Volume SBN Diperdagangan Senin Kemarin Senilai Rp10,91 Triliun dari 36 Seri
Pasardana.id – Riset harian MNC Securities yang dirilis Rabu (06/2/2019) mengungkapkan, volume perdagangan Surat Berharga Negara (SBN) yang dilaporkan pada perdagangan di awal pekan kemarin, Senin (04/2), menurun dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya, yakni senilai Rp10,91 triliun dari 36 seri Surat Berharga Negara yang diperdagangkan.
Adapun volume perdagangan tertinggi didapati pada Surat Berharga Negara berseri acuan yaitu, FR0078 senilai 2,725 triliun dari 84 kali transaksi, dan diikuti oleh Surat Utang Negara dengan seri FR0068 senilai 1,207 triliun untuk 38 kali transaksi.
Sedangkan volume terbesar pada urutan ketiga dan keempat didapati Surat Berharga Negara seri FR0059 dan seri FR0064 masing-masing senilai 1,014 triliun dari 41 kali transaksi dan 924,3 triliun dari 40 kali perdagangan.
Disisi lain, volume perdagangan surat utang korporasi yang dilaporkan, senilai Rp1,52 triliun dari 35 seri surat utang korporasi yang ditransaksikan, dengan volume perdagangan terbesar didapati pada seri Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank III Tahap IV Tahun 2017 Seri B (BEXI03BCN4) senilai Rp280,00 miliar dari 5 kali transaksi yang diikuti oleh perdagangan surat utang korporasi seri Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank III Tahap IV Tahun 2017 Seri C (BEXI03CCN4) dan seri Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap IV Tahun 2019 Seri A (ADMF04ACN4) masing-masing senilai Rp200,00 miliar dari 4 kali transaksi dan Ro155,00 miliar untuk 9 kali transaksi.
Adapun, untuk obligasi korporasi Syariah dengan seri Sukuk Mudharabah Berkelanjutan III Adira Finance Tahap III Tahun 2019 Seri A (SMADMF03ACN3) didapati volume perdagangan terbesar keempat sebesar Rp120,00 miliar dari 14 kali transaksi.
Sementara itu, menjelang libur diawal pekan ini, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika mengalami pelemahan sebesar 14,00 pts (0,10%) di level 13961,50 per Dollar Amerika. Bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13950,00 hingga 13994,00 per Dollar Amerika.
Nilai tukar mata uang Rupiah tersebut ikut melemah ditengah nilai tukar mata uang regional yang mengalami koreksi terhadap mata uang Dollar Amerika. Adapun satu-satunya penguatan mata uang regional yang mengalami penguatan terbatas yaitu mata uang Ringgit Malaysia (MYR) sebesar 0,06.
Sedangkan, untuk pelemahan nilai mata uang tertinggi didapati pada mata uang Rupee India (INR) dan mata uang Yen Jepang (JPY) masing-masing sebesar 0,62% dan 0,35%.
Adapun mata uang Dollar Hongkong (HKD), mata uang Renminbi China (CNY), mata uang Won Korea Selatan (KRW) serta mata uang Dollar Taiwan (TWD) tidak mengalami perubahan nilai tukar mata uang. Hal ini dikarenakan pasar di keempat negara tersebut libur yang bertepatan dengan Tahun Baru Imlek.
Sementara itu, imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup melemah sebesar 93 bps yang berada pada level 2,70% dan untuk yang bertenor 30 tahun pada perdagangan kemarin juga ditutup melemah sebesar 76 bps yang berada pada level 3,03% ditengah kondisi pasar saham Amerika yang bergerak dengan arah yang positif.
Indeks DJIA ditutup menguat sebesar 68 bps pada level 25411,52 dan indeks NASDAQ juga ditutup dengan mengalami penguatan sebesar 74 bps sehingga berada pada level 7402,08.
Sementara itu, untuk pasar obligasi Inggris (Gilt) bertenor 10 tahun mengalami pelemahan sehingga berada pada level 1,23% dan untuk yang bertenor 30 tahun juga ikut melemah di level 1,734%.
Adapun untuk pasar obligasi Jerman (Bund) bertenor 10 tahun didapati perubahan yang positif berada di level 0,171%.

