Volume SUN Diperdagangan Senin Kemarin Senilai Rp11,84 Triliun dari 40 Seri
Pasardana.id – Riset harian fixed income MNC Securities yang dirilis Selasa (26/3/2019) mengungkapkan, volume perdagangan Obligasi Negara yang dilaporkan diperdagangan kemarin (25/3) tercatat menurun jika dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya yakni tercatat sebesar Rp11,84 triliun dari 40 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan.
Sedangkan untuk volume perdagangan Surat Utang Negara dengan volume tertinggi didapati pada seri FR0078 sebesar Rp2,49 triliun dari 56 kali transaksi dan kemudian dilanjutkan dengan Surat Utang Negara dengan seri FR0059 dan FR0068 masing-masing sebesar Rp1,27 triliun dari 43 kali perdagangan dan Rp992,00 miliar dari 39 kali transaksi.
Adapun untuk perdagangan Sukuk Negara, volume Project Based Sukuk terbesar didapati pada seri PBS016 senilai Rp353,80 miliar dari 9 kali transaksi dan diiringi oleh volume Project Sukuk Negara seri PBS005 dan seri PBS013 masing-masing sebesar Rp154,00 miliar dari 2 kali transaksi dan Rp104,00 miliar untuk 2 kali perdagangan.
Disisi lain, pada perdagangan awal pekan kemarin (25/3), volume perdagangan surat utang korporasi yang dilaporkan meningkat dari perdagangan sebelumnya sebesar Rp1,56 triliun dari 54 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan terbesar didapati pada seri Obligasi Berkelanjutan III Federal International Finance Tahap V Tahun 2019 Seri A (FIFA03ACN5) senilai Rp410,00 miliar dari 17 kali transaksi yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan IV Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2019 Seri A (TUFI04ACN1) dan Obligasi Berkelanjutan III WOM Finance Tahap I Tahun 2018 Seri A (WOMF03ACN1) masing-masing senilai Rp225,00 miliar dari 5 kali transaksi dan Rp100,00 miliar untuk 4 kali transaksi.
Volume perdagangan yang meningkat juga didapati seri Obligasi Berkelanjutan III Waskita Karya Tahap II Tahun 2018 Seri A (WSKT03ACN2) dengan volume perdagangan sebesar Rp90,00 miliar untuk 4 kali transaksi.
Sementara itu, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika melemah sebesar 20 pts (0,14%) di level 14185,00 per Dollar Amerika.
Pelemahan nilai tukar Rupiah tersebut terjadi pada sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14165,00 hingga 14225,00 per Dollar Amerika.
Nilai tukar mata uang Rupiah tersebut mengalami pelemahan seiring beragamnya pergerakan nilai tukar mata uang regional terhadap mata uang Dollar Amerika.
Adapun yang memimpin penguatan mata uang regional didapati pada mata uang Baht Thailand (THB) sebesar 0,26% diiringi dengan mata uang Dollar Singaura (SGD) dan mata uang Renminbi China (CNY) yang juga mengalami penguatan masing-masing sebesar 0,18% dan 0,08% terhadap Dollar Amerika.
Sedangkan untuk mata uang regional yang mengalami pelemahan tertinggi didapati pada mata uang Dollar Hongkong (HKD) dan mata uang Peso Filipina (PHP) yang keduanya melemah sebesar 0,35%.
Adapun untuk mata uang Yen Jepang (JPY) dan mata uang Rupiah Indonesia (IDR) keduanya mengalami pelemahan sebesar 0,16% dan 0,14% terhadap Dollar Amerika.
Disisi lain, Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup mengalami penurunan sehingga berada pada level 2,40%, hal yang sama juga terjadi pada US Treasury bertenor 30 tahun yang mengalami penurunan pada level 2,86% ditengah kondisi pasar saham Amerika yang bergerak beragam. Indeks NASDAQ ditutup melemah sebesar 7 bps sehingga berada pada level 7637,54 sedangkan untuk indeks DJIA ditutup dengan mengalami penguatan sebesar 6 bps sehingga berada pada level 25516,83.
Sementara itu, untuk pasar obligasi Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun dan 30 tahun mengalami penurunan masing-masing di level 0,973% dan 1,463%.
Adapun obligasi Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun dan 30 tahun mengalami penurunan masing-masing di level -0,032% dan 0,574%.

