BI Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi 2017 Lebih Baik Dibanding 2015-2016
Pasardana.id - Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi hingga akhir 2017 berada di posisi 5,05%.
Jika perkiraan ini terealisasi, maka pertumbuhan ekonomi sepanjang 2017 masih lebih baik dibanding kondisi perekonomian Indonesia periode 2015 yang sebesar 4,88%, dan pertumbuhan 2016 yang sebesar 5,02%.
Demikian diungkapkan Gubernur BI, Agus Martowardojo dalam konferensi pers di Gedung BI, Jakarta, Kamis (28/12/2017).
"Kita ikuti, pertumbuhan ekonomi 2017 memang lebih baik dibanding 2015," ujar Agus.
Lebih lanjut dijelaskan, perbaikan ekonomi terlihat dari mulai meningkatnya investasi serta aktivitas ekspor-impor.
Peningkatan impor terjadi karena dunia usaha sudah mulai mempersiapkan diri untuk pekerjaan berikutnya di tahun depan dan diharapkan bisa mendorong perekonomian yang lebih baik.
Adapun capaian Indonesia yang baik tahun ini adalah surplus pada neraca perdagangan yang mencapai US$12 miliar. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan periode November 2016 yang tercatat sebesar US$8,48 miliar.
Selain itu, defisit neraca transaksi berjalan yang mulai membaik sejak periode 2013-2014, dimana defisit sempat menyentuh angka 4,2%, namun di tahun ini diprediksi 1,65% dari gross domestic product (GDP).
Sementara itu, peningkatan rating utang Indonesia juga menjadi salah satu indikator mulai membaiknya perekonomian nasional.
Adapun cadangan devisa Indonesia tercatat US$125,9 miliar atau setara dengan 8,1 bulan impor dan pembayaran kewajiban Indonesia ke luar negeri.
Dari sisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, tahun 2017 ini memiliki volatilitas yang terjaga.
"Nilai tukar rupiah tahun lalu bisa dikatakan nomor 2 terbaik di bawah Jepang, dengan apresiasi sebesar 2,25%. Volatilitas rupiah cenderung stabil sepanjang 2017 meskipun sempat ada tekanan eksternal pada kuartal IV, seperti AS yang meluncurkan paket kebijakan dan ketidakpastian pengganti Janet Yellen," terang Agus.
Sementara di sektor perbankan, kondisi stabilitas sistem keuangan tercermin pada rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan yang cukup tinggi pada level 23,2% dan rasio likuiditas (AL/DPK) pada level 22,7% pada Oktober 2017.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) berada pada level 2,96% (gross) atau 1,25% (net). Pertumbuhan kredit Oktober 2017 tercatat masih sebesar 8,16% (yoy), meski membaik dibandingkan September sebesar 7,86% (yoy).
Namun demikian, pembiayaan ekonomi melalui pasar keuangan, seperti penerbitan saham, obligasi, dan medium term notes (MTN), terus tumbuh tinggi hingga mencapai 45,5% (yoy) pada Oktober 2017.
Adapun pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2017 tercatat 11,0% (yoy), menurun dibandingkan bulan sebelumnya 11,7% (yoy). Untuk keseluruhan 2017, DPK dan kredit diperkirakan tumbuh masing-masing sekitar 9,0% (yoy) dan 8,0% (yoy).

