ANALIS MARKET (22/10/2019) : IHSG Berpeluang Bergerak Menguat dan Ditradingkan Pada Level 6.163 - 6.245

Foto : Istimewa (ist)

Pasardana.id - Riset harian Pilarmas menyebutkan, pada perdagangan hari Senin, 21/10/2019 kemarin, IHSG ditutup menguat 7 poin atau sebesar 0,11% ke level 6.198.

Sektor industri barang konsumsi, agrikultur bergerak positif dan menjadi kontributor terbesar pada kenaikan IHSG kemarin. Investor asing mencatatkan penjualan bersih sebesar 58,09 miliar rupiah.

Adapun sentimen yang menjadi sorotan pelaku pasar hari ini adalah;

1.China tengah mempersiapkan 2 pertemuan utama terkait dengan pertumbuhan ekonomi

Para pembuat kebijakan China sedang mempersiapkan 2 pertemuan utama dalam beberapa minggu mendatang terkait dengan pertumbuhan ekonomi China yang terus mengalami pelambatan. Penurunan GDP China kemarin yang berada di kisaran 6% membuat China mengalami perlambatan dalam kurun waktu 3 decade. Dalam pertemuan dengan IMF, Yi Gang mengatakan bahwa pertumbuhan masih stabil tahun ini. Indikator ekonomi utama sejauh ini masih dijaga dalam kisaran yang disertai dengan pertumbuhan kredit. Yi terus mendapatkan dukungan untuk melakukan pendekatan antara China dengan IMF, yang dimana IMF terus mendesak China untuk memberikan lebih banyak tindakan untuk mendukung ekonomi global. Kenneth Kang, wakil direktur department Asia dan pasifik mengatakan setiap dukungan yang menopang untuk perekonomian China harus tetap terkendali, dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada, serta berfokus terhadap pertumbuhan di masa yang akan datang. Sejauh ini, pembuat kebijakan telah melihat tanda tanda stabil, terutama jika perang dagang yang saat ini tengah dalam negosiasi dengan Amerika dapat berakhir dengan kesepakatan tahap pertama

2.Trump mengatakan Amerika dan China berpotensi untuk melakukan kesepakatan pada bulan November

Presiden Trump mengatakan China telah mengindikasikan bahwa kesepakatan kedua belah pihak terus melangkah maju, hal ini tentu memberikan harapan bahwa ada penandatangan kesepakatan tahap pertama di Chili nanti. Trump mengatakan bahwa China telah mulai melakukan pembelian produk pertanian Amerika. Wilbur Ross sebelumnya mengatakan bahwa lebih penting bagi Amerika untuk mendapatkan rincian perjanjian dengan benar daripada Trump terburu buru untuk menandatanganinya pada pertemuan dengan Xi Jinping bulan depan di Chili. Perjanjian kesepakatan pertama akan terfokus terhadap pembelian komoditas pertanian Amerika secara signifikan dan mulai menyetujui beberapa hal terkait dengan hak kekayaan intelektual, jasa keuangan, dan konsesi mata uang. Sebagai gantinya, Amerika berjanji untuk membatalkan kenaikkan tarif pada pertengahan bulan ini.

3.People’s Bank of China (PBOC) mempertahan suku bunga acuannya di level 4,20%.

Dengan tidak mengubah suku Bunga acuannya hal ini menunjukan kebijakan China ingin menghindari pelonggaran kebijakan moneter yang lebih besar karena khawatir hal tersebut dapat meningkatkan tingkat utang yang sudah tinggi di seluruh sektor. Investor di pasar keuangan mengambil keputusan pada yuan agar lebih stabil. Para ekonom dan pengamat China mengatakan data terbaru yang lemah menunjukkan hilangnya momentum lebih lanjut dalam ekonomi terbesar kedua di dunia itu menggarisbawahi perlunya dukungan kebijakan moneter lebih lanjut. Perselisihan antara Amerika dan China memberikan tekanan bagi pemangku kepentingan guna menyusun strategi untuk mempertahankan pertumbuhan. Pemerintah memiliki kesempatan untuk memberikan stimulus agar mencegah meningkatnya risiko utang serta kemungkinan gelembung property dapat terjadi. PBOC secara tak terduga menyuntikkan $ 28,29 miliar melalui pinjaman MLF pekan lalu sambil menjaga suku bunga pinjaman tidak berubah.

4.Uni Eropa mempertimbangkan untuk memperpanjang Brexit

Para pemimpin dari 27 Negara Uni Eropa diperkirakan akan mengambil waktu untuk memutuskan apakah akan memperpanjang tenggat waktu Brexit saat ini atau tidak, karena sejauh ini Boris Johnson tengah berusaha untuk membuat kesepakatan barunya dalam pemungutan suara di Westminster. Sabtu malam lalu, Johnson enggan meminta Uni Eropa untuk memberikan perpanjangan waktu kepada Inggris, karena dengan demikian sudah 3x Inggris meminta perpanjangan. Pierre Vimont mengatakan bahwa Negara Negara lain sudah lelah dengan apa yang disebut dengan Brexit yang tidak berkesudahan. Uni Eropa tidak ingin disalahkan apabila Inggris keluar dengan tidak ada kesepakatan. Namun sejauh ini, Uni Eropa juga tidak ingin terburu buru untuk memberikan keputusan untuk memperpanjang tenggat waktu tersebut. Karena menurut kami hal ini juga harus diakhiri, khususnya terkait dengan keluarnya Inggris dari Uni Eropa secara cepat namun juga membawa kesepakatan. Karena kalau tidak membawa kesepakatan, hal ini akan menjadi bencana selanjutnya, khususnya terkait dengan perekonomian Inggris itu sendiri.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak menguat dan ditradingkan padalevel 6.163-6.245,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Selasa (22/10/2019).