Lepas 561,1 Juta Saham Baru, Indonesia Kendaraan Terminal Incar Rp1 Triliun

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IKT) tengah mengincar dana sekitar Rp1 triliun dengan melepas 561.101.600 saham atau sebesar 30% dari Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Perseroan, melalui Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO).

Director Head Invesment Banking PT Mandiri Sekuritas, Primonanta Budi Atmojo mengatakan, pihaknya akan mengumumkan kisaran harga penawaran pada uji tuntas IPO IKT yang dimulai pukul 16.00 WIB.

“Dengan target dana Rp1 triliun dan jumlah saham yang dilepas 561,1 juta lembar saham, kan bisa dihitung harga penawarannya,” ujar Budi di Jakarta, Senin (28/5/2018).

Jika mengacu pernyataan itu, berdasarkan perhitungan Pasardana.id, harga penawaran calon emiten jasa kepelabuhan tersebut, berada pada kisaran Rp1.782 perlembar saham. 

IKT yang dikenal juga sebagai IPC Car Terminal menunjuk dua Penjamin Pelaksana Emisi Efek (Joint Lead Underwriters/JLU), yaitu PT Bahana Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas. Sedangkan RHB bertindak sebagai Agen Penjual Internasional (International Selling Agent).

Sesuai rencana, penawaran awal (bookbuilding) berlangsung pada 24 Mei 2018 hingga 22 Juni 2018. Penetapan harga IPO diharapkan pada 25 Juni 2018, sedangkan pencatatan perdana saham (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dijadwalkan pada 10 Juli 2018.

Sementara itu, Direktur Utama PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. Chiefy Adi Kusmargono mengatakan, pihaknya akan mengalokasikan 50% dana hasil IPO untuk belanja modal. Dengan rincian, pengembangan lahan parkir kendaraan dari 31 hektar menjadi 89 hektar baik vertical maupun horizontal. Sehingga daya tampung meningkat dari 700.000 kendaraan menjadi 2,1 juta kendaraan pada tahun 2022.

“Biaya pengembangan pada tahun ini butuh Rp500 miliar,” kata dia.

Selanjutnya, 25% dana hasil IPO akan digunakan untuk perpanjangan sewa lahan selama 15 tahun.

Lebih lanjut, Adi menjelaskan, selama ini pihaknya menyewa lahan induk usaha yakni PT Pelindo II secara tahunan dan hal itu dinilai tidak efisien.

“Sehingga kami menyewa selama 15 tahun dengan pembayaran dimuka selama lima tahun. Sedangkan sisanya untuk modal kerja,” papar dia.

Asal tahu saja, IKT didirikan sebagai entitas bisnis tersendiri pada 5 November 2012 dengan persentase kepemilikan saham PT Pelindo II (Persero) sebesar 99% dan PT Multi Terminal Indonesia sebesar 1%.

Sebelum menjadi entitas bisnis tersendiri, IKT hanya sebuah strategic business unit yang bernama Tanjung Priok Car Terminal (TPT), yang pengelolaannya di bawah Kantor Pusat dan beroperasi sejak Juni 2007.

IKT memiliki beberapa keunggulan, di antaranya satu-satunya perusahaan yang mengelola terminal komersial yang memberikan jasa pelayanan terminal kendaraan di negara terpadat ke-4 di dunia, memiliki 100% captive market, dan margin bisnis tinggi.

Selain itu, perseroan memiliki pasar yang berkembang pesat, basis klien yang solid, penguasaan lahan yang terjamin dan ekspansi yang terencana dengan baik, serta tim manajemen yang sangat berpengalaman.

Sementara itu, Indonesia adalah negara dengan penjualan mobil terbesar ke-17 di dunia dan nomor satu di ASEAN. Secara produksi, Indonesia merupakan negara terbesar ke-18 di dunia dan nomor dua di ASEAN. Adapun pertumbuhan produksi mobil di Indonesia secara tahunan mencapai 11,4% selama 2007-2017.

Pada 2017, IKT membukukan pendapatan sebesar Rp 422,1 miliar, meningkat dibandingkan 2016 yang sebesar Rp 314,3 miliar. EBITDA naik menjadi Rp 175,4 miliar dari Rp 133,4 miliar. Laba kotor naik menjadi Rp 208,6 miliar dari Rp 164,5 miliar, dan laba bersih melonjak menjadi Rp 130,1 miliar dari Rp 98,4 miliar.

Adapun nilai aset per akhir 2017 mencapai Rp 336,3 miliar, meningkat dibandingkan 2016 yang sebesar Rp 264,9 miliar. Liabilitas naik menjadi Rp 99,2 miliar dari Rp 79,3 miliar dan ekuitas meningkat menjadi Rp 237 miliar dari Rp 185,6 miliar. Sementara itu, current ratio sebesar 3,3 kali, naik dari 2,4 kali.

Sementara itu, rata-rata ROA dalam tiga tahun terakhir mencapai 35,4%, margin EBITDA 40,4%, ROE 50,6%, dan ekuitas terhadap aset 69,8%.