Garuda Alami Rugi Bersih Akibat Kenaikan Harga Avtur

foto : istimewa
foto : istimewa

Pasardana.id - Garuda Indonesia menghadapi dampak kenaikan harga minyak sepanjang 2017. Pasalnya, bahan bakar avtur digunakan pesawat Garuda sebagai bahan bakar, terbuat dari minyak.

“Biaya bahan bakar avtur naik 54% dari US$189,8 juta menjadi US$292,3 juta," kata Pahala N Mansury, Direktur Utama (Dirut) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk di Jakarta, pada akhir minggu lalu.

Dijelaskan, kenaikan harga avtur berimbas pada kerugian bersih yang dicapai Garuda sebesar US$99,1 juta pada kuartal I 2017. Angka ini anjlok ketimbang periode yang sama tahun lalu dari perolehan laba bersih sebesar US$800.000.

Walaupun penerimaan yang naik 6,2% atau sekitar US$856 juta menjadi US$909,5 juta dollar AS, tak mampu mengkompensasi tingginya biaya operasional bahan bakar. Biaya bahan bakar berkontribusi 20%-30% dari total biaya.

Menurut Pahala, kenaikan harga bakar avtur berakibat total biaya operasional meningkat 21,35% menjadi US$840,1 juta menjadi US$1,01 miliar. 

Menyikapi kondisi tersebut, menurut Pahala, pihaknya akan mengkaji 10-20 rute untuk tidak diteruskan penerbangannya. Pasalnya, penyelenggaraan rute ini menyebabkan kerugian diderita Garuda.

“Dalam satu-dua minggu ini akan kami eksekusi," jelasnya.

Ditambahkan, Garuda juga akan melakukan efisiensi dari bahan bakar. Selain itu perbaikan kinerja dari sisi biaya akan dilakukan kepada anak usahanya, yaitu Citilink.