ANALIS MARKET (28/2/2019) : Terkerek Sentimen Regional, Rupiah Berpotensi Menguat Menuju Kisaran Antara Rp14.000 - Rp14.010 per USD

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Samuel Aset Manajemen (SAM) menyebutkan, sebagian besar indeks futures bursa Asia tercatat ‘merah’, indikasi indeks di bursa Asia akan terkoreksi tetapi harga minyak mentah pagi ini dibuka naik, yang bisa membuat arah indeks menjadi positif.

Adapun mata uang kuat Asia, yen, HK dolar dan Sin dolar kompak dibuka menguat terhadap USDolar pagi ini.

“Kondisi ini bisa menjadi sentimen penguatan rupiah hari ini menuju kisaran antara Rp14.000 - Rp14.010 per USD (kurs tengah Bloomberg),” sebut Lana Soelistianingsih, Kepala Riset/Ekonom SAM dalam riset yang dirilis Kamis (28/2/2019).

Lebih lanjut, riset SAM juga menyebutkan, ada potensi perebutan dana antara perbankan dengan fintech P2P seiring dengan imbal hasil pemberi pinjaman pada fintech tercatat rata-rata di kisaran 16%-23% per tahun. Tawaran mengiurkan ini membuat jumlah lender terus meningkat.

Ketua AFPI memperkirakan jumlah lender akan naik 50%. Per 2018, jumlah rekening lender tercatat sebanyak 207.506 dengan kredit yang disalurkan sebesar Rp.22,67 triliun, dan NPL sebesar 1,45%, melonjak dibandingkan posisi tahun 2017 dengan jumlah rekening 100.940, penyaluran kredit sebesar Rp.2,56 triliun dan NPL 0,99%.

Sementara dari eksternal, The NBS manufacturing PMI China berlanjut turun/kontraksi menjadi 49,2 pada Februari 2019, sedangkan PMI untuk non manufaktur tercatat melambat menjadi 54,3 pada Februari. Kontraksi dan perlambatan PMI indikasi perlambatan ekonomi China.

Tahun 2019, Bank Dunia perkirakan ekonomi tumbuh 6,2% yoy.