Industri Dana Pensiun Belum Lihat Calon Emiten Yang Prospektif

foto : istimewa

Pasardana.id - Industri dana pensiun selama ini banyak bertindak sebagai penyerap penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO). Namun, dalam satu tahun belakangan ini minat dana pensiun untuk menjadi investor saham IPO menurun.

Hal itu disampaikan Ketua Umum Lembaga Dana Pensiun Indonesia, Mudjiharno di Jakarta, Selasa (25/4/2017).

“Kemungkinan calon- calon emiten yang ditawarkan itu tidak menarik," ujar dia.

Sehingga, lanjut dia, manajer investasi industri dana pensiun, lebih memilih instrumen lain seperti SBN (surat berharga negara) dan deposito.

Bahkan dalam enam bulan belakangan ini, khusus dana pensiun yang dipimpinnya yakni dana pensiun PT BRI Tbk tidak melakukan investasi pada saham IPO.

“Kami belum menemukan calon emiten yang menarik," terang dia.

Lebih lanjut ia menjelaskan, untuk menempatkan dana investasi pada saham IPO, maka harus dipastikan dalam penawaran saham tersebut mengalami dua kali kelebihan permintaan atau oversubcribed.

“Dana pensiun lain juga punya kriteria masing-masing dan mungkin belum ada yang cocok," kata dia.

Dalam kesempatan ini, dirinya juga mengelak bahwa sepinya minat industri dana pensiun terhadap saham-saham IPO dikarenakan adanya kewajiban untuk mengalokasikan 30% dana inevestasi pada SBN (Surat Berharga Negara).

“Tidak ada itu dana pensiun kehabisan dana investasi karena diwajibkan membeli SBN. Hanya saja, kita ada risk apeatite," ujar dia.

Sebelumnya, Direktur PT Ciptadana Sekuritas Asia, John Herry Teja mengatakan, sepinya emiten baru akhir-akhir ini dikarenakan ketatnya likuditas. Hal itu disebabkan permintaan pemerintah kepada dana pensiun untuk menyerap penawaran SBN.

“Jadi, semua dana pensiun yang punya afiliasi dengan pemerintah disuruh menyerap SBN," terang dia.