Manulife Indonesia: Dana Asing Berpotensi Masuk Pasar Keuangan Indonesia

foto: istimewa

Pasardana.id - Investment Specialist Manulife Aset Manajemen Indonesia Dimas Ardhinugraha menilai wajar atas banyak pihak yang pesimis atas outlook ekonomi 2019. Terutama jika berkaca pada beberapa faktor yang terjadi pada 2018 lalu.

 “Jadi wajar, di awal tahun 2019 banyak investor yang cenderung pesimis melihat outlook tahun 2019. Terutama untuk data perdagangan dan data manufaktur, cenderung agak turun di 2018 kemarin,” tutur Dimas, Senin (25/2/2019). 

Namun Dimas menyayangkan kebanyakan orang hanya fokus pada data yang jelek saja, tidak melihat data yang lain pada 2018. Padahal tidak semua data jelek, ada juga data yang tetap positif.

Contohnya data sektor ketenagakerjaan dan juga sektor jasa. Ekonomi tidak hanya manufaktur dan perdagangan. Ada sektor-sektor lainnya yang menggambarkan ekonomi secara keseluruhan.  

Dimas menyampaikan, Indonesia ekonominya berorientasi domestik. Artinya Indonesia tidak terlalu bergantung kepada perdagangan dunia untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia sendiri.

Di tengah volatilitas perdagangan di tingkat global, ekonomi Indonesia yang berorientasi domestik relatif akan lebih terjaga. Ekonomi Indonesia tinggi dan stabil.

Menurut Dimas, hal ini bagus karena menjadi satu daya tarik tersendiri bagi Indonesia. “Kami melihat adanya potensi arus dana asing masuk ke pasar finansial Indonesia di tahun 2019,” kata Dimas.

Di sisi lain, pemerintah dan Bank Indonesia tidak diam saja menghadapi ketidakpastian global seperti sekarang ini. Dari sisi bank sentral, di tahun 2018, BI menaikkan suku bunga sebanyak enam kali untuk menjaga stabilitas rupiah.

“Ke depannya, dengan The Fed yang ekspektasinya lebih berhati-hati dalam menaikkan suku bunga, kami melihat BI akan mulai mengerem dalam menaikkan suku bunga atau bahkan mungkin bisa menurunkan suku bunga. Sepertinya untuk stabilitas rupiah akan lebih terjaga di tahun 2019 ini,” papar dia.