Pelemahan Rupiah Dorong Kenaikan Imbal hasil SUN Diperdagangan Senin Kemarin

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Jelang diadakannya lelang Surat Utang Negara (SUN), perubahan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Senin, 8  April 2019 kemarin, mengalami kecenderungan kenaikan di tengah pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika akibat sentimen global.

Dalam riset yang dirilis Selasa (09/4/2019), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) yang cenderung mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin (08/4) didorong oleh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika.

Hal ini dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global dimana Amerika akan merilis data inflasi yang diperkirakan meningkat setelah melihat adanya kenaikan data tenaga kerja dan data tingkat upah yang dirilis pekan lalu.

Data tersebut menjadi indikasi bahwa adanya potensi perlambatan ekonomi di Amerika.

Sementara itu, dari sisi domestik, posisi cadangan devisa Indonesia pada bulan Maret 2019 meningkat menjadi USD124,5 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar USD123,3 miliar.

Peningkatan cadangan devisa tersebut turut dipengaruhi oleh adanya kenaikan dari sisi penerimaan devisa migas dan valas lainnya. Namun, dari sentimen meningkatnya data cadangan devisa kemarin (08/4), harga Surat Utang Negara mengalami pergerakan yang terbatas.

“Hal ini mengindikasikan bahwa pelaku pasar cenderung menahan diri guna melakukan transaksi di pasar sekunder dan melakukan aksi wait and see menjelang diadakannya lelang Surat Utang Negara pada hari Selasa (09/4/2019),” jelas I Made.

Lebih rinci diungkapkan, kenaikan tingkat imbal hasil yang terjadi pada perdagangan hari Senin, 8 April 2019 mencapai sebesar 7 bps, dengan rata-rata mengalami kenaikan sebesar 2 bps yang didorong oleh adanya penurunan harga hingga mencapai 50 bps.

Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami perubahan hingga sebesar 4 bps di tengah adanya perubahan harga yang mencapai 11 bps.

Sementara itu, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah mengalami kenaikan hingga sebesar 5 bps didorong oleh adanya penurunan harga hingga 23 bps.

Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang juga bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan hingga sebesar 7 bps didorong oleh adanya penurunan harga yang bergerak turun dengan rata-rata penurunan harga sebesar 20 bps.

Adapun dari Surat Utang Negara seri acuan, kenaikan imbal hasil terjadi pada keseluruhan seri dengan kenaikan yang mendekati 7 bps setelah mengalami penurunan harga yang bergerak diantara 17 bps hingga 49 bps.

Seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 10 tahun mengalami kenaikan imbal hasil masing - masing sebesar 5 bps di level 7,10% dan sebesar 7 bps di level 7,61%. Sementara itu, untuk seri acuan dengan tenor 15 tahun dan 20 tahun mengalami kenaikan imbal hasil hingga mendekati 6 bps dan 2 bps yang masing-masing berada pada level 8,031% dan 8,139%.

Disisi lain, Imbal hasil Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika  menunjukkan penurunan yang terjadi pada keseluruhan seri acuan Surat Utang Negara.

Imbal hasil dari INDO24 mengalami penurunan sebesar 0,8 bps di level 3,503% didorong oleh adanya kenaikan harga hingga 4 bps.

Adapun imbal hasil dari INDO29 pada perdagangan kemarin ditutup dengan mengalami penurunan sebesar 0,6 bps di level 3,911% dan imbal hasil pada INDO44 juga ditutup mengalami penurunan sebesar 0,5 bps sehingga berada pada level 4,824%.

Sementara itu, untuk imbal hasil pada INDO49 mengalami turunnya imbal hasil sebesar 0,8 bps di level 4,667% yang diakibatkan oleh naiknya harga sebesar 14 bps.