ANALIS MARKET (22/5/2018) : IHSG Diproyeksi Bergerak Mixed dengan Kecenderungan Negatif Dibayangi Depresiasi Rupiah

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Kiwoom Sekuritas menyebutkan, Bursa regional diperdagangkan mixed cenderung menurun pagi ini.

Sebelumnya, Dow Jones naik 1.2% pada level 25,013 semalam (21/5), setelah Menteri Keuangan Amerika mengungkapkan kesepakatan dengan Pemerintah China untuk menghentikan sementara saling menggertak terkait kebijakan perdagangan antara kedua negara.

Adapun indeks harga saham gabungan (IHSG) turun dibawah level terendah sebelumnya pada awal Mei seiring berlanjutnya aksi jual investor asing.

“Menyikapi beberapa kondisi tersebut diatas, kami memperkirakan IHSG bergerak mixed dengan kecenderungan negatif dibayangi depresiasi Rupiah serta kecenderungan kenaikan yield obligasi Pemerintah Indonesia,” ungkap analis Kiwoom Sekuritas dalam laporan riset yang dirilis Selasa (22/5/2018).

Lebih lanjut, riset Kiwoom juga menyebutkan beberapa aksi korporasi yang layak dicermati pelaku pasar diperdagangan hari ini, antara lain;

IPO - PT Steadfast Marine 
PT Steadfast Marine berencana menjual 350 juta saham (35% saham) melalui penawaran umum perdana (IPO). Harga penawaran IPO berkisar Rp 110-Rp 120 per saham sehingga perseroan akan meraih dana senilai Rp 38.5 Miliar hingga Rp 42 Miliar. Seluruh dana hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja pembuatan kapal yang diproduksi dalam negeri. Bersamaan dengan proses IPO, Steadfast Marine juga menawarkan waran sebesar 175 juta lembar dengan rasio 2:1 dan berdurasi satu tahun. Perseroan menunjuk PT Jasa Utama Capital Sekuritas sebagai penjamin pelaksana efek dan menargetkan listing di Bursa Efek Indonesia pada 8 Juni 2018. 

BMRI - Kredit bermasalah 
Laporan audit investigatif Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkapkan kerugian negara senilai Rp 1.83 Triliun yang dilakukan PT Tirta Amarta Bottling Company (TAB). Nilai tersebut berawal dari total fasilitas yang telah disalurkan senilai total Rp 1.4 Triliun. PT Bank Mandiri (BMRI) mulai menyalurkan kredit modal kerja (KMK) pada Desember 2008 yang turut dikembangkan pula menjadi perpanjangan fasilitas KMK, letter of credit (LC) impor, dan fasilitas treasury pada April 2015. TAB merupakan produsen air minum dalam kemasan (AMDK) merek Viro. 

SHIP - Non-preemptive rights 
PT Sillo Maritime Perdana (SHIP) akan melaksanakan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non-preemptive rights) pada Juni 2018. Perseroan aakn menjual 219.7 juta saham atau setara 8.79% dari modal disetor dengan harga pelaksanaan Rp 796 per saham. SHIP berpotensi meraih dana sebesar Rp 174 Miliar dari aksi korporasi tersebut. Perseroan akan menggunakan dana tersebut sebagai tambahan modal anak usahanya, PT Suasa Benua Sukses (SBS) untuk membiayai pembelian dua armada kapal. 

WTON - Pabrik baru 
PT Wijaya Karya Beton (WTON) akan segera mengoperasikan pabrik beton pracetak (precast) di Makassar. Pabrik tersebut ditingkatkan kapasitasnya dari sebelumnya 210,000 ton menjadi 300,000 ton. Operasional secara penuh atas fasilitas tersebut diharapkan dimulai setelah libur Lebaran untuk memasok box girder untuk proyek jalan tol A.P. Pettarani senilai Rp 1.8 Triliun. Dalam proyek tersebut WTON bertindak sebagai kontraktor utama.