Menkeu : Penerbitan Surat Utang Bakal Terus Dilakukan Sesuai Rencana Yang Sudah Dijadwalkan
Pasardana.id – Belakangan ini, kenaikan imbal hasil (yield) obligasi negara bertenor 10 tahun tercatat cukup tinggi, bahkan mencapai 7,8%.
Pasalnya, dengan kenaikan imbal hasil yang cukup tinggi tersebut, maka beban pemerintah nantinya untuk membayar utang juga lebih tinggi.
Menyikapi hal tersebut, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, bahwa pihaknya (pemerintah) akan terus memberikan perhatian terkait dengan risiko yang berasal dari eksternal maupun internal.
“Dari hal yang bisa kita control, akan dikontrol terutama yang berhubungan dengan framework kerangka kebijakan makro. Apakah itu dari sisi fiskal, moneter dan neraca pembayaran agar yang disebut furnerabilitas atau kerawanan itu tetap bisa ditekan,” jelas Sri Mulyani di Jakarta, Kamis (28/6/2018).
Adapun terkait kenaikan imbal hasil (yield) obligasi negara yang terjadi belakangan ini, menurut Sri Mulyani, tidak akan berdampak pada rencana pemerintah dalam hal penerbitan surat utang.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menegaskan, bahwa penerbitan (surat utang) akan tetap berjalan sesuai dengan yang tertuang dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN)
“Kebutuhan pembiayaan kan sudah disampaikan. Kita mengelola APBN kan tidak seperti anda semua yang setiap hari menanyakan berubah enggak berubah enggak. Kalau berubah-berubah terus kan malah tidak memberikan guidance," jelas Sri Mulyani.
"Jadi pembiayaan tidak akan kita lakukan yang kemudian berubah ketika yield berubah terus kita semua jadi takut. Jadi kita lakukan saja pengadaan SBN sesuai schedule yang kita sudah jadwalkan. Kita selalu berkomunikasi dan mencari strategi bagaimana mendapatkan pembiayaan yang paling kecil. Termasuk alternatif pembiayaan," tandas dia.