Pendampingan Bisnis Jadi Solusi Pengembangan UKM

foto: doc Bank Commonwealth

Pasardana.id - Di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi di banyak negara, Indonesia masih terjebak dalam pertumbuhan 5%. Agar ekonomi Indonesia tumbuh lebih dari 5%, sektor UKM dapat menjadi salah satu kontributor pertumbuhan.

Salah satunya dengan mendorong kenaikan omset UKM. Kenaikan omset ini bisa terjadi jika ada pendampingan bisnis yang berkelanjutan.

Bank Commonwealth bersama Mastercard dan Mercy Corps Indonesia memiliki platform MicroMentor untuk pendampingan bisnis UKM secara digital. 

Dalam dokumen Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM mengenai “Arah Kebijakan dan Program Pengembangan Kementerian Koperasi dan UKM (2020 – 2024)” yang dilansir Kementerian Koperasi dan UKM pada Agustus lalu, disebutkan bahwa jika pemerintah fokus mendorong kenaikan omset UKM, dengan target kenaikan omset usaha mikro sebesar 30%, usaha kecil sekitar 10% maka perekonomian nasional setidaknya dapat tumbuh 7%, bahkan mencapai 9% (yoy). 

Namun, terdapat permasalahan terkait dengan pengembangan wirausaha UKM yakni tingkat persaingan yang sangat tinggi.

Dalam laporan kinerja Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2018 disebutkan bahwa solusi dari permasalahan tersebut yang akan dilaksanakan Kementerian Koperasi dan UKM ke depannya adalah pendampingan berkelanjutan agar kemampuan wirausaha makin meningkat dan makin dapat menghadapi ragam kendala usaha yang semakin bertambah. Dengan pendampingan atau mentoring ini, UKM bisa makin berkembang.

“Hal ini menunjukkan betapa pentingnya program pendampingan untuk mengembangkan bisnis UKM di Indonesia,” kata Chief of Marketing, Corporate Affairs & Legal Bank Commonwealth, Leila Djafaar di Jakarta, Selasa (5/11/2019). 

Leila melanjutkan, pada Juni lalu, dengan menggandeng Mastercard Center for Inclusive Growth dan Mercy Corps Indonesia, Bank Commonwealth meluncurkan platform MicroMentor yang merupakan jaringan sosial/platform digital yang dibentuk untuk menghubungkan para pengusaha, dan relawan pengusaha berpengalaman dan profesional berpengalaman dari berbagai industri untuk melakukan mentoring dengan para pengusaha kecil dan menengah khususnya perempuan pengusaha di Indonesia.

“MicroMentor ini pun sejalan dengan fokus pemerintah yang akan melakukan pendampingan berkelanjutan kepada pengusaha UKM. Dan ini juga sejalan dengan purpose Bank Commonwealth ‘improve the financial wellbeing of our customers and communities’,” ujar Leila. 

Keunikan platform ini adalah bahwa pengusaha UKM dapat memperoleh informasi atau berkonsultasi dengan mentor mereka kapan saja dan di mana saja.

Platform pendampingan digital ini berfungsi sebagai pembuka jalan bagi para pengusaha UKM untuk terhubung dengan para mentor dengan interaksi lebih lanjut melalui berbagai saluran lain yang paling sesuai misalnya melalui WhatsApp, video call, atau tatap muka secara langsung.

Selain itu, MicroMentor juga memungkinkan many-to-many connection, di mana setiap mentee bisa mendapatkan pengetahuan, pengalaman, dan keahlian yang lebih dalam lagi dari banyak mentor; dan setiap mentor dapat memberikan sesi pendampingan kepada sebanyak mungkin mentees yang dia bisa kelola.

Platform digital ini pun pada akhirnya dapat menjangkau lebih banyak pengusaha dari banyak kota di seluruh Indonesia. Dengan kelas tatap muka, kami hanya menjangkau sekitar 1.000 pengusaha dalam 1 tahun. Dengan platform digital ini, kami bisa menjangkau sekitar 1.000 pengusaha dalam 2 bulan,” jelas Leila.

Executive Director of Mercy Corps Indonesia Ade Soekadis menjelaskan, dalam menciptakan kesempatan-kesempatan ekonomi, salah satu metode yang paling baik adalah pengetahuan yang relevan bagi pengusaha untuk dapat membuat usaha mereka berkembang dan sukses. Hal ini bisa didapatkan di platform MicroMentor. 

Ade melanjutkan, dalam skala global MicroMentor berhasil membuat sebanyak 82% wirausahawan yang dibina melalui program ini bertahan dengan bisnis mereka. Selain itu, para pengusaha yang dibina melalui MicroMentor mengalami peningkatan penghasilan sebanyak 83%. 

Di Indonesia, MicroMentor baru berjalan beberapa bulan, namun platform ini telah menjangkau lebih dari 2.270 wirausaha dan lebih dari 570 mentor yang bergabung. Interaksi yang dihasilkan pun telah mencapai 546 connections/interaction.

“Karena berdasarkan data yang sudah kami peroleh dan kami pelajari menunjukkan bahwa bidang kebutuhan wirausaha berbanding lurus dengan keahlian mentor. Oleh karena itu, kami melihat tingginya antusiasme wirausaha untuk berkembang dan mentor untuk berkontribusi,” jelas Ade. 

Selain interaksi melalui platform, kegiatan di luar platform juga telah beberapa kali diadakan seperti Mentor Masterclass yang menjangkau lebih dari 300 peserta, dan Mentors Networking Club yang menjangkau sekitar 50 mentor di wilayah Jabodetabek.

Selain untuk meningkatkan kapasitas para mentor, kegiatan-kegiatan ini juga bertujuan untuk membangun jaringan antar mentor MicroMentor Indonesia.

“Kami juga telah beberapa kali melakukan sharing session antara mentor dan mentees untuk mengetahui kebutuhan dan masukan dari para pengguna agar kami bisa membantu mereka dengan menciptakan sebuah wadah untuk mentoring bisnis yang user-friendly,” tutup Ade.