerika juga menaikkan tarif tersebut ditengah perundingan akan kesepakatan. Hal ini membuat situasi dan kondisi perang dagang mencapai titik dimana ada rasa pesimis yang lebih besar ketimbang optimisnya seperti beberapa minggu lalu dalam pertemuan yang terjadi antara China dan Amerika. Semua akan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang terjadi saat ini, dan tentu imbasnya adalah pertumbuhan ekonomi global yang semakin bias. Ditengah perang dagang antara China dan amerika, Uni Eropa juga sedang berusaha untuk menyelesaikan daftar barang Amerika yang akan dikenakan apabila Trump memberlakukan pungutan terhadap impor mobil dari Uni Eropa. Situasi akan bertambah panas, karena tidak hanya China saja yang beraksi,” ungkap analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Selasa (14/5/2019).

“Kami merekomendasikan wait and see hari ini, boleh membeli apabila hanya untuk jangka panjang,” tandas analis Pilarmas.