ANALIS MARKET (12/9/2018) : Rupiah Berpotensi Melemah Terdampak Sentimen Regional

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Samuel Aset Manajemen (SAM) menyebutkan, Indeks futures bursa Asia ditutup bervariasi, indikasi indeks di bursa Asia akan bergerak ‘mixed’ pada hari ini, Rabu (12/9/2018), namun ada potensi naik dengan harga minyak mentah yang dibuka naik pagi ini.

Sedangkan mata uang kuat Asia, HK dolar dan Sin dollar dibuka melemah terhadap USDolar.

“Kondisi ini bisa membuat sentimen pelemahan rupiah tetapi kemungkinan BI akan menjaga dengan ketat rupiah dan membawa rupiah kembali ke kisaran antara Rp.14.820 - Rp.14.850 per USD,” sebut Lana Soelistianingsih, Kepala Riset/Ekonom SAM dalam laporan riset yang dirilis Rabu (12/9/2018).

Lebih lanjut, riset SAM juga menyebutkan, indeks penjualan eceran (IPE) Juli 2018 tercatat 216, melambat dibandingkan Juni 2018 yang sebesar 237,08 atau turun 9,2% mom tetapi masih naik 2,9% yoy. Kinerja Juli mencatat hampir semua indeks IPE turun kecuali Bahan Bakar Minyak naik karena naiknya harga minyak mentah dunia. Untuk bulan Agustus, IPE diperkirakan masih melambat walaupun ada kenaikan untuk Suku Cadang dan Asesoris, Barang Budaya dan Rekreasi, dan juga Bahan Bakar Minyak karena efek melemahnya rupiah.

Sementara itu, utang pemerintah per akhir Juli 2018 tercatat sebesar Rp.4.253,02 triliun (naik 12,5% yoy) atau sebesar 29,7% dari PDB. Untuk yang jatuh tempo tahun ini sebesar Rp.395,97 triliun, dan sekitar Rp.113,06 triliun dalam denominasi US dolar.

Nilai tersebut diperkirakan meningkat karena rata-rata kurs tengah BI per 10 September tercatat Rp.13.982,32, diatas asumsi kurs APBN 2018 Rp.13.400 per USD.